Surat Ad Dhuha: Bacaan, Kandungan, dan Sebab Diturunkannya

Surat Ad-Dhuha menyimpan banyak keutamaan bagi siapa saja yang membaca dan mengamalkannya. Nah, sudahkah Parents memaknai tiap ayat dalam surat ini? 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Surat Ad Dhuha merupakan surah pendek ke-93 dalam Al-Qur'an yang terdiri dari 11 ayat. Ia tergolong surat Makkiyah karena diturunkan di Mekkah. Para imam masjid kerap membacakan surat ini saat salat berjamaah tarawih maupun duha. Surat Ad-Dhuha juga dianjurkan untuk dibaca dalam salat sunah duha pada rakaat pertama setelah membaca Al-Fatihah.

Nama Ad Dhuha sendiri merujuk pada waktu duha, yang mana merupakan saat matahari naik sepenggalah. Ia juga diambil dari sumpah Allah pada ayat pertama yang memiliki arti, "demi waktu duha".

Berikut ini ulasan lengkap surat Ad-Dhuha lengkap dengan bacaan Latin, Arab, dan artinya yang telah kami rangkum dari berbagai sumber.

Artikel terkait: Bacaan Surat At-Tin Arab dan Latin, Jaminan Pahala yang Tiada Putus hingga Lanjut Usia

Bacaan Surat Ad Dhuha Arab dan Latin Beserta Artinya

Simak dan maknai bacaan surat pendek Ad-Dhuha lengkap dalam bentuk bahasa Arab dan latinnya beserta terjemahannya:

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

وَالضُّحٰىۙ

1. Wad duhaa

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artinya: Demi waktu duha (ketika matahari naik sepenggalah),

 

وَالَّيۡلِ اِذَا سَجٰىۙ

2. Wal laili iza sajaa

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artinya: dan demi malam apabila telah sunyi,

مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىؕ‏

3. Ma wad da'aka rabbuka wa ma qalaa

Artinya: Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu,

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

 

وَلَـلۡاٰخِرَةُ خَيۡرٌ لَّكَ مِنَ الۡاُوۡلٰىؕ

4. Walal-aakhiratu khairul laka minal-uula

Artinya: dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan.

 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

وَلَسَوۡفَ يُعۡطِيۡكَ رَبُّكَ فَتَرۡضٰىؕ

5. Wa la sawfa y'utiika rabbuka fatarda

Artinya: Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas.

 

اَلَمۡ يَجِدۡكَ يَتِيۡمًا فَاٰوٰى

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

6. Alam ya jidka yatiiman fa aawaa

Artinya: Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(mu),

 

وَوَجَدَكَ ضَآ لًّا فَهَدٰى

7. Wa wa jadaka daal lan fahada

Artinya: dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk,

 

وَوَجَدَكَ عَآٮِٕلًا فَاَغۡنٰىؕ

8. Wa wa jadaka 'aa-ilan fa aghnaa

Artinya: dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.

 

فَاَمَّا الۡيَتِيۡمَ فَلَا تَقۡهَرۡؕ

9. Fa am mal yatiima fala taqhar

Artinya: Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang.

 

وَاَمَّا السَّآٮِٕلَ فَلَا تَنۡهَرۡؕ

10. Wa am mas saa-ila fala tanhar

Artinya: Dan terhadap orang yang meminta-minta janganlah engkau menghardik(nya).

 

وَاَمَّا بِنِعۡمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثۡ

11. Wa amma bi ni'mati rabbika fahad dith

Artinya: Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).

Surat Ad Dhuha Diturunkan di Kota Mekkah

Seperti sudah disinggung sebelumnya, surat Ad Dhuha diturunkan di kota Mekkah. Surah ini diturunkan setelah beberapa waktu Nabi Muhammad tidak mendapatkan wahyu dari Allah. Hal ini membuat kaum kafir Mekkah menghina beliau dengan ucapan semacam "Muhammad sudah tidak dipedulikan Tuhannya".

Sebagai jawaban atas ucapan tersebut, Allah menurunkan Surah Ad-Dhuha sebagai penegasan bahwa Allah sama sekali tidak meninggalkan Nabi Muhammad. Sebaliknya, Allah selalu menjaga utusan-Nya tanpa terputus.

Diriwayatkan oleh Al Aswad bin Qais, bahwa Jundub bin Sufyan mengisahkan, seorang dari kaum kafir tersebut, Ummu Jamil binti Harb, istri Abu Lahab, berkata kepada Muhammad, "Wahai Muhammad, aku benar-benar berharap setanmu telah meninggalkanmu. Sebab, aku tidak lagi melihatnya sejak dua hari atau tiga hari ini." (H.R. Bukhari 4569). 

Manfaat Membaca Surat Ad Dhuha

Surat Ad-Dhuha menyimpan beragam manfaat di dunia bagi mereka yang membaca dan mengamalkannya antara lain: 

1. Sebagai pengingat untuk berlaku baik pada anak yatim

Anjuran ini jelas tercantum dalam Surat Ad-Dhuha ayat 9 yang berbunyi,

            فَاَمَّا الْيَتِيْمَ فَلَا تَقْهَرْۗfa ammal-yatīma fa lā taq-har

Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang.

Allah memerintahkan kita untuk tidak berlaku semena-semena terhadap anak yatim. Nabi Muhammad yang merupakan utusan Allah sendiri adalah sosok yang sangat menyayangi dan memuliakan anak yatim. 

2. Sebagai pengingat untuk bersyukur

Allah menyayangi hamba-Nya yang senantiasa bersyukur. Sebagaimana ada di surat Ad-Dhuha ayat 11 yang berbunyi:

“Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur)”. 

Manfaat dari mengucap dan merasa bersyukur adalah selalu merasa cukup dan terhindar dari sikap iri dengki terhadap hal-hal yang bukan menjadi hak dan milik kita.

Jika amalan ini dijalankan tentunya akan membawa manfaat dalam hidup kita seperti diberikan ketenangan hati dan terhindar dari stres. 

3. Mempermudah dalam menjalankan salat sunah duha

Salat duha diketahui menjadi salah satu amalan sunah di pagi hari yang dengan izin Allah bisa mendatangkan rezeki. Dengan melaksanakan salat duha, membaca Surat Ad-Dhuha, dan yakin atas kuasa Allah rezeki kita akan diperlancar. Rezeki ini tentu akan bermanfaat untuk hidup di dunia dan bisa bermanfaat untuk kehidupan akhirat jika kita menggunakannya dengan baik.

4. Menjadi tambahan hafalan surat pendek

Manfaat dari membaca Surat Ad Dhuha adalah bisa digunakan untuk tambahan hafalan surat pendek. Menghafal Alquran memang membutuhkan niat, tekad, dan komitmen maka Anda bisa mulai dengan menghafal surat pendek. Jika Anda mengenal Allah, menghafal kitab-Nya, InsyaAllah Allah akan Anda semakin dekat dengan-Nya.

Artikel terkait: Surat Al Bayyinah: Bacaan, Kandungan, dan Keutamaan Membacanya

Kandungan Surat Ad Dhuha

1. Ayat 1-2

Adapun kandungan dari Ad-Dhuha ayat 1-2 ialah, Allah bersumpah atas dua waktu yaitu waktu duha dan waktu malam. Sebagaimana yang disebutkan di atas, waktu duha adalah waktu matahari sepenggalah naik. Pagi hari merupakan waktu di mana manusia mulai beraktivitas,  badan pun masih segar bugar setelah bangun dari tidur. Sedangkan waktu malam hari merupakan waktunya manusia beristirahat yang juga menggambarkan suasana tenang.

2. Ayat 3-4

Dalam surat Ad-Dhuha ayat 3, Allah memberikan penegasan bahwa Allah tidak meninggalkan dan memurkai Nabi Muhammad SAW. Ayat ini diturunkan setelah selang beberapa waktu, yaitu selama lima belas hari wahyu tidak turun kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga orang kafir mengatakan: “Sesungguhnya Tuhan Muhammad SAW telah meninggalkannya dan membencinya.”

Dijelaskan dalam ayat 4 bahwa kehidupan di akhirat itu lebih baik daripada kehidupan di dunia. Bahwa kehidupan di akhirat juga penuh akan kemuliaan.

3. Ayat 5

Pada Ayat 5, Allah memberikan kabar gembira kepada Nabi Muhammad SAW bahwasanya Allah akan memberikan kebahagiaan yang berlimpah ruah untuknya kelak di akhirat. Kemudian, Rasulullah SAW bersabda: “Kalau begitu, mana mungkin aku puas, sedangkan seorang di antara umatku masih berada di neraka”.

Dalam tafsir Ibnu Katsir, telah disodorkan kepada Rasulullah karunia yang disediakan bagi umatnya satu peti per satu peti. Dan Allah akan memberinya sejuta istana kelak di surga. Rasulullah pun menjadi bergembira mendengar hal tersebut.

4. Ayat 6-8

Surat Ad-Dhuha Ayat 6, 7, dan 8 menceritakan keadaan Rasulullah SAW sebelumnya, di mana ayahnya telah meninggal dunia sebelum beliau dilahirkan. Meski dilahirkan dalam keadaan yatim, tetapi Allah tetap menjaganya dengan cara menitipkan Muhammad SAW kepada pamannya Abu Talib untuk diasuh.

Sebagai seorang yang masih tak tahu bagaimana semestinya untuk  menegakkan syariat yang harus dijalankan (pada waktu itu bangsa Arab masih menyembah berhala). Namun, Allah memberikannya petunjuk akan kebenaran. Sebagai seorang yatim yang ditinggalkan oleh ayahnya tanpa harta benda, Allah juga memberikan kecukupan harta benda dari berdagang, ganimah dan dari lain-lainnya.

5. Ayat 9-10

Sedangkan pada ayat 9 dan 10, dijelaskan bahwa nabi Muhammad SAW telah mendapatkan karunia yang luar biasa dari Allah, sehingga beliau diperintahkan untuk melindungi anak yatim dan bersikap baik terhadap fakir miskin.

Ini berarti bahwa Nabi Muhammad SAW dituntut untuk memiliki sifat empati terhadap sesama. Seperti melindungi anak yatim dengan cara mengasuhnya dan tidak merampas harta yang menjadi milik anak yatim. Sedangkan perlakuan baik terhadap fakir miskin ialah tidak boleh membentak, meledek, dan bahkan merendahkan harga dirinya karena kemiskinannya. 

6. Ayat 11

Dan terakhir dalam ayat 11, Allah menegaskan kepada Nabi Muhammad SAW untuk mensyukuri nikmat Allah yang luar biasa berupa kenabian dan nikmat-nikmat yang lain yang telah diberikan kepadanya. Karena menyebut nikmat Allah sendiri merupakan wujud mensyukuri nikmat Allah.

Itulah penjelasan mengenai Surat Ad-Dhuha beserta bacaan Arab, Latin, terjemahan, serta makna dan kandungannya. Semoga surat ini dapat senantiasa menjadi pengingat untuk berbuat baik dalam kehidupan sehari-hari, ya! Insya Allah.  

***

Baca juga:

id.theasianparent.com/surat-al-ikhlas

id.theasianparent.com/surat-al-ashr

id.theasianparent.com/surat-al-adiyat