Mengenal Tarsius: Ciri, Perilaku, Makanan, dan Fakta Menarik tentangnya

Tarsius merupakan salah satu hewan endemik Indonesia yang memiliki beberapa fakta unik. Simak rangkumannya untuk Parents!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tarsius merupakan hewan primata kecil endemik Indonesia. Hewan ini dapat ditemui di beberapa pulau di Indonesia. Uniknya, mereka termasuk dalam genus Tarsius, suatu genus monotipe dari famili Tarsiidae. Genus monotipe tersebut merupakan satu-satunya famili yang bertahan dari ordo Tarsiiformes. 

Sebagai hewan endemik, Tarsius memiliki beberapa keunikan tersendiri. Kali ini, kami akan merangkum beberapa fakta menarik tentang hewan ini, simak sampai akhir, ya.

Artikel terkait: 10 Hewan yang Bisa Berubah Warna, Tak Hanya Bunglon

Ciri

sumber: Wikipedia

Secara bentuk, hewan ini memiliki tubuh yang relatif kecil dengan mata yang besar. Masing-masing bola matanya memiliki diameter sekitar 16 mm. Di samping itu, mereka juga memiliki kaki belakang yang panjang. Apabila diukur dari kepa hingga tubuh, hewan ini memiliki panjang antara 10 hingga 15 cm, sementara kaki belakangnya memiliki panjang dua kali lipatnya.

Di samping itu, mereka juga memiliki ekor ramping dengan panjang 20 hingga 25 cm. Jemari mereka juga panjang dan terdapat cakar di ujungnya. Mereka memiliki bulu yang lembut, sangat mirip dengan beludru dengan warna cokelat keabu-abuan, cokelat muda, atau kuning menuju jingga muda.

Perilaku Tarsius

Hewan ini termasuk dalam kategori nokturnal atau banyak melakukan aktivitas pada malam hari. Pada siang hari, mereka sangat sedikit beraktivitas. Meskipun terlahir sebagai hewan nokturnal, mereka tidak memiliki pemantul cahaya atau tapetum lucidum di matanya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Namun, kedua matanya terkoneksi dengan bagian otak bernama lateral geniculat nucleus. Bagian tersebut merupakan bagian utama di talamus yang memberikan informasi visual. Mereka bereproduksi dengan cara beranak. Biasanya, janin mereka akan dikandung selama enam bulan dan hanya melahirkan seekor anak.

Anak yang baru lahir dapat memanjat pohon dalam waktu sehari setelah dilahirkan. Mereka akan mencapai dewasa dalam waktu satu tahun saja. Ketika dewasa, mereka pun akan memilih untuk tinggal berpasangan dengan cakupan kekuasaan wilayah hingga satu hektar luasnya. Hewan ini pun termasuk monogami.

Mereka akan setia pada satu pasangan saja hingga akhir hayat. Hal ini disebabkan tarisus betina dan anak-anak mereka selalu membutuhkan tempat tinggal yang nyaman dengan kualitas baik, seperti pohon ara atau pohon lain dengan diameter besar. Tarsius betina nantinya akan menyapih anak-anak mereka setelah berusia 80 hari. Mereka akan siap kawin pada usia 17 bulan.

Artikel terkait: 10 Hewan Paling Aneh di Dunia, Ada yang Seperti Gabungan Zebra dan Jerapah

Makanan

sumber: Wikipedia

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Secara umum, tarsius merupakan hewan pemakan serangga atau insektivora. Mereka akan menangkap serangga dengan cara melompat dan memakannya. Selain mengonsumsi berbagai jenis serangga, mereka juga memangsa beberapa hewan keci, seperti burung kecil, ular, kadal, dan kelelawar. Setiap hari, mereka melompat dari satu pohon ke pohon lainnya untuk mencari makanan.

Habitat

Dilansir dari laman Institut Pertanian Bogor, tarsius dapat ditemui di beberapa pulau di Indonesia, seperti Pulau Natuna, Pulau Subi. Selain itu, persebaran mereka juga terdeteksi di Pulau Kalimantan, Pulau Karimata, Brunei Darussalam, Pulau Sumatra, Pulau Bangka, dan Malaysia.

Menurut laman Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, mereka suka hidup di hutan primer dan hutan sekunder dataran rendah. Mereka menyukai rumpun bambu, akar pohon beringin, dan lubang-lubang kayu yang digunakan untuk bersembunyi dan beristirahat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: 12 Hewan Terkuat di Dunia, Ada Semut Pemotong Daun Loh!

Tarisus Terancam Punah

sumber: Wikipedia

Seperti hewan endemik lainnya, tarsius pun masuk dalam hewan yang dilindungi karena terancam punah karena perdagangan satwa ilegal. Pemerintah Indonesia pun telah membuat regulasi untuk melindungi hewan primata ini. Hal ini tertuang dalam PP Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa. 

Namun, seperti diberitakan oleh Tempo.co, perburuan tarsius sampai saat ini masih terjadi. Hal ini disebabkan, hewan ini sering kali dikira tikus oleh masyarakat yang tinggal di sekitar habitatnya. Di samping itu, populasi hewan ini pun semakin menurun karena adanya pembukaan hutan dan kebakaran hutan yang terjadi di sekitar habitat mereka.

Demikian beberapa fakta menarik mengenai salah satu hewan endemik Indonesia, tarsius. Semoga bisa menambah pengetahuan Parents dan buah hati mengenai kekayaan fauna kita, ya!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca juga:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan