10 Tips Meningkatkan Peluang Keberhasilan Program Bayi Tabung, Patut Dicoba!

Coba terapkan 10 kiat ini agar peluang keberhasilan program bayi tabung meningkat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Saat ini mulai banyak pasangan suami istri yang melirik program bayi tabung untuk mengusahakan kehamilan. Jika Anda dan pasangan pun tertarik dengan program ini, tak ada salahnya mengulik terlebih dahulu tips sukses bayi tabung, agar peluang keberhasilannya semakin meningkat.

Program bayi tabung kerap menjadi pilihan, terlebih bagi pasangan suami istri yang sulit mendapatkan momongan. Secara sederhana, bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) merupakan prosedur medis di mana pembuahan sel telur oleh sperma terjadi di luar tubuh.

Akan tetapi, perlu diingat bahwa melakukan program bayi tabung tidak serta merta membuat perempuan segera hamil dan punya anak. Sebab, tetap ada berbagai hal yang harus diperhatikan dengan cermat. Sejumlah pasangan bahkan harus mengulangi prosedur beberapa kali karena berbagai faktor yang menyebabkan kegagalan.

Oleh karena itu, jika Anda dan pasangan memutuskan untuk menjalani program bayi tabung, pastikan mengikuti panduan yang tepat. Dengan demikian, peluang berhasilnya program akan semakin besar.

10 Tips Sukses Bayi Tabung yang Patut Dicoba

Melansir dari Healthline, setidaknya ikuti 10 langkah berikut ini agar sukses menjalani program bayi tabung.

1. Siapkan Mental dan Fisik

Menjalani program bayi tabung pada kenyataannya akan cukup menguras emosi. Latihlah diri untuk mengelola emosi saat mempersiapkan, memulai, dan menyelesaikan siklus bayi tabung. Kecemasan, kesedihan, dan ketidakpastian adalah hal biasa.

30 hari menjelang siklus bayi tabung, sangat penting untuk memastikan tubuh Anda sehat, kuat, dan sepenuhnya siap untuk proses medis yang cukup intens ini.

2. Menjalani Siklus IVF atau Bayi Tabung

Siklus IVF terbagi menjadi 6 tahapan sebagai berikut.

  • Persiapan

Tahap persiapan sejak 2 hingga 4 minggu sebelum memulai siklus IVF. Ini termasuk membuat perubahan kecil gaya hidup untuk memastikan Anda dalam kondisi paling sehat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dokter mungkin merekomendasikan obat-obatan untuk mendapatkan siklus menstruasi yang teratur. Hal ini membuat tahap selanjutnya menjadi lebih mudah.

  • Tahap 1

Tahap ini hanya membutuhkan satu hari. Hari 1 IVF adalah hari pertama haid terdekat dengan perawatan IVF terjadwal.

  • Tahap 2

Tahap ini bisa berlangsung dari 3 hingga 12 hari. Anda akan mulai menggunakan obat kesuburan yang merangsang ovarium agar melepaskan lebih banyak telur dari biasanya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Tahap 3

Pada tahap ini akan mendapat suntikan “hormon kehamilan” atau yang juga dikenal dengan nama human chorionic gonadotropin (hCG). Hormon ini membantu ovarium melepaskan beberapa sel telur.

Tepat 36 jam setelah suntikan, Anda akan berada di klinik kesuburan di mana dokter akan memanen atau mengeluarkan sel telur.

  • Tahap 4

Tahap ini memakan waktu satu hari dan terdiri dari dua bagian. Pasangan (atau donor) akan menyediakan sperma atau akan melakukannya saat perempuan sedang memanen sel telur.

Sel telur “segar” akan dibuahi dalam beberapa jam. Ini adalah saat perempuan akan mulai mengonsumsi hormon yang disebut progesteron. Hormon ini membantu mempersiapkan rahim untuk kehamilan yang sehat dan mengurangi kemungkinan keguguran.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Tahap 5

Kurang dari seminggu setelah sel telur dipanen, embrio sehat hasil pembuahan akan dimasukkan kembali ke dalam rahim. Ini adalah prosedur non-invasif, dan tidak akan merasakan apa-apa.

  • Tahap 6

Pada 9 hingga 12 hari kemudian, Anda akan kembali ke dokter. Kemudian dokter akan melakukan pemindaian untuk memeriksa kondisi embrio di dalam rahim. Lalu, akan menjalani tes darah untuk memeriksa kadar hormon kehamilan.

Artikel Terkait: Ingin memiliki momongan, Asmirandah dan Jonas Rivano jalani program bayi tabung

3. Tips Sukses Bayi Tabung: Bagaimana Mengatur Pola Makan?

Selama siklus IVF, fokuslah untuk makan makanan yang sehat dan seimbang. Jangan membuat perubahan pola makan yang drastis selama waktu ini.

Aimee Eyvazzadeh, seorang ahli endokrin reproduksi, merekomendasikan pola makan Mediterania. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa diet Mediterania dapat meningkatkan tingkat keberhasilan IVF di antara perempuan yang berusia di bawah 35 tahun dan tidak mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hal ini karena pola makan juga memengaruhi kesehatan sperma. Tak luput, dorong pasangan untuk menjalankan diet Mediterania bersama.

Berikut ini cara mudah menerapkan diet Mediterania:

  • Perbanyak sayur dan buah
  • Pilih protein rendah lemak, seperti ikan dan unggas.
  • Makan biji-bijian, seperti quinoa, oat dan gandum utuh.
  • Tambahkan kacang-kacangan, termasuk kacang polong, buncis, kacang hijau, kacang merah, dll.
  • Konsumsi lemak sehat, seperti alpukat, minyak zaitun, kacang tanah, kacang almond, kacang mede.
  • Batasi daging merah dan berlemak, gula, serta makanan olahan.
  • Kontrol konsumsi garam. Tingkatkan rasa makanan dengan bumbu dan rempah-rempah alami.

4. Cara Berolahraga selama IVF

Jika sebelumnya termasuk orang yang aktif berolahraga, Dr. Eyvazzadeh merekomendasikan untuk terus melakukan apa yang selama ini telah dilakukan.

Akan tetapi, Eyvazzadeh merekomendasikan semua perempuan yang menjalani IVF agar tetap berlari tidak lebih dari 15 mil per minggu.

“Berlari lebih mengganggu kesuburan kita daripada bentuk olahraga lainnya,” katanya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Lari dapat berdampak negatif pada penebalan lapisan rahim dan mengalihkan darah dari rahim ke organ dan otot lain ketika sistem reproduksi sangat membutuhkannya.

Jika Anda seorang yang rajin berlari, ganti lari jarak jauh dengan jogging ringan, elips, dan spinning. Konsultasikan lebih jauh dengan dokter pribadi untuk rekomendasi yang disesuikan.

5. Obat-obatan yang Harus Dihindari

Saat bersiap untuk memulai siklus IVF, beri tahu dokter tentang obat apa pun yang diminum. Pastikan untuk mencantumkan semuanya, bahkan obat yang paling umum.

Beberapa obat berpotensi mengganggu obat kesuburan, menyebabkan ketidakseimbangan hormonal, dan membuat pengobatan IVF kurang efektif.

Obat-obatan di bawah ini adalah yang paling penting untuk dihindari. Tanyakan kepada dokter apakah mungkin untuk meresepkan obat alternatif selama siklus IVF dan bahkan selama kehamilan.

