Jika ditanya apakah aku mengharapkan keluarga yang hidup dengan rukun dan bahagia? tentu saja jawabanya YA. Tetapi perjalanan menuju keluarga bahagiaku tidaklah semudah yang kuharapkan seperti di benakku. Lika liku perjalanan ini pernah membuatku hampir menyerah dan ingin mengakhiri hubunganku bahkan sampai ingin mengakhiri hidup.
Cerita ini dimulai sejak aku sedang hamil. Ditemani suami yang kesehariannya tergila gila dengan dunia game. Berangkat pagi pulang sore, makan setelah itu main game, itulah keseharian nya.
Sampai saatnya bayi kami lahir, harapanku dia bisa menjadi ayah yang baik hanyalah harapan saja. Dia tetaplah suamiku yang hobby bermain game dan hanya menganggap tanggung jawabnya adalah mencari nafkah saja.
Sempat alami baby blues akrena mengurus rumah dan anak sendirian
Sejak aku melahirkan aku jadi sibuk mengurus anak, mengurus, dan waktu untuk kami berdua mengobrol atau menjaga keharmonisan semakin kurang. Sempat alami ‘baby blues’ karna aku merasa hanya sendirian mengurus anak dan rumah.
Terlebih lagi saat anakku menginjak usia 4 bulan harus ditampar oleh kenyataan bahwa suamiku ada ‘MAIN’ dengan wanita lain sejak aku masih mengandung usia 4 bulan kandungan benar membuat hubungan kami makin hancur. Baby blues sekaligus sakit hati yang kualami tidaklah mudah dilalui.
Ada Keinginan Bunuh Diri
Terbesit dalam fikiran ingin mengakhiri hidup, tapi entah kenapa tiba-tiba teringat saat anakku menatapku seolah berkata hidupku adalah dunia nya. Setiap harinya aku harus dikuatkan dengan selalu berdoa kepada Tuhan dan menguatkan diri karna anakku masih berharap ada titik terang untuk keluargaku kedepannya.
Butuh waktu satu tahun untuk aku dan suami untuk menjalin hubungan yang baik kembali. Meskipun perlahan tapi pada akhirnya keluargaku bisa merasa bahagia seperti apa yang diharapkan.
Dan kunci keharmonisan kami saat ini adalah tidak ada lagi kesibukan sendiri sendiri, saling membantu dalam mengurus rumah, saling mempercayai satu sama lain. Berharap hubungan ini akan seterusnya terjaga sampai kami dipisahkan oleh maut.