Urin berbusa, pernakah Bunda mengalaminya saat hamil? Apakah ini normal atau justru tanda bahaya?
Ketika hamil, kondisi tubuh Bunda memang berbeda dari biasanya karena adanya perubahan hormon. Namun, ada baiknya Bunda mengenali perubahan mana yang termasuk normal bagi ibu hamil dan mana yang masuk kategori tidak normal sampai berbahaya.
Selain mengalami perubahan bentuk tubuh, sebagian wanita hamil juga mengalami perubahan pada metabolisme dan sekresi misalnya urin yang berbusa. Apakah urin berbusa saat hamil ini termasuk normal atau justru berbahaya? Yuk Bunda, kita cari tahu penyebabnya.
Berikut 5 penyebab urin berbusa saat hamil dan cara mengatasinya
1. Buang air kecil dengan kecepatan tinggi
Kadangkala, Bunda sibuk dengan pekerjaan atau aktivitas lainnya hingga tidak sengaja menunda keinginan untuk ke toilet. Atau Bunda sadar menunda karena ingin menyelesaikan pekerjaan terlebih dahulu.
Di lain waktu, Bunda berada pada situasi yang memaksa Bunda harus menahan buang air kecil. Misalnya ketika terjebak macet di jalan agak lama. Atau ketika berada di ruang publik dan sulit menemukan toilet umum sehingga hajat BAK pun harus tertunda.
Buang air kecil yang tertunda ini menyebabkan penumpukan urin di kandung kemih yang banyak. Ketika akhirnya urin tersebut dikeluarkan, volume urin banyak dan keluar dengan kecepatan tinggi. Inilah yang menyebabkan urin Bunda berbusa.
Cara Mengatasi
Jika Bunda yang sedang hamil mengalam urin berbusa karena menahan kencing, maka cara mengatasinya sederhana dan tak perlu ke dokter. Jangan pernah menunda-nunda buang air kecil supaya tidak terjadi kelainan yang lebih serius lagi. Jika bepergian, usahakan buang air kecil terlebih dahulu di rumah supaya tidak ada penumpukan urin.
Juga, jangan malas mencari toilet umum ketika berada di ruang publik. Selain itu, sesibuk apa pun pekerjaan Bunda, jangan abaikan keinginan untuk buang air kecil dan segera ke toilet.
2. Dehidrasi bisa menjadi penyebab urin berbusa
Kurangnya cairan tubuh dan suhu udara dapat menyebabkan dehidrasi ringan hingga berat. Dehidrasi ini membuat cairan urin menjadi lebih pekat dan terkonsentrasi sehingga dapat membentuk busa ketika urin dikeluarkan.
Saat tubuh mengalami dehidrasi maka urin cenderung mengandung protein. Jika urin berprotein tersebut bercampur beberapa bahan kimia lainnya yang menempel di toilet maka bisa membentuk busa.
Cara Mengatasi
Kondisi urin berbusa ini tidak berbahaya dan dapat segera pulih jika cepat ditangani. Caranya dengan memastikan ibu hamil mengonsumsi air yang cukup, minimal 1.5-2 liter air per hari.
Perlu diingat, yang dimaksud mengonsumsi air adalah air putih atau air mineral ya Bunda. Kopi dan teh tidak termasuk karena minuman tersebut justru bersifat diuretik.
Selain minum yang cukup, Bunda juga disarankan untuk mengonsumsi makanan yang banyak mengandung air seperti buah semangka, melon, jeruk dll.
3. Infeksi saluran kemih
Apabila Bunda mengalami urine berbusa disertai dengan gejala buang air kecil terasa nyeri dan tidak tuntas, anyang-anyangan, urine kemerahan, bisa jadi itu adalah indikasi adanya infeksi saluran kemih (ISK).
Ada beberapa penyebab infeksi saluran kemih. Salah satunya karena bakteri. Inilah yang menyebabkan urine berbusa.
Artikel terkait:Irish Bella didiagnosis ISK saat hamil, ini gejala dan risiko yang perlu diwaspadai
Cara Mengatasi
Jika terjadi urin berbusa karena ISK, sebaiknya Bunda segera memeriksakan ke dokter untuk mendapatkan antibiotik. Sebagai pertolongan pertama Bunda dapat mengonsumsi banyak cairan sebelum ditangani oleh dokter.
4. Proteinuria menyebabkan urin berbusa saat hamil
Protein dicurigai menjadi penyebab lain dari urine berbusa. Proteinuria adalah keberadaan protein di dalam urin. Ketika hamil, wajar jika urin Bunda mengandung sedikit protein sehingga menimbulkan busa.
Namun jika jumlah protein tersebut berlebihan hingga mencapai 300mg atau lebih dalam rentang waktu 24 jam, ini adalah kondisi abnormal dan berbahaya bagi ibu hamil.
Bagaimana cara mengetahuinya?
Bunda dapat mengamati apakah urin berbusa terjadi terus-menerus? Apakah busa tampak signifikan meskipun Bunda sudah mengonsumsi banyak cairan? Apakah Bunda tidak bisa menahan buang air kecil?
Jika jawabannya adalah iya maka Bunda harus waspada.
Cara Mengatasi
Sebaiknya Bunda minta antar suami ke dokter untuk mendapatkan tindakan urinalisis atau pemeriksaan air seni. Tindakan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah kadar protein dalam urin Bunda apakah masih normal atau berlebihan.
Minta saran dokter untuk mengurangi gejala dan ikuti anjurannya sesuai prosedur.
5. Preeklampsia
Urin berbusa juga dapat mengindikasikan sindrom preeklamsia yang menjadi momok bagi ibu hamil. Sindrom ini ditandai dengan tekanan darah tinggi dan protein dalam urin sehingga urin berbusa.
Waspadai jika Bunda juga mengalami gejala sakit kepala, pembengkakan pada tangan dan wajah, sakit perut, mual, muntah, penurunan buang air kecil dan penglihatan menjadi kabur.
Bentuk preeklamsia yang parah akan menyebabkan kegagalan beberapa organ misalnya otak, hati, mata, ginjal, paru-paru dan jantung.
Cara Mengatasi
Ketika mendapati urin berbusa, segera pergi ke rumah sakit jika Bunda juga mengalami gelaja-gejala di atas. Lakukan pemeriksaan darah dan urin untuk mengetahui kondisi yang akurat dan mendapat tindakan yang sesuai dari dokter.
Tips untuk Pencegahan Urin Berbusa Saat Hamil
Berikut beberapa kiat untuk mencegah urin berbusa saat hamil:
- Jangan biarkan jumlah cairan tubuh menurun. Minum air minimal 7-8 gelas sehari.
- Batasi konsumsi makanan yang mengandung protein tinggi seperti telur dan ikan. Ingat, Bunda cukup membatasi porsinya agar tidak berlebih saja ya, bukan menghindarinya karena protein sangat dibutuhkan ketika hamil.
- Jaga kesehatan dengan menghindari pemicu stress, makan makanan sehat dan lakukan yoga prenatal.
- Segera hubungi dokter jika ada gejala-gejala yang mencurigakan. Komunikasikan ke dokter apa yang Bunda rasa membuat tidak nyaman. Semakin cepat dan tepat mendapat penanganan, maka semakin cepat pula penyembuhannya.
Sumber: honestdocs, klikdokter
Baca juga:
Kencing berbusa bisa jadi tanda gagal ginjal pada anak dan orang dewasa, waspada!