  • Resep dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDS) OTC, seperti aspirin, ibuprofen (Advil, Motrin, Midol), dan naproxen (Aleve)
  • Obat untuk depresi, kecemasan, dan kondisi kesehatan mental lainnya, seperti antidepresan
  • Steroid, seperti yang digunakan untuk mengobati asma atau lupus
  • Obat anti kejang
  • Obat tiroid
  • Produk kulit, terutama yang mengandung estrogen atau progesteron
  • Obat kemoterapi

6. Suplemen untuk Dikonsumsi selama IVF, Tips Sukses Bayi Tabung

Mulailah vitamin prenatal dalam 30 hari (atau bahkan beberapa bulan) sebelum siklus IVF, salah satunya konsumsi suplemen asam folat. Vitamin ini sangat penting, karena melindungi otak dan cacat lahir tulang belakang pada janin yang sedang berkembang.

Vitamin prenatal bahkan dapat membantu laki-laki meningkatkan kesehatan spermanya. Dr. Eyvazzadeh juga merekomendasikan minyak ikan, yang dapat mendukung perkembangan embrio.

Jika kadar vitamin D rendah, mulailah mengonsumsi suplemen vitamin D sebelum siklus IVF. Menurut penelitian, kadar vitamin D yang rendah pada ibu mungkin terkait dengan autisme.

Jangan lupa, selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen apa pun. Serta, bisa juga memeriksa label untuk sertifikasi Internasional NSF. Label ini menunjukkan bahwa suplemen tersebut telah disertifikasi sebagai aman oleh organisasi evaluasi independen terkemuka.

Artikel Terkait: Ingin program bayi tabung? Ini dana yang harus disiapkan

7. Mengatur Pola Tidur

Sebuah studi tahun 2013 menemukan bahwa tingkat kehamilan pada mereka yang tidur 7 hingga 8 jam setiap malam secara signifikan lebih tinggi daripada mereka yang tidur dalam waktu yang lebih singkat atau lebih lama.

Dr. Eyvazzadeh mencatat bahwa melatonin, hormon yang mengatur tidur dan reproduksi, mencapai puncaknya antara jam 9 malam dan tengah malam. Ini berarti, paling tidak jam 10-11 malam harus sudah tidur.

8. Anjuran dan Larangan Tentang Seks

Dalam 3 hingga 4 hari sebelum pengambilan sperma, suami harus menghindari ejakulasi, secara manual atau melalui vagina, kata Dr. Eyvazzadeh. Namun, itu tidak berarti benar-benar berpantang terhadap seks.

Pasangan dapat melakukan "outercourse". Jadi, asalkan suami tidak mengalami ejakulasi selama masa perkembangan sperma yang penting tersebut, silakan bermain-main.

Dia juga merekomendasikan pasangan untuk menjaga penetrasi tetap dangkal dan menghindari hubungan dalam vagina, karena ini dapat mengiritasi serviks.

9. Perawatan Diri selama IVF

Menyiapkan dan menjalani IVF kemungkinan akan menjadi salah satu pengalaman paling menantang dalam hidup. Mulai merawat diri sendiri sejak dini sering kali bisa sangat membantu. Berikut beberapa tips:

  • Minum cukup air
  • Tidur yang cukup dan manjakan diri dengan tidur siang
  • Siapkan camilan favorit
  • Bersosialisasi dengan teman
  • Berkencan dengan pasangan
  • Lakukan yoga atau latihan ringan lainnya
  • Meditasi
  • Membaca buku dan mendengarkan musik
  • Menonton film
  • Buat jurnal dan catat pikiran dan perasaan
  • Jadwalkan pemotretan untuk sebuah kenang-kenangan

10. Bekerjasama dengan Pasangan, Salah Satu Tips Sukses Bayi Tabung

Hal terpenting yang dapat dilakukan bersama pasangan adalah saling mendukung dan bekerja sama. Ajak pasangan untuk berbicara, mendengarkan, berpelukan, bersikap proaktif membantu memenuhi kebutuhan pasangan selama proses IVF, mengatur janji dengan dokter, berolahraga dan meditasi, serta bersenang-senang menghabiskan waktu senggang bersama.

Itulah 10 tips sukses bayi tabung. Semoga bermanfaat.

Baca Juga:

id.theasianparent.com/makanan-sehat-setelah-embrio-transfer

Penulis

Titin Hatma