Tips Parenting: 6 Cara Membesarkan Anak yang Bahagia

Tumbuh kembang anak yang bahagia tentunya jauh lebih maju, dibandingkan anak yang tidak bahagia. Orangtua harus tahu, hal yang apa saja yang bisa dilakukan, dan apa yang harus dihindari, agar membuat anak bahagia.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Anak yang bahagia adalah dambaan setiap orangtua. Melihat senyum dan keceriaannya, akan membuat Anda merasa sukses sebagai orangtua dalam membesarkannya.

Akan tetapi, kadang Anda juga mendapati kondisi anak terlihat murung dan bersedih. Meski dia kelihatannya baik-baik saja, namun dia tidak memiliki optimisme yang tinggi.

Hal ini bisa jadi juga dipengaruhi oleh mood dan perilaku orangtua di depan anak. Karena itu, Anda harus selalu ingat apa saja yang dilakukan dan diucapkan di depan anak.

Artikel Terkait: Penelitian, Mood Ayah Pengaruhi Kesehatan Mental Anak

Berikut ini adalah tips agar bisa membesarkan anak yang bahagia, sebagaimana dilansir dari laman Tiny Step.

1. Selalu mencari hikmah dari setiap kejadian

Selalu melihat hikmah positif dari setiap kejadian yang menimpa keluarga, baik anak maupun orangtua, dapat memiliki manfaat besar. Anak akan belajar untuk selalu melihat sisi positif dari situasi yang sedang dia alami.

Melihat orangtua yang selalu berfikir positif akan membantu anak meneladani perilaku tersebut. Ajarilah anak Anda untuk selalu bersikap positif, meski keadaan terlihat sangat buruk.

Hal ini juga bisa membantu anak mengatasi masalah secara efisien. Dan di masa depan nanti, dia akan menjadi pribadi yang lebih optimis dan penuh pikiran positif.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2. Tidak mengeluh di depan anak

Mengeluh adalah sebuah perilaku negatif, yang bisa menular pada anak. Saat anak mendengar orangtuanya mengeluh akan sesuatu, dia akan melihat situasi secara lebih pesimis.

Perilaku orangtua yang sering mengeluh, juga bisa memicu anak untuk selalu bersikap negatif dan selalu mengeluh akan segala sesuatu. Sehingga pikiran positif tidak akan menghampirinya.

Oleh karena itu, jangan biarkan anak Anda mendengar orangtuanya mengeluh tentang apapun. Jika ingin berkeluh kesah, cobalah ajak pasangan ke ruangan lain, atau ke beranda. Dan pastikan anak tidak dalam jarak dengar saat Anda mengeluarkan uneg-uneg dari pikiran Anda.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Mengijinkan anak untuk sukses

Cobalah untuk memberikan tantangan pada anak, yang memungkinkan dia berhasil melampauinya dengan mudah. Hal ini akan membuat mereka merasakan kesuksesan, dan Anda pun bisa meningkatkan rasa percaya dirinya dengan pujian.

Artikel terkait: Pujian untuk Memotivasi Anak

Buatlah anak Anda merasakan kesenangan karena berhasil. Hal ini akan mendorongnya untuk aktif dalam berbagai kegiatan, dan tidak mudah menyerah saat keadaan menjadi sulit. Pujian juga akan bermakna lebih dalam dari hadiah, karena bisa memunculkan respon positif dari anak.

4. Kepercayaan diri

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Mengijikan anak untuk bebas bermain sesuai keinginannya sendiri, bisa berdampak positif baginya. Selain itu, membebaskannya seperti ini akan membuat dia menjadi lebih kreatif.

Kebebasan ini akan membuat anak lebih berani berinisiatif di masa depannya nanti. Terutama jika kegiatan yang ia lakukan, memberi hasil yang menyenangkan bagi mereka.

Orangtua yang membebaskan anaknya beraktifitas, juga akan mendorong munculnya rasa percaya diri dalam pribadi anak. Anak-anak juga menjadi lebih optimis, dan merasa bahagia atas keberhasilan inisiatif mereka.

5. Jauhkan anak dari stres orangtua

Masalah-masalah yang membuat stres orangtua, sebaiknya jangan dibagikan ke anak. Seperti masalah keuangan keluarga, dan hal-hal lain yang seharusnya menjadi fokus orangtua.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Anda harus menyembunyikan hal-hal ini dari anak, hingga mereka mencapai usia saat mentalnya mampu berfikir dan menghadapi masalah tersebut.

Jika anak dihadapkan pada masalah ini terlalu dini, saat mereka tidak mampu mengerti, apa dan mengapa hal tersebut terjadi, maka anak akan melihat dunianya secara negatif.

Hindari melibatkan anak Anda dalam masalah berat seperti ini. Agar ia bisa tumbuh menjadi anak yang bahagia.

6. Saat anak mengalami masalah

Ketika anak memiliki sebuah masalah, dengarkan curhatannya dengan seksama, dan berikan nasehat serta solusi. Tunjukkan padanya, bahwa setiap masalah bisa diselesaikan, meski tampaknya masalah tersebut sangat besar.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Cobalah untuk mengubah sudut pandangnya atas masalah tersebut. Jika dia merasa tidak mampu melakukan sesuatu, katakan padanya untuk tetap mencoba dan belajar, sampai dia berhasil melakukannya dengan baik.

Ajari anak Anda untuk tidak pernah kehilangan harapan. Jangan pernah anggap remeh masalahnya, atau membandingkannya dengan masalah orang dewasa, karena masalah mereka tidak akan pernah sama.

Membantu anak menyelesaikan masalahnya, akan membuat si anak bisa lebih berani menghadapi masalah. Diapun tidak akan merasa stres berlebihan. Hasilnya? Dia akan menjadi anak yang bahagia karena bisa mengandalkan orangtuanya untuk memberi solusi saat dia terkena masalah.

Semoga bermanfaat ya, Parents. 

 

Baca juga:

id.theasianparent.com/membuat-anak-bahagia/

Penulis

Fitriyani