Parents, banyak sekali dari kita yang menyamakan tabungan pendidikan dan asuransi pendidikan unit link. Sekilas memang dua produk ini serupa, padahal kenyataannya tidak demikian.
Kita kadang merasa tidak perlu mengetahui tentang perbedaan, sisi positif maupun negatif dari tabungan pendidikan atau asuransi pendidikan.
Yang penting adalah saat nanti anak-anak sekolah kita tidak bingung lagi dengan urusan biaya pendidikan. Parents, sebagai nasabah kita harus tahu persis tentang produk yang akan kita beli. Jangan sampai kita menyesal kemudian.
Tabungan pendidikan
Tabungan pendidikan adalah produk perbankan untuk menabung. Jumlah uang di tabungan nantinya adalah jumlah tabungan yang dimasukkan plus bagi hasil / bunga yang diberikan oleh bank.
Beberapa bank menawarkan tabungan pendidikan berjangka yang dananya bisa ditarik saat anak hendak masuk SD, SMP, SMA atau perguruan tinggi dengan nominal yang direncanakan sebelumnya.
Dapat dikatakan tabungan pendidikan terjamin keutuhan modal dan bagi hasilnya. Jika terjadi sesuatu dengan bank, Anda tak perlu khawatir akan kehilangan uang karena bank dijamin oleh LPS (tentu saja dengan beberapa ketentuan).
Tabungan pendidikan relatif aman karena mempunyai risiko yang kecil. Parents tinggal menentukan berapa dana yang dibutuhkan untuk sekolah nanti, kemudian bagi setiap bulan. Hasil perhitungan tersebut akan menentukan berapa yang harus parents tabung setiap bulannya.
Yang menjadi masalah adalah biaya pendidikan cenderung naik setiap tahun. Beberapa ahli menyatakan bahwa kenaikan biaya pendidikan adalah 10-15% setiap tahun. Sedangkan saat saya menulis artikel ini, bank hanya menawarkan bagi hasil sekitar 5-7% setiap tahun.
Asuransi pendidikan unit link
Asuransi pendidikan adalah produk proteksi dari perusahaan asuransi. Kalau pun parents di tawari asuransi oleh seorang pegawai di sebuah bank, di situ bank hanya berperan sebagai agen asuransi.
Asuransi pendidikan pun beragam tergantung penawaran yang diberikan oleh sebuah perusahaan asuransi. Tetapi pada dasarnya asuransi adalah menjual proteksi.
Sebagai contoh misal Bunda Andin ikut asurasi pendidikan untuk anaknya yang berumur 1 th dengan premi sebesar 1 juta rupiah setiap bulan selama 17 tahun. Dengan kesepakatan dana akan dicairkan pada tahun ke-5 (TK), tahun ke-7 (SD), tahun ke-13 (SMP), tahun ke-16 (SMA), dan tahun ke-19 (PT).
Jika terjadi risiko, misalnya Bunda Andin meninggal atau cacat sehingga tidak dapat membayar premi, maka putra bunda Andin akan tetap bisa menerima dana karena premi dibayar oleh perusahaan asuransi.
Parents juga harus memahami bahwa ada banyak proteksi yang ditawarkan oleh pihak agen asuransi. Semakin besar proteksi yang ter-cover maka premi yang dikenakan juga semakin besar.
Asuransi unit link nantinya akan membagi dana yang Anda bayarkan menjadi 2, yaitu dana untuk membayar asuransi dan investasi dalam bentuk unit link.
Tingkat keuntungan investasi pada asuransi pendidikan tidak pasti atau tidak dijamin, semua tergantung dari kinerja investasi yang dipilih dan risiko investasi. Nilai nvestasi di asuransi unit link bisa turun, tetap atau bertambah.
Pilihan risiko ini biasanya dijelaskan oleh agen asuransi yang menjual produk asuransi pendidikan unit link. Ilustrasi yang ditunjukkan oleh agen asuransi adalah kinerja mereka dalam berinvestasi beberapa tahun terakhir.
Keuntungan yang diperoleh dari sebuah asuransi pendidikan bisa sangat banyak atau berlipat jauh di atas keuntungan tabungan pendidikan atau berjangka.
Jika Anda memilih tabungan pendidikan Anda tetap mendapat keuntungan meski nominalnya lebih kecil daripada asuransi unit link. Di sini berlaku hukum high risk high return, makin besar resiko makin besar pula keuntungannya.
Bagaimanapun juga sebaiknya Anda banyak bertanya kepada agen asuransi mengenai jumlah dan risiko jika mengambil sebuah produk asuransi pendidikan.
Parents, semoga sedikit informasi di atas bermanfaat untuk membantu Anda menjatuhkan pilihan.
Baca juga:
Merencanakan Tabungan Pendidikan dengan Penghasilan UMR; Mungkinkah?