Punya suami pelit? Ugh, membayangkannya saja sudah terasa menyebalkan, ya. Tapi tunggu dulu. Jangan terlalu cepat memberikan label tersebut, karena bisa jadi hal itu dilakukan karena memang suami lebih memperhitungkan pengeluaran untuk tujuan finansial di masa depan.
Seperti curhatan salah satu anggota komunitas theAsianparent Indonesia yang bernama Atika, ia bercerita kalau sudah setahun belakangan ini dirinya dilarang sang suami untuk berbelanja produk fashion. Sebabnya, mereka tengah merencanakan untuk melakukan renovasi rumah. Dalam situasi seperti ini sikap suami memperlihatkan kalau dirinya melakukan perhitungan finansial yang cukup matang. .
Sementara, Cindy Herawati mengeluhkan kalau sang suami terlalu membatasi pengeluran harian. “Padahal saya saat ini sedang hamil, mau beli makanan bergizi kok, rasanya susah sekali. Pengeluaran harian benar-benar dibatasi, kalau saya beli sayur di pasar dihitung pengeluaran harus sekian,mahal,” tulis Cindy.
Jika situasi ini memang sedang dirasakan, apa yang perlu dilakukan?
“Suami pelit atau perhitungan sih?”
Sebelum menjawab judul di atas, kita perlu memahami dulu tentang konsep berhemat yang sebenarnya baik untuk dilakukan. Nah, Parents mungkin ingat sewaktu kecil orangtua sering mengingatkan untuk tidak membeli mainan terlalu banyak dan sebagainya. Tentu hal ini ada tujuannya.
Nah menurut Perencana Keuangan dari Anggriani & Partners, Metta Anggriani, hemat itu berarti hidup dengan tidak berlebihan, sehingga belanja sesuai kebutuhan saja.
“Artinya kita harus cermat mengidentifikasi kebutuhan kita sebenarnya apa saja, baik untuk sekarang maupun yang akan datang. Sehingga dengan berhemat, harapannya kebutuhan hidup masa depan juga bisa terpenuhi,” ucap Metta saat dihubungi theAsianparent Indonesia.
Bisa diartikan berhemat itu sebenarnya penuh dengan perhitungan, bukan? Dilanjutkan oleh Metta, sebenarnya hemat itu punya strategi untuk mengelola keuangan, terutama untuk mencapai tujuan-tujuan hidup yang bermacam-macam.
Artikel terkait: Punya suami cuek dan dingin? Hadapi dengan cara ini, Bun!
Perbedaan hemat (perhitungan) dan pelit
“Kadang orang mengartikan hemat itu pelit. Menurut pendapat saya, hemat atau lebih perhitungan itu beda dengan pelit. Kalo pelit itu biasanya orang yang ogah rugi, mau untung banyak tapi nggak mau berkorban banyak atau berusaha keras. Atau kadang saking pelitnya hingga mengorbankan kenyamanan hidup,” jelas Metta.
Bila Bunda ingin mengetahui apakah pasangan termasuk suami pelit atau tidak, bisa dilihat juga dari konteksnya. Ada orang yang pelit untuk hal-hal tertentu, tapi mungkin royal terhadap hal lain. Mungkin saja suami punya prioritasnya sendiri. Atau preferensinya berbeda.
Bagaimana membedakan perhitungan dan pelit, terutama dalam mengelola keuangan rumah tangga bersama suami istri?
“Dalam konteks mengelola keuangan rumah tangga, challenge terbesarnya adalah komunikasi dalam menyamakan visi dalam rumah tangga. Hal ini menyangkut keuangan juga, karena tak dipungkiri dapur harus ngebul, ya, harus pakai uang, toh,” sahut Metta.
Oleh karena itulah, Metta mengingatkan agar pasangan suami istri perlu saling terbuka dan mengetahui tujuan finansial. Pasalnya, ketika komunikasi terhambat, maka akan berisiko terjadinya salah paham. Jika ada sesuatu yang memang mengganjal, tidak ada salahnya untuk segera dikomunikasikan. .
“Seandainya suami pelit, coba perhatikan dulu apakah memang lagi nggak ada uang, atau sebenarnya ada prioritas lain yang perlu diutamakan?”
Komunikasi yang baik untuk mengatasi suami yang pelit
Kalau Anda sering bertanya-tanya kenapa suami pelit dan sulit terbuka soal keuangan. Mungkin saja ada perasaan malu dan takut untuk mengungkapkan hal itu.
“Tapi kadang suami juga perlu diyakinkan, misalnya kenapa perlu sekian banyak uang bulan ini? Artinya, istri juga perlu menjelaskan kebutuhan RT dengan baik. Lebih baik lagi apabila istri selalu mencatat pengeluaran, sehingga memang ada pertanggungjawaban atas keuangan RT. Dengan demikian salah paham bisa dihindari,” dijelaskan Metta.
Apabila komunikasi suami dan istri sudah berjalan lancar, nanti bisa menetapkan prioritas bersama. Artinya, bisa sepakat keuangan untuk hal-hal tertentu.
Misalnya, untuk menentukan sekolah anak dan menyiapkan dana pendidikan anak, menentukan kapan liburan yang sesuai dengan budget, sampai menentukan seberapa besar pengeluaran untuk jajan di hari libur.
Sehingga tudingan pelit atau perhitungan tadi bisa dihindari dan menghindari terjadinya konflik akibat keuangan.
“Dengan penyamaan visi artinya menyamakan juga tingkat gaya hidup. Kadang definisi pelit itu karena beda standard. Yang satu maunya minum starbucks, yang satu lagi udah bahagia dengan kopi sachet. Nah, bisa nggak dicari titik tengahnya, dengan membeli kopi susu yang sedang trend saat ini, mungkin?,” tutup Metta.
Lewat pemaparan Metta Anggriani di atas, Bunda tentu sudah bisa lebih memahami dan membedakan antara suami pelit atau memang lebih perhitungan untuk mencapai tujuan finansial keluarga. Kalau tanda-tanda pelit yang dijelaskan di atas sesuai dengan karakter suami, coba lakukan komunikasi yang baik untuk bisa menyamakan prioritas dalam rumah tangga.
***
Baca juga
5 Cara Atur Keuangan Rumah Tangga, Cegah Timbulnya Konflik dengan Pasangan