Suami minta oral seks seminggu setelah istri keguguran, ini reaksi netizen!

Keguguran kerap meninggalkan duka mendalam bagi seorang wanita. Namun, bagaimana jika pasca seminggu keguguran, suami minta oral seks?

Keguguran memang kerap meninggalkan luka yang mendalam bagi seorang wanita. Beberapa wanita bahkan mengalami trauma untuk beberapa waktu. Namun, apa jadinya jika sang suami minta oral seks atau mengajak bercinta saat Anda masih dirundung duka pasca keguguran?

Tidak peka, suami minta oral seks pasca keguguran

Kisah ini benar adanya. Setelah kehilangan bayi di dalam kandungannya, hampir semua wanita pasti tidak akan langsung siap untuk ‘memulai kembali’. Tentu butuh beberapa waktu lamanya untuk kembali mencoba berhubungan intim dan memuaskan hasrat suami.

Namun, seorang suami yang dinilai kurang peka ini tampaknya penuh nafsu, dengan menuntut sang istri yang baru saja kehilangan bayinya untuk melakukan seks oral.

Ibu itu akhirnya berbagi kegundahannya di forum online populer di Inggris untuk meminta pendapat dari sesama ibu.

Setelah seminggu pasca kegugurannya, sangat wajar jika ibu ini masih kehilangan dorongan seksualnya untuk berhubungan intim. Selain itu, ini dilaporkan bukan pertama kalinya dia mengalami keguguran.

Tetapi malah sang suami minta oral seks dan tidak dapat memahami kesedihannya. Tentu ia belum siap melakukan ini. “Apakah tidak wajar jika saya belum menginginkan seks?” tulis wanita itu.

Banyak dukungan dari sesama ibu

Kondisi ibu ini mendapat banyak perhatian dan respon dari sesama ibu di sana. Mereka terkejut dan marah, dan menunjukkan banyak empati.

Seorang ibu menulis:

“Wow, jadi kamu masih berkabung dan suami mendorong untuk melakukan seks? Katakan padanya untuk pergi menjauh!”

Ibu lain menimpali:

“Turut berduka atas kehilanganmu. Saya sangat terkejut mengetahui bahwa suami Anda menuntut Anda melakukan itu, terutama seminggu setelah Anda keguguran. Ia tidak sensitif dan sangat kasar.”

Sepertiganya menambahkan bahwa sang suami jelas tidak memiliki rasa empati terhadap kondisi istrinya itu. Menurut mereka, setiap orang yang berakal sehat pasti akan mengerti bahwa itu adalah waktu yang sangat sulit.

Para ibu lainnya pun terus mengekspresikan kekesalan mereka terhadap tindakan pria itu.

“Saya pikir suami Anda sangat tidak bijaksana untuk meminta hal itu begitu cepat, dan seharusnya tidak membuat lelucon tentang hal itu.”

“Saya mempertanyakan apakah dia benar-benar mengerti bagaimana perasaan Anda yang sedang kehilangan?”

Melihat dari sisi lain

Namun di tengah hujatan para ibu tentang sang suami minta oral seks tersebut, ada seorang ibu yang mencoba menawarkan perspektif yang berbeda untuk melihat masalah ini.

“Jika sang suami biasanya memiliki sikap yang luar biasa, dia mungkin memang tidak peka, tetapi bukan berarti ia jahat dan tidak peduli. Ia hanya kurang tepat untuk memulai.”

Menurutnya, mungkin ada alasan mengapa pasangan Anda tampak seolah-olah tidak peka. Ini mungkin bagian dari reaksinya terhadap keguguran, karena laki-laki memang cenderung kurang memiliki keterikatan emosional dengan kehamilan di bulan-bulan awal.

Menurut Dr. Lori A. Carrillo, dokter ahli Kebidanan dan Ginekologi, “Terkadang pasangan akan mengalami konflik setelah keguguran atau setelah kehilangan karena suami tidak berduka dengan cara yang sama seperti wanita.”

Bisa jadi, begitu dalamnya perasaan kesedihan yang Anda rasakan karena keguguran, sama halnya dirasakan oleh pasangan Anda, tetapi dengan cara berbeda.

Pria memang mungkin akan tampak kurang terlibat dan tidak peduli terhadap rasa kehilangannya, tetapi ini bentuk dari cara bertahan dalam kesedihannya. Mereka juga menyadari bahwa mereka harus tampak tetap kuat untuk istri mereka.

Bagi wanita, kehidupan seks merupakan momok menakutkan akibat trauma pasca keguguran. Mungkin Anda tidak akan siap secara fisik. Tetapi di sisi lain bagi suami, kegiatan seks dan keintiman merupakan caranya menemukan kenyamanan untuk mengobati rasa kehilangannya.

Seperti yang Anda tahu, umumnya seorang pria berduka dalam diam, dan memilih lebih banyak beraktivitas untuk mengobati lukanya, salah satunya dengan seks.

Waktu dan kesabaran adalah intinya. Kuncinya adalah berkomunikasi satu sama lain dan mengakui bahwa Anda berdua memiliki cara untuk mengungkapkan dan mengakui perasaan masing-masing dengan cara yang berbeda.

Tips untuk Bunda pasca keguguran

  1. Jangan memendam segalanya sendiri. Bagikan apa pun kekhawatiran Anda dengan pasangan, tidak peduli seberapa kecil itu. Jangan pernah berpikir bahwa Anda menjadi beban.
  2. Pilih seseorang untuk mengungkapkan isi hati Anda.
  3. Banyaklah istirahat, Anda layak menerimanya.
  4. Mintalah apa yang Anda butuhkan untuk menyembuhkan diri, bahkan jika hanya ingin didengar, atau berjalan-jalan.
  5. Terlibat dalam kegiatan lain yang bisa mengalihkan pikiran Anda, seperti menjalani hobi yang disukai.

Artikel terkait: Apa Yang Sebaiknya Kita Katakan Pada Ibu Yang Mengalami Keguguran?

Tips untuk para suami saat menghadapi istri yang mengalami keguguran

Do’s:

  • Akui rasa kehilangannya.
  • Dengarkan dan biarkan istri Anda berduka. Beri ia ruang untuk melakukan hal ini, tetapi biarkan dia tahu Anda tetap ada di sana untuknya.
  • Ekspresikan dan bagikan perasaan Anda sendiri tentang rasa kehilangan Anda, itu semua adalah bagian dari proses penyembuhan. Semakin terbuka Anda dengan sang istri, itu akan semakin baik.
  • Dorong sang istri untuk berhubungan dengan rekan-rekan wanita yang pernah mengalami pengalaman keguguran. Mungkin di antara rekannya akan ada dukungan yang membuatnya merasa lebih dimengerti.
  • Tawarkan hadiah kecil, seperti ajak makan di tempat favorit atau mengajaknya jalan-jalan ke tempat yang menyenangkan.
  • Tetap tidak menghakiminya saat ia mengungkapkan isi hainya.
  • Buat dia merasa dicintai dan aman selama waktu ini.

Don`ts:

  • Jangan memaksanya melakukan apa pun yang membuatnya tidak nyaman.
  • Hindari menyalahkan dan berkomentar yang menyakitinya.
  • Ketahuilah bahwa tidak ada batasan waktu untuk kesedihan. Jangan terburu-buru untuk meminta istri Anda melupakannya.

 

Bunda, intinya Anda perlu menggunakan waktu ini untuk mendapatkan dukungan dan pengertian dari pasangan Anda. Penting untuk kalian berdua berkomunikasi dua arah untuk mengurangi konflik dan kesalahpahaman.

 

Dilansir dari artikel Jia Ling di theAsianparent Singapura
Baca juga:

Keguguran di usia 14 minggu, Ibu ini berpesan agar jangan lakukan aborsi

Penulis

Aulia Trisna