Kasihan, Kemaluan Anak Lelaki Ini Tak Sengaja Terpotong saat Disunat

Akibat kelalaian petugas medis, seorang anak lelaki mengalami trauma seumur hidup. Simak kisahnya!

Di Malaysia, seorang anak laki-laki berusia 11 tahun terpaksa harus menjalani operasi untuk memasang kembali sebagian dari kemaluannya yang tak sengaja terpotong saat sedang melakukan sunat. Gara-gara sunat gagal, anak ini mengalami trauma seumur hidup.

Prosedur sunat yang biasanya hanya memotong bagian ujung kulup (kulit penis) ini dilakukan pada bulan Desember 2018 lalu. Akibat kelalaian petugas medis, akhirnya anak malang ini harus menjalani operasi untuk menyambung kembali penisnya yang terpotong.

Tindakan sunat gagal yang mengakibatkan trauma

Sunat umumnya dianggap sebagai prosedur yang aman. Namun, seperti halnya setiap operasi, tindakan atau prosedur sunat pun tetap berisiko untuk terjadi kegagalan.

Ada beberapa detail tentang sunat gagal yang dialami anak usia 11 tahun ini. Beberapa laporan di media setempat mengatakan, prosedur sunat dilakukan pada sebuah acara khitanan massal yang melibatkan 50 orang anak. Sang ibu dari anak tersebut juga mengklaim bahwa petugas medis di acara itu tidak mengungkapkan ada yang salah selama proses penyunatan putranya.

Akibat prosedur sunat gagal ini, sang anak terpaksa harus menjalani prosedur operasi penyambungan penis.

Sayangnya, kasus ini bukan yang pertamakali terjadi. Sebelumnya, seorang remaja berusia 18 tahun mengajukan gugatan terhadap rumah sakit pemerintah dan profesional medis di Malaysia akibat prosedur sunat gagal yang merugikan dirinya. Hal ini terjadi 8 tahun silam.

Masalahnya dimulai saat pria tersebut datang ke rumah sakit setelah 'pinggiran, penisnya berdarah akibat proses sunat, namun pada saat itu dokter tidak bisa menghentikan perdarahan. Dia mengklaim para petugas medis di sana tidak mengikuti aturan prosedur pelaksanaan operasi dengan benar.

Diapun harus menjalani operasi selama 5 jam untuk menyambung kembali penisnya. Sekarang, penis pria ini tidak bisa berfungsi secara permanen. Akibatnya, ia tidak dapat memiliki gairah seksual terhadap wanita dan hanya bisa berteman dengan anak-anak.

Cara mencegah komplikasi tindakan sunat gagal

Karena komplikasi dapat terjadi selama proses penyunatan, orang tua harus mengawasi secara telaten kondisi kemaluan anak setelah proses penyunatan.

Selain itu, segera dapatkan bantuan medis jika:

  • Anak melakukan sunat saat usianya kurang dari 1 bulan, dan kemaluannya terlihat tidak normal setelah disunat
  • Anak mengalami perdarahan lebih dari beberapa tetes setelah sunat
  • Kepala penis anak berwarna biru tua atau hitam selama proses penyembuhan pasca sunat
  • Pembengkakan hebat terjadi pada penis setelah sunat
  • Anak tidak bisa mengeluarkan air seni setelah disunat
  • Anak tidak kencing selama lebih dari 8 jam setelah sunat
  • Setelah sunat dilakukan, terjadi ruam kemerahan yang menyebar atau jerawat atau lepuh air kecil di daerah kemaluan anak, hal tersebut bisa saja tanda infeksi.

Bila hal tersebut terjadi, segeralah menghubungi dokter agar bisa cepat ditangani.

Manfaat Sunat

Sunat untuk alasan medis atau kesehatan adalah masalah yang terus diperdebatkan. American Academy of Pediatrics (AAP) menemukan bahwa manfaat kesehatan sunat laki-laki yang baru lahir lebih besar daripada risikonya, tetapi manfaatnya tidak cukup besar untuk merekomendasikan sunat universal pada bayi baru lahir.

Prosedur ini dapat direkomendasikan pada anak laki-laki dan laki-laki yang lebih tua untuk mengobati phimosis (ketidakmampuan untuk menarik kembali kulit khatan) atau untuk mengobati infeksi pada penis.

Orang tua harus berbicara dengan dokter mereka tentang manfaat dan risiko prosedur sebelum membuat keputusan mengenai sunat pada anak laki-laki. Faktor-faktor lain, seperti budaya, agama, dan preferensi pribadi Anda, juga akan terlibat dalam keputusan Anda.

Menurut WebMD, ada beberapa bukti bahwa sunat memiliki manfaat kesehatan, termasuk:

  • Penurunan risiko infeksi saluran kemih.
  • Berkurangnya risiko beberapa penyakit menular seksual pada pria.
  • Perlindungan terhadap kanker penis dan pengurangan risiko kanker serviks pada pasangan seks wanita.
  • Pencegahan balanitis (radang kelenjar) dan balanoposthitis (radang kelenjar dan kulup).
  • Pencegahan phimosis (ketidakmampuan untuk menarik kembali kulup) dan paraphimosis (ketidakmampuan untuk mengembalikan kulup ke lokasi aslinya).
  • Sunat juga membuat ujung penis lebih bersih.

Seperti prosedur bedah lainnya, ada risiko yang terkait dengan sunat. Namun, risiko ini rendah. Masalah yang terkait dengan sunat meliputi:

  • Rasa sakit
  • Risiko perdarahan dan infeksi di lokasi penyunatan
  • Iritasi pada kelenjar
  • Peningkatan risiko meatitis (radang pada pembukaan penis)
  • Risiko cedera pada penis

***

Semoga artikel ini bermanfaat.

Artikel ini disadur dari tulisan Elaine Boey di theAsianparent Singapura.

Baca juga:

id.theasianparent.com/mainan-jadul