10 Tradisi Unik Idul Adha di Indonesia, Tak Potong Kurban Saja

Menabuh gamelan hingga berbagi makanan ke umat agama lain, ini tradisi unik idul adha di berbagai daerah Indonesia. Cek, yuk!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Keragaman budaya yang terdapat di Indonesia membuat negara ini memiliki banyak cara dalam merayakan hari raya keagamaan. Salah satunya, perayaan Idul Adha. Momen menyembelih hewan kurban ini dilakukan dengan banyak cara, sesuai dengan tradisi unik yang terdapat di tiap wilayah. Penasaran seperti apa tradisi unik Idul Adha yang ada di berbagai wilayah di Indonesia? Yuk, cari tahu di sini dan simak penjelasannya satu per satu!

10 Tradisi Unik Idul Adha, Ragam Acara Potong Kurban di Indonesia

1. Pasuruan: Manten Sapi

Image: Pojok Review

Tradisi unik Idul Adha dari Jawa bagian Timur yang disebut dengan tradisi Manten Sapi (Pengantin Sapi) ini awalnya dilakukan di Pasuruan. Sehari sebelum perayaan Idul Adha, sapi-sapi dimandikan dengan kembang tujuh rupa, lalu didandani. Mereka dihias dengan kalung yang terbuat dari kembang tujuh rupa dan kain putih. Kemudian mereka diarak mengelilingi desa layaknya pengantin sebelum esoknya diberikan kepada panitia kurban masjid setempat untuk disembelih.

Makna dari tradisi ini adalah untuk menghormati hewan kurban sebelum dikurbankan. Di hari penyembelihan, para ibu di desa tersebut membawa peralatan dan perlengkapan masak lengkap dengan bumbu dapur sebagai persiapan memotong dan mengolah daging sapi.

Artikel terkait: Pesona Kawah Ijen, Wisata Alam di Jawa Timur yang Hadirkan Segudang Keindahan

2. Tradisi Unik Idul Adha Grebeg Gunungan di Keraton Yogyakarta

Image: Pojok Review

Masyarakat Yogyakarta melakukan tradisi unik Idul Adha yang dinamakan Grebeg Gunungan. Beberapa hari sebelum hari raya, mereka mempersiapkan bermacam-macam hasil bumi berupa sayuran dan buah-buahan sebagai bahan untuk membuat gunungan. Kemudian, hasil bumi tersebut disusun hingga menjadi 3 lapis gunungan. Gunungan lalu diarak mengelilingi kota. Biasanya perarakan dilakukan mulai dari halaman Keraton hingga berakhir di Masjid Gedhe Kauman.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Di akhir perarakan, umat Muslim yang hadir di lokasi boleh mengambil atau saling berebut hasil bumi dari gunungan tersebut. Mereka percaya, dengan jika berhasil mengambil hasil bumi yang disusun pada gunungan, hidup mereka akan kelimpahan rejeki di hari mendatang.

Selain hari raya Idul Adha, Grebeg Gunungan juga di perayaan Idul Fitri yang disebut dengan Grebeg Syawal.

Sekilas, tradisi Idul Adha ini cukup mirip dengan tradisi Apitan yang biasa dilakukan oleh masyarakat Semarang.

3. Keraton Kasepuhan Cirebon dan Surakarta: Gamelan Sekaten

Image: Jatengdaily.com

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tradisi Gamelan Sekaten yang ada di Keraton Kesepuhan Cirebon dan Keraton Surakarta dilakukan usai menunaikan shalat Idul Adha. Kesenian gamelan ini dipertontonkan dua kali setahun, yakni pada Idul Adha dan Idul Fitri. Sedangkan di Surakarta, Gamelan Sekaten juga diselenggarakan saat perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Di Cirebon, pertunjukkan Gamelan Sekaten berlangsung di Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Dan di Surakarta diadakan halaman Masjid Agung Surakarta.

Masyarakat Surakarta biasa menyaksikan gendhing-gendhing Jawa tersebut sambil mengunyah kinang (sekapur sirih dan rempah lainnya). Sambil mendengarkan mereka berharap, diberikan kesehatan dan umur panjang agar bisa menyaksikan pertunjukkan tersebut di tahun berikutnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

4. Maluku Tengah: Kaul Negeri dan Abda’u

Image: Travelingyuk.com

Masyarakat Muslim di wilayah Maluku Tengah, Negeri Tulehu, juga punya tradisi unik Idul Adha. Namanya, Kaul dan Abda’u. Dalam tradisi ini, pemuka adat dan agama menggendong tiga kambing yang akan dikurbankan setelah shalat Idul Adha menggunakan kain.

Mereka menggendong sambil mengaraknya berkeliling diiringi alunan dzikir dan shalawat menuju masjid sebelum disembelih bersama hewan kurban lainnya selepas Ashar.

Tujuan dari tradisi ini adalah menolak bala dan permohonan kepada Tuhan YME agar memberikan perlindungan bagi Negeri Tulehu.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tradisi unik Idul Adha di Maluku Tengah ini sudah dilakukan sejak ratusan tahun, sejak terbentuknya pemerintahan otonom bersyariat Islam sekitar 1600 Masehi.

