Suntik bius operasi caesar seharusnya diberikan pada ibu hamil yang akan menjalani prosedur operasi bedah mayor ini. Akan tetapi, seorang dokter di California melakukan caesar tanpa obat bius, sehingga pasiennya berteriak kesakitan.
Dokter tersebut dan rumah sakit tempatnya bekerja digugat oleh ibu yang menderita sakit dan trauma hebat akibat menjalani operasi bedah tanpa anestesi. Menurut penuturan korban, dia sudah mengatakan pada dokter bahwa dia merasakan semua sayatan itu, hingga akhirnya ia pingsan karena tak sanggup menahan sakit.
Pada bulan Juli 2018, gugatan dilayangkan pada Tri-City Medical Center di Oceanside, California. Dengan tuduhan malpraktik dan penderitaan emosional yang dihasilkan dari prosedur caesar tanpa anestesi itu.
Sementara itu, juru bicara Tri-City Medical Center mengatakan bahwa keamanan dan kualitas layanan terhadap pasien adalah prioritas utama dari pihak rumah sakit. Sehingga, gugatan tersebut dianggap sebagai sebuah penghinaan terhadap reputasi rumah sakit.
Dan, berlawanan dengan apa yang dinyatakan dalam gugatan, pasien bernama Delphina Mota itu sudah diberikan suntik bius operasi caesar.
Dalam pernyataan resminya, pihak rumah sakit dengan tegas mengatakan bahwa mereka telah memberikan anestesi pada Delphina. Sehingga bisa melahirkan anak yang sehat dan ceria melalui operasi caesar.
Melansir dari Buzzfeed, Delphina Mota mengatakan, sebelum operasi dokter terlihat mengoleskan sesuatu pada kulit Delphina, yang dikira sebagai bius lokal. Tapi, saat pembedahan dilakukan, Delphina bisa merasakan semuanya.
“Saya berteriak kemudian pingsan, mereka harus memegangi tubuh saya karena sekujur badan saya merasakan sakitnya,” papar Delphina.
Artikel terkait: Efek Obat Bius Habis Saat Operasi Caesar Berlangsung, Ibu ini Alami Trauma Berat
Kronologis kejadian
Peristiwa ini terjadi ketika Delphina yang sedang hamil 41 minggu, bersama tunangannya datang ke rumah sakit pada tanggal 15 November 2017. Hendak menjalani induksi persalinan. Akan tetapi, hingga keesokan harinya, pembukaan belum mengalami kemajuan dan detak jantung bayi sudah tidak bisa dirasakan. Sandra Lopez, dokkter yang menangani Delphina memutuskan untuk melakukan caesar.
Delphina segera dibawa ke ruang operasi, dokter anestesi telah beberapa kali dipanggil, namun dia tidak menjawab. Delphina mengaku mendengar sendiri perawat yang ada di ruangan berusaha memanggil dokter anestesi tapi tidak menerima tanggapan apapun.
Malam sebelumnya, Delphina telah menerima suntik epidural. Namun itu tidak memiliki efek pada bagian tubuh yang dibedah, yakni di bagian perut bawah.
“Saya sudah bilang pada perawat, saya merasa efek epidural sudah mulai hilang. Dan saat di ruang operasi, saya merasa dokter mengoleskan sesuatu ke tubuh saya.”
Lalu Delphina mendengar dokter berkata, “Kita harus melakukannya! Kita harus melakukannya!” Dan satu ruangan segera sibuk. Ia juga mendengar Sandra Lopez memerintahkan perawat untuk mengikatnya, sementara ia terus memanggil dokter anestesi lewat pager.
Dan pembedahan pun dilakukan dengan kondisi tangan dan kaki Delphina diikat di ranjang.
Laporan dokter
Dalam laporan operasi Sandra Lopez yang termuat dalam surat gugatan, dokter itu menerangkan bagaimana dia membuat sayatan tanpa obat bius yang membelah otot perut bawah Delphina sebelum dokter anestesi datang.
Delphina berteriak kencang dan menangis, dia mengatakan bisa merasakan semuanya, minta tolong bahkan memohon agar dokter berhenti membedahnya, hingga akhirnya Delphina tidak sadarkan diri. Sementara Paul, tunangan Delphina berusaha masuk ruang operasi namun ditahan.
Meskipun Paul memahami bahwa tindakan itu dilakukan untuk menyelamatkan anak mereka, karena bila tidak segera dikeluarkan, bayinya kemungkinan meninggal. Namun ia menyayangkan bahwa pihak rumah sakit tidak melakukan persiapan matang, hingga Delphina harus mengalami rasa sakit yang luar biasa.
Paul dan Delphina menggugat pihak rumah sakit dengan tuntutan 5,75 juta dolar AS untuk ganti rugi atas apa yang telah dialami oleh Delphina.