Setelah memasuki fase pernikahan hal alami dan sudah sangat membudaya yang akan ditanyakan oleh lingkungan kita adalah: Sudah hamil belum? Sudah punya anak berapa? Pertanyaan ini akan sangat biasa saja bagi yang jalannya mulus dalam mendapatkan buah hati, tapi tidak sedikit dari pasangan menikah mereka diharuskan punya usaha lebih dalam menghadirkan malaikat kecil dalam keluarga. Ini adalah pesan untuk kita para pejuang garis dua.
Penantian untuk Buah Hati bagi Pejuang Garis Dua
Penantian Saya dan Suami dalam menghadirkan buah hati tidak berjalan mulus, pengobatan medis maupun alternatif kami jalankan, sayangnya semuanya masih belum memberikan hasil yang kami kehendaki.
Berulangkali melakukan tes kehamilan pada alat penguji kehamilan selalu memiliki satu garis, entah alatnya yang rusak atau memang ada yang salah dengan kami.
Kadang hati ini rasanya sedih apalagi melihat kerabat dan rekan sudah sibuk dengan dunia mengurus buah hatinya, terlihat jelas pada postingan media sosial yang menunjukkan potret keluarga bahagia dengan buah hati yang tersenyum lepas.
Doa terus dipanjatkan pada yang Maha Kuasa agar diberikan titipan yang lucu, usaha terus dilakukan walau terkadang rasanya sudah sangat lelah dan ingin menyerah. Namun, semua pasti akan mendapatkan “waktu”nya masing-masing.
Akhirnya Garis Dua itu Muncul
Jum’at 29 Januari 2021, entah ini sudah keberapa kali saya menguji alat tes ini, akhirnya ada garis lain yang ikut “berkontribusi” pada alat tes ini, tidak melulu dengan satu garis yang saya sudah sangat bosan melihatnya.
Ada rasa tidak percaya, beberapa kali saya mengucek mata, siapa tahu saya salah melihat karena baru saja bangun tidur, tapi tiba-tiba penglihatan saya menjadi buram karena air mata haru keluar tanpa aba-aba, saya menyeka beberapa kali dan melihatnya lagi dan lagi, Kali ini saya tidak salah lihat, garis lain ini yang selalu ditunggu akhirnya muncul juga.
Kami akhirnya melakukan konfirmasi ke”valid”an dari hasil tes ini ke dokter, dimana beliau adalah salah satu dokter dimana kami sempat melakukan salah satu program kehamilan dan benar adanya hari itu memberikan angin bahagia untuk kami.
Kebahagiaan berubah menjadi kecemasan
Sayangnya itu hanya sesaat, setelah beliau menyatakan saya hamil beliau juga menyatakan bahwa kehamilan saya masih rawan karena baru jalan 6 minggu tapi belum terlihat “isi”nya. Saat itu juga nafas Saya rasanya ingin berhenti, biasanya umur 6 minggu sudah terlihat isi didalam kantung kecil itu.
Beliau memberikan suntikan lalu obat kemudian menyuruh kami untuk datang pekan depan agar dilihat kembali perkembangan dan memastikan lagi kehamilan saya.
Hati yang masih belum tenang meliputi saya, walaupun suami memberikan dukungan penuh, saya tahu hatinya juga sedang tidak baik-baik saja.
Janinku Berkembang dengan Baik
Akhirnya pada pekan depan, Jum’at 5 Februari 2021 untuk kali pertama kami diperdengarkan irama jantungnya. Ternyata apa yang kami khawatirkan tidak terjadi, malaikat kecil ini berkembang dengan baik di dalam rahim saya.
Saat hamil, saya masih sebagai seorang pegawai diperusahaan perbankan, banyaknya tekanan membuat saya harus terus menjaga “titipan” ini dengan semaksimal mungkin. Berinteraksi dengan banyak orang di waktu pandemi Covid-19 memang sedikit berbahaya.
Terkena COVID-19 saat Hamil 32 Minggu
Untungnya perusahaan memberikan dukungan penuh terhadap karyawannya dengan memberikan asupan vitamin dan juga bekerja dari rumah beberapa hari dalam sepekan, tapi walaupun demikian akhirnya saya tidak bisa menghindar dari paparan covid-19 pada saat memasuki usia kandungan diminggu ke-32.
Rasanya sangat sakit sekali tidak bisa melakukan apapun dan hanya berbaring ditempat tidur.
Saya lebih sering memegang perut yang sudah besar dengan harapan calon buah hati saya selalu memberikan saya respon saat saya menyentuhnya.
Rekan Kerja ada yang Meninggal saat Hamil karena COVID-19
Ketakutan pasti ada, apalagi pada saat itu ada rekan kerja yang sedang hamil sama seperti saya, 8 bulan kehamilan dia harus “berpulang” bersama anak yang dikandungnya karena tidak mampu melawan virus ini didalam tubuhnya.
Tapi dukungan positif dan juga aura positif harus terus saya hadirkan agar fisik saya kuat dan otak tetap berpikir waras.
Akhirnya Saya dan si calon buah hati ini berhasil melewati virus ini, setelah dinyatakan sembuh.
Saya kembali periksa ke dokter kandungan, tapi saya mendapatkan berita kurang baik tentang kondisi saya yang mengalami hipertensi. saya diharuskan banyak istirahat, menjaga pola makan dan minum obat.
Alami Hipertensi saat Hamil
Tepat minggu ke 36, Saya dan suami kembali datang untuk periksa kandungan, tapi ternyata hipertensi ini membuat kami harus tinggal di rumah sakit karena tekanan darah saya yang saat itu mencapai 200/160.
Bahaya? Tentu saja, saat itu Saya berpikir bahwa saya tinggal satu atau dua hari dulu. Seperti rekan saya yang pernah cerita saat dia akan melahirkan karena hipertensi, untuk tekanan darah diturunkan terlebih dahulu, tapi itu tidak berlaku untuk yang saya jalani.
Setelah mendapatkan beberapa penanganan dan bayi saya dinyatakan bahwa semua organ seluruhnya matang, malam itu juga si buah hati ini lahir ke dunia melalui operasi caesar.
Buah hati Kami Lahir dengan Selamat
Malaikat kecil ini hadir saat usia pernikahan kami 6 tahun, mungkin angka ini bisa lebih cepat atau lebih lambat bagi pasangan lain, tapi percayalah, bahwa Tuhan akan memberikan titipan ini diwaktu yang tepat, saat doa-doa tak henti dipanjatkan, usaha tak bosan dijalankan maka dia akan hadir dikehidupan keluarga kita.
Susah memang untuk tidak mendengarkan lisan yang berkata dengan nada bercanda atau sekedar bertanya iseng, tapi tetap yakin bahwa pemilik kehidupan ini tahu kapan saatnya Dia memberikan titipan itu kepada kita.
Tidak mungkin kita akan menjelaskan apa saja yang sudah kita usahakan pada orang lain, tapi percaya saja bahwa Tuhan memiliki cara kerjanya sendiri, Dia sangat paham kapan kita siap untuk dititipkan malaikat kecil dirahim kita.
Untukmu, wahai pejuang garis dua, tetaplah semangat! Semoga semua yang kalian usahakan akan segera dikabulkan.
Berpikirlah positif, walau terkadang susah untuk berpura-pura bahagia, menangislah dan ceritakan keluh kesahmu pada pemilik skenario hidupmu, bukan pada makhluk yang dia juga tidak tahu cerita apa yang akan membuatmu bahagia.
Ny.Chinta-28092022
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.