Artikel terkait: 50 Nama bayi dari Bahasa Maluku untuk inspirasi nama bayi perempuan dan laki-laki 

5. Tradisi Unik Idul Adha di Madura: Toron

Image: Times Indonesia

Mayoritas masyarakat Indonesia mudik menjelang Idul Fitri. Beda dengan masyarakat Madura yang justru melakukan tradisi pulang kampung (toron) saat perayaan Idul Adha.

Masyarakat Madura yang merantau di berbagai kota, mempersiapkan diri untuk pulang kampung. Sesampainya di kampung halaman, mereka merayakan potong kurban bersama dengan saudara sekampungnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

6. Semarang: Apitan

Image: Dinas Pariwisata Kabupaten Demak

Tradisi Apitan sekilas mirip dengan Grebeg Gunungan di Yogyakarta. Untuk merayakan Idul Adha, masyarakat muslim di Semarang juga mengumpulkan hasil bumi dan mengaraknya keliling kota.

Apitan dilakukan dengan mengumpulkan hasil bumi dan menyusunnya menyerupai tumpeng. Lalu masyarakat di sana berdoa bersama dipimpin oleh pemuka agama, kemudian mengarak hasil bumi dan ternah berkeliling kota. Nantinya, hasil tani tersebut diambil secara rebutan oleh masyarakat setempat.

Melalui tradisi Apitan, masyarakat mengungkapkan rasa syukur atas panen berlimpah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

7. Gowa: Accera Kalampoang

Image: Wartamakassar.com

Accera Kalompoang merupakan tradisi keagamaan yang sangat sakral bagi masyarakat Gowa, Sulawesi Selatan. Tradisi ini dilakukan dua hari berturut-turut menjelang dan pada Hari Raya Idul Adha.

Acara Accera Kalompoang dimulai dengan ritualisasi pencucian benda-benda keramat yang digelar di rumah adat Balla Lompoa atau Istana Raja Gowa. Benda keramat ini merupakan peninggalan Kerajaan Gowa yang masih tersimpan di Istana Balla Lompoa.

Menurut catatan sejarah, ritual ini sudah dilakukan sejak pemerintahan Sultan Alauddin, Raja Gowa ke-14 dan raja di Gowa yang pertama kali memeluk agama Islam.

8. Banyuwangi: Jemur Kasur

Image: Adita.co.id

Tak kalah unik dari tradisi yang lain, masyarakat suku Osing di Desa Kemiren, Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur, melakukan tradisi Mepe Kasur (Jemur Kasur). Ini salah satu tradisi penolak bala dari penyakit, masalah rumah tangga, dan bencana alam.

Sebelum prosesi jemur kasur dilakukan, pagi hari mereka mengadakan tarian gandrung. Setelah itu, kasur gembil berwarna merah dan hitam dikeluarkan dan dijemur dari pagi hingga sore. Sesekali Kasur dipukul dengan rotan atau sapu lidi agar bersih.

Jadi bisa Bunda bayangkan seperti apa suasana Kota Banyuwangi jelang Idul Adha, ya.

Warna merah pada kasur menandakan keberanian, sedang hitam berarti langgeng.

Artikel terkait: Tari Gandrung Banyuwangi, Tradisi Indonesia yang Bisa Diajarkan ke Anak

9. Nanggroe Aceh Darusallam: Meugang

Image: Kompasiana

Kata Meugang berasal dari kata Makmeugang, yaitu sebuah tradisi yang identik dengan makan daging sapi atau kerbau yang diolah dengan beraneka ragam masakan dan dinikmati secara bersama-sama.

Meugang sudah dilakukan sejak masa Kerajaan Aceh. Biasanya yang menjadi sumber penyedia hewan kurban adalah pihak kerajaan. Mereka memotong banyak sekali hewan kurban dan membagikannya secara gratis kepada masyarakat.

Ini sebenarnya sama seperti yang dilakukan masyarakat Muslim pada umumnya di Indonesia.

Tradisi unik Idul Adha ini terus dilakukan oleh masyarakat Aceh hingga kini sebagai ungkapan syukur atas kemakmuran tanah Aceh.

10. Tradisi Unik Idul Adha di Bali: Ngejot

Image: Detik Travel

Memang Bali memikili banyak sekali tradisi unik yang berhubungan dengan kepercayaan Hindu. Namun demikian, di Pulau Dewata ini ada juga tradisi unik bagi masyarakat Muslim. Namanya Ngejot, yang biasa diadakan setiap Hari Raya Idul Adha.

Ngejot dilakukan dengan membagi-bagikan makanan dan minuman kepada tetangga nonmuslim. Ini sebagai perwujudan sikap toleransi beragama.

Itulah berbagai tradisi unik Idul Adha dari berbagai wilayah di Indonesia. Apakah sama dengan yang ada di daerah Anda? Apapun bentuk tradisinya, ini bagian dari kearifan lokal yang kita lestarikan bersama.

Baca juga: