Kabar meninggalnya Ibunda Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) membuat seluruh Indonesia berduka. Sudjiatmi Notomiharjo, meninggal dunia pada Rabu (25/3/2020) sore di usia 77 tahun.
“Innalillahi wa innaillaihi rojiun, telah berpulang ke rahmatullah Ibu Hj. Sudjiatmi Notomiharjo, Ibunda Bapak Presiden Joko Widodo di Solo, Rabu, 25 Maret 2020 pada pukul 16.45 WIB,” tertulis dalam pernyataan resmi Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden.
Jokowi juga mengunggah kabar duka tersebut di akun Instagram miliknya, dan mengatakan kalau sang ibu meninggal akibat penyakit yang telah diidapnya selama 4 tahun terakhir.
Dalam unggahannya, Jokowi meminta seluruh warga untuk turut mendoakan mendiang sang ibu.
Mengenal mendiang Sudjiatmi Notomihardjo, ibunda Jokowi
Sudjiatmi lahir pada 15 Februari 1943. Ia merupakan anak dari pasangan Wirorejo dan Sani, seorang pedagang kayu dari Kelurahan Giriroto, Ngemplak, Boyolali.
Ia adalah putri satu-satunya, dari tiga bersaudara putra. Meski begitu, orangtuanya tak membedakan perlakuannya terhadap masing-masing anak mereka. Saat kakak laki-lakinya bersekolah di SD Kismoyo, Sudjiatmi juga disekolahkan di sekolah yang sama.
Pertemuan almarum Sudjiatmi dengan sang suami, Widjiatno, saat ia masih duduk di bangku SMP. Widjiatno sendiri ternyata merupakan teman sepermainan sang kakak yang berusia tiga tahun lebuh tua darinya.
Mereka akhirnya menikah di usia muda, pada 23 Agustus 1959. Saat itu, Sudjiatmi masih berusia 16 tahun, sedangkan sang suami berumur 19 tahun.
Dari pernikahannya, mereka dikaruniai empat anak. Joko Widodo sebagai anak sulung dan 3 adik-adiknya, Iit Sriyantini, Idayati, dan Titik Ritawati.
Sudjiatmi dan sang suami juga dikenal sebagai pengusaha kayu.
“Saya dan suami dulu terjun di usaha kayu. Saya perempuan, lama-lama belajar sendiri menemukan jiwa wiraswasta. Lalu, saya membantu suami. Suami mencari glondong (kayu), saya di perusahaan. Kakak saya, usahanya jauh lebih besar. Kalau bagi saya yang penting cukup untuk sekolah anak-anak, tidak harus kaya raya,” cerita Sudjiatmi.
Kepribadian ibu Jokowi yang diwariskan pada anak-anaknya
Ibunda Jokowi dikenal sebagai sosok yang sederhana, kalem, penuh dengan sopan santun dan pekerja keras. Tidak heran kalau sosoknya begitu melekat dalam pribadi orang nomor satu di Indonesia itu.
Sudjiatmi Notomihardjo membentuk keempat anak-anaknya dengan pendidikan budi pekerti kesederhanaan hidup, kerendahan hati, yang akhirnya menjadi pembentuk karakter Jokowi dan adik-adiknya. Hal ini terungkap dari sebuah wawancara, dilansir dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI.
“Saya rasa, sama dengan ibu-ibu lain. Mendidik anak itu demi kebaikan anak semuanya. Apa yang saya lakukan tidak ada yang istimewa,” ucap Sudjiatmi dengan rendah hari.
Sudjiatmi selalu mengingatkan pada anak-anaknya untuk menjadi orang yang jujur, bekerja keras, dan ikhlas.
“Dari kecil, anak-anak saya didik, besok kalau besar, jujur harus dipegang, dengan orangtua harus menghormati. Ketika mereka memilih bekerja apa saja boleh, terserah pilihan mereka. Tapi, yang harus dipegang adalah jujur, kerja keras, dan ikhlas,” tuturnya.
“Ketika mereka sudah berumah tangga, pasti nasib anak-anak tidak sama. Meski anak-anak sama di kandungan. Kalau ada saudara yang berlebih ekonomi, harus saling membantu. Dari kecil anak-anak sudah dibiasakan, kalau ada yang kekurangan, yang kelebihan harus membantu,” terangnya.
Dikenal sebagai sosok yang tegas dalam mendidik anak-anaknya
Di balik sifatnya yang kalem dan rendah hati, Sudjiatmi mengaku pada mendidik keempat anak-anaknya ia terbilang keras.
“Prinsipnya, kalau sudah tidak boleh, ya, tidak boleh. Misal, ada yang ngapel ke rumah. Kalau sudah tidak boleh, ya ditaati,” ucapnya.
Sikap tegas dan keras yang dilakukannya pada anak-anaknya semata-mata agar mereka dapat disiplin, dan untuk kebaikan anak-anaknya di masa depan.
“Dulu, waktu mereka masih anak-anak, mereka bilang kalau ibu keras banget, Bapak tidak pernah memarahi. Saya bilang, kalau tidak ada yang memarahi, malah teledor. Saya keras. Ibu galak, untuk kebaikan kamu, kalian merasakan kalau sudah punya anak,” sambung Sudjiatmi.
Lain hal mengenai jodoh anak-anaknya. Sudjiatmi mengaku tak pernah menuntut apa-apa sebagai kriteria untuk calon menantunya. Menurutnya, kalau sudah cocok, itu sudah sudah cukup.
“Kalau sudah cocok, ya sudah. Bapak juga merestui. Namun, kalau orangtua tidak cocok, ya, bentrok dengan anak-anak,” katanya.
Ia menyambung, selesai kuliah dulu, Jokowi sudah membawa pacar ke rumah.
“Orangtua tidak memilihkan jodoh. Semua pilihan anak-anak, ditanggung sendiri. Saya sebagai orangtua sudah menjalani sendiri. Saya hanya nuturi (menasehati) anak-anak,” ungkapnya.
Pola asuh lain yang selalu dipegang mendiang Sudjiatmi Notomihardjo adalah pentingnya untuk menjalani kehidupan dengan penuh kesederhanaan. Pada semua anak-anaknya, ia selalu mengingatkan, kalau sudah cukup, tidak perlu bermewah-mewah.
“Saya didik anak-anak untuk sederhana. Kalau sudah cukup, ya, sudah. Tidak perlu mewah. Semua yang berlebih pasti tidak baik. Makan berlebih, juga tidak baik. Harta dan uang berlebihan, juga tidak baik. Sederhana saja. Jadi apa saja terserah, yang penting jangan sombong, jangan mewah,” ucapnya.
***
Mendiang ibunda Jokowi akan selalu dikenang dengan budi pekertinya yang santun dan sederhana. Segenap tim theAsianparent Indonesia turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Semoga beliau mendapat tempat paling baik disisi-Nya.
Referensi: Liputan6, realitarakyat,
Baca juga
Kabar duka! Ibunda Presiden Jokowi meninggal dunia di usia 77 tahun