Mengenal 3 Jenis Susu Dijual di Pasaran, Mana yang Terbaik?

Sama-sama susu, setiap jenis susu nyatanya berbeda. Yuk simak perbedaannya agar tidak salah pilih!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Siapa di antara Bunda yang membiasakan keluarga untuk mengonsumsi susu? Tentunya termasuk si Kecil di rumah? Sudahkah Bunda memahami jenis susu termasuk susu pasteurisasi?

Seperti yang kita ketahui, susu memiliki ragam manfaat untuk kesehatan tubuh sehingga baik dikonsumsi setiap hari untuk mendukung tumbuh kembang si Kecil. Namun, perlu digaris bawahi bahwa susu bukanlah pengganti makanan pokok, melainkan pendamping.

Sayangnya, sampai saat ini budaya mengonsumsi susu di Indonesia masih cukup rendah. Data yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) tahu. 2017 menyebutkan, konsumsi susu masyarakat Indonesia hanya 16,5 liter per kapita per tahun.

Padahal, di pasar Indonesia sudah memiliki ragam susu yang bisa dipilih. Adanya beberapa pilihan produk susu ini tentu saja dibedakan berdasarkan tekstur dan proses pengolahannya.

Sudahkan Bunda memahami dan menentukan mana susu terbaik untuk si Kecil?

Jenis Susu yang Dikenal di Pasaran

Ada beberapa jenis susu yang perlu Bunda ketahui, di antaranya:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

1. Susu Pasteurisasi

Susu pasteurisasi merupakan proses paling sederhana dan paling umum digunakan, agar susu bisa dikonsumsi. Proses pasteurisasi bisa dibilang, mirip dengan proses Bunda memasak susu murni di rumah.

Susu pasteurisasi merupakan cara mengawetkan susu melalui pemanasan pada suhu 72 derajat Celcius. Pemanasan pada suhu dibawah titik didih ini menyebabkan susu pasteurisasi masih belum bebas dari sejumlah mikroorganisme (Niamsuwan, et al., 2014). Karena itu, susu pasteurisasi tidak bisa bertahan lama karena tidak semua bakteri yang ada di dalam susu mati. Adanya mikroorganisme dalam susu pasteurisasi juga mengakibatkan produk mempunyai daya simpan yang terbatas.

Banyak orang mengetahui bahwa susu pasteurisasi yang umum hampir tidak mengandung zat besi atau memiliki kadar yang sangat rendah.

Menurut jurnal yang dipublikasikan oleh National Library of Medicine mengutip bahwa susu sapi umumnya memiliki kandungan zat besi yang sangat rendah (hanya 0,5 mg/L). Susu sapi juga tidak banyak mengandung vitamin C, dan pasteurisasi juga mengurangi kandungannya. Padahal, vitamin C diketahui dapat meningkatkan penyerapan zat besi dari saluran pencernaan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Proses pasteurisasi melibatkan pemanasan susu pada suhu tinggi untuk membunuh bakteri berbahaya, tetapi hal ini juga dapat memengaruhi kandungan nutrisi susu. Meskipun susu merupakan sumber baik beberapa nutrisi, termasuk kalsium dan vitamin D, namun biasanya memiliki kadar zat besi yang relatif rendah.

Salah satu alasan kadar zat besi rendah dalam susu pasteurisasi adalah praktik umum memberi makan sapi dengan pakan yang mungkin tidak kaya akan zat besi. Selain itu, proses pasteurisasi itu sendiri dapat memengaruhi ketersediaan beberapa nutrisi. Panas yang digunakan dalam pasteurisasi dapat merusak enzim dan memengaruhi bio disponibilitas mineral.

Oleh karena itu, jika Bunda ingin meningkatkan asupan zat besi, mereka mungkin perlu mempertimbangkan sumber makanan lain, seperti daging tanpa lemak, unggas, ikan, kacang, lentil, dan makanan atau susu bubuk yang diperkaya zat besi.

2. Ultra High Temperature (UHT)

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bunda tentu sudah cukup familiar dengan jenis susu ini bukan?

Susu UHT merupakan salah satu jenis susu yang mudah ditemui di pasaran. Susu UHT merupakan kepanjangan dari Ultra High Temperature, artinya susu UHT ini telah lebih dulu melewati proses produksinya dengan susu tinggi, 135-140 derajat Celsius dalam waktu 2-4 detik saja. Karena suhunya yang tinggi, semua bakteri atau mikroorganisme pun mati.

Namun, saat susu UHT sudah diminum atau kemasannya terbuka, maka perlu disimpan di lemari pendingin untuk menghindari terpapar dari bakteri. Namun susu UHT tidak mengandung terlalu banyak zat besi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang si Kecil. Dalam sebuah jurnal lokal tertulis, susu siap saji UHT hanya mengandung sebanyak 2% zat besi. 

3. Susu Bubuk

Nah, salah satu jenis susu yang akrab dengan kehidupan Bunda tentu saja susu bubuk.

Sama dengan jenis susu lainnya, susu bubuk juga dibuat dari susu segar. Namun, susu bubuk perlu melewati proses pengeringan lebih dulu. Hal inilah yang menyebabkan teksturnya menjadi kering seperti bubuk. Susu bubuk diolah menggunakan suhu yang tinggi, sehingga terjamin kebersihan dan keamanannya. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Terdapat berbagai jenis susu bubuk di pasaran, salah satu contohnya adalah susu bubuk pertumbuhan untuk si Kecil yang telah difortifikasi dengan berbagai nutrisi penting. Susu bubuk pertumbuhan anak ini biasanya dirancang khusus untuk memberikan nutrisi yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal pada anak-anak. Susu bubuk jenis ini mengandung sejumlah nutrisi penting yang dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi anak-anak yang sedang tumbuh. 

Banyak Bunda yang tentunya memberikan susu pertumbuhan untuk melengkapi nutrisi si Kecil karena memang mengandung banyak nutrisi untuk tumbuh kembang pesatnya.

Soal yang mana jenis susu terbaik buat anak, semua itu tergantung dari pilihan Bunda. Untuk itu, Bunda perlu memastikan yang terpenting adalah isinya ya! Pastikan susu yang Bunda pilih mengandung banyak nutrisi penting untuk dukung periode tumbuh kembang pesat anak.

Nah, Bunda perlu memastikan susu pilihan Bunda mengandung zat besi karena faktanya 1 dari 3 anak Indonesia mengalami anemia, dan salah satu penyebab anemia yang cukup sering ditemui adalah karena kekurangan asupan zat besi, yang justru sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang si Kecil.

Selain itu, Bunda perlu pastikan susu tersebut mengandung nutrisi penting untuk dukung 4 aspek tumbuh kembang anak, yaitu perkembangan otak, seperti DHA dan Omega 3, juga nutrisi untuk pertumbuhan fisik seperti Protein, Vitamin D, dan Kalsium, nutrisi untuk kesehatan saluran cerna seperti Serat Pangan, dan nutrisi untuk daya tahan tubuh seperti Vitamin C dan Zinc.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Nah, semua nutrisi ini dapat Bunda temukan di susu pertumbuhan , lho! Produk susu pertumbuhan ini tersedia dengan berbagai pilihan di pasar, jadi Bunda perlu lebih cermat memilih pilihan yang tepat ya!

Bunda bisa memberikan susu pertumbuhan yang mengandung  kombinasi unik Zat Besi & Vitamin C untuk dukung memaksimalkan penyerapan zat besi  hingga 2x lipat.

Selain itu, pastikan Bunda memilih susu yang mengandung berbagai nutrisi penting seperti DHA, Omega 3&6, Minyak Ikan Tuna untuk dukung perkembangan daya pikir. Tahukah Bunda? Minyak Ikan Tuna lebih baik dari minyak ikan lainnya dan mengandung nutrisi penting lebih tinggi lho!

Selain itu, penting juga untuk Bunda memilih susu yang mengandung Tinggi Protein, Vitamin D, Kalsium untuk dukung pertumbuhan fisik, Sumber Serat Pangan untuk dukung kesehatan saluran cerna, juga Tinggi Vitamin C dan Zinc untuk dukung daya tahan tubuh si Kecil.

Jadi, pastikan Bunda pilih yang isinya lebih penting ya!

Munirah, M., R Malaka, & F Maruddin. 2021. Organoleptic quality of pasteurization milk by matoa (Pometia pinnata) leaf extract supplementation. Department of Animal Production, Faculty of Animal Science, Universitas Hasanuddin, Makassar, Indonesia. iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/788/1/012098/pdf

Apriliyani, Mulia Winirsya., M W Apriliyanti. 2018. Physical Quality and Sensory of Pasteurized Milk Products in Temperature and Transportation Time in Marketing Distribution. Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. jitek.ub.ac.id/index.php/jitek/article/download/296/275/858#:~:text=Susu%20pasteurisasi%20merupakan%20cara%20mengawetkan,masih%20belum%20bebas%20dari%20sejumlah

Graczykowska, Karolina., Joanna Kaczmarek, Dominika Wilczyńska, Ewa Łoś-Rycharska, and Aneta Krogulska. 2021. The Consequence of Excessive Consumption of Cow’s Milk: Protein-Losing Enteropathy with Anasarca in the Course of Iron Deficiency Anemia—Case Reports and a Literature Review. www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8000842/#:~:text=Cow’s%20milk%20has%20very%20low,only%200.5%20mg%2FL).

KHAYRULLIN, Mars., Maksim REBEZOV. 2023. Study on the effects of different sterilization methods and storage conditions on milk quality. Food Science and Technology. fst.emnuvens.com.br/revista/article/download/47/22

Paiva, Kamila Freitas de., Lerrena Lima Sousa, Michele Pereira Cavalcante, cs. 2023. Investigating the impact of pasteurization on the bioactive-rich potential of psyllium and spirulina in a concentrated beverage. Food Engineering Department, Center of Agrarian Sciences, Federal University of Ceará. www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2772275923000539

Hjaltason, G.G. Haraldsson, 2006, Fish oils and lipids from marine sources, Woodhead Publishing, ISBN 9781855739710, https://doi.org/10.1533/9781845691684.1.56

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.

Wijaya, Hervan., Prayanto W.H, Hen Dian Yudani. 2024. Perancangan Video Edukasi Tentang Manfaat Dan Kandungan Gizi Susu Sapi Segar Untuk Anak-Anak. Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra. publication.petra.ac.id/index.php/dkv/article/viewFile/1956/1754