Hidup yang penuh ketidakpastian tanpa rumah membuat Huang (36) stres berat. Karena inilah, ia tega melampiaskan rasa frustasi yang ada di dalam dirinya pada sang anak yang masih balita.
Saksi mata dan pihak kepolisian menyatakan bahwa Huang terlihat menginjak-injak tubuh anaknya dengan kejam. Apalagi, tindakan tersebut dilakukan di depan umum.
Orang-orang yang menyaksikan aksi Huang segera menyelamatkan anaknya. Namun, Huang justru makin marah-marah. Demi keamanan anak tersebut, warga pun menyerahkan Huang ke kantor polisi.
Kepada polisi, Huang bercerita bahwa pada mulanya ia membelikan anaknya sosis. Namun, anaknya tidak menyukai rasa sosis tersebut dan malah melepehnya. Padahal, uang yang dipakai untuk membeli sosis tersebut adalah uang terakhirnya.
Untuk dapat membeli sosis demi makan anaknya tersebut, ia rela tidak makan apapun. Ia mengaku bahwa pengorbanannya itu adalah demi cintanya pada sang anak. Apalagi, hari itu ia juga untuk kesekian kalinya, gagal mendapatkan pekerjaan.
Straits Times melaporkan bahwa amarahnya memuncak saat ia melihat anaknya justru menyia-nyiakan makanan yang diusahakannya dengan sepenuh hati.
Keadaan stres berat tersebut membuatnya kehilangan kontrol atas dirinya sendiri, sekalipun warga sekitar sudah mengingatkannya.
Di kantor polisi, ia bercerita bahwa selama ini ia hidup menggelandang setelah pergi dari rumah keluarganya dan bercerai dengan suaminya. Selama ini, Huang dan suaminya masing-masing memang membawa satu anak dari hasil pernikahan mereka.
Selama menggelandang bersama balitanya tersebut, mencari pekerjaan adalah hal yang sangat sulit baginya. Karena, setiap kali ia melamar pekerjaan, tempat bekerjanya selalu menolak setelah melihat anaknya.
Jika sedang stres berat seperti itu, ia sering tak sengaja melampiaskan kekesalannya terhadap hidup ke anaknya. Selain itu, Huang juga mengaku bahwa dirinya terkena post partum depression yang berat setelah melahirkan anaknya. Ditambah dengan kehidupan yang serba sulit.
Namun, apapun yang terjadi selama ini, Huang berkata bahwa ia sangat mencintai anaknya dan rela melakukan apapun agar anaknya bisa makan. Terutama saat ia hidup menggelandang sebagai orangtua tunggal.
Video yang beredar di banyak media sosial di China membuat mantan suaminya murka. Ia pun berniat untuk mengambil hak asuh atas anaknya.
Baca juga:
Bunda, kenali 4 tanda depresi paska melahirkan atau postpartum depression ini
Tak sedikit orang yang kerapkali mengalami stress karena keadaan atau lingkungan yang ada disekitarnya. Paling membahayakan adalah ketika stress namun ia memiliki anak yang harus dirawatnya. Hal ini tentu sangat rawan terjadi hal hal yang tidak menyenangkan saat seorang yang stres memiliki anak. Seperti yang terjadi pada anak yang diinjak injak oleh orang tuanya akibat stres berat. Mari simak ulasan selengkapnya berikut.
Anak Adalah Pelampiasan Huang
Hidup yang penuh dengan ketidakpastian untuk memiliki rumah membuat Huang yang berusia 36 tahun ini mengalami stres. Karena inilah ia tega melampiaskan amarahnya dan frustasi kepada anaknya yang masih balita. Saksi mata dan pihak kepolisian menyatakan bahwa Huang terlihat menginjak nginjak tubuh anaknya dengan sangat kejam. Tindakan ini dilakukan Huang di depan umum dan disaksikan oleh masyarakat banyak.
Warga sekitar yang menyaksikan aksi Huang ini segera saja menyelamatkan anaknya. Namun Huang makin marah marah karena warga menghentikan aksinya. Demi keamanan anaknya warga pun menyerahkan Huang ke kantor polisi. Di kantor polisi Huang bercerita jika ia sangat marah kepada anaknya.
Ia menceritakan bahwa Huang membelikan anaknya sosis namun, anaknya tidak menyukai rasa sosis tersebut dan melepehnya. Padahal uang yang dipakai untuk membeli sosis adalah uang terakhir yang dimilikinya. Untuk membeli sosis demi anaknya tersebut, Huang bahkan rela untuk tidak makan apapun. Ia mengaku bahwa pengorbananya itu adalah bukti cintanya pada sang anak.
Huang Mengaku Sangat Mencintai Anaknya
Huang juga mengaku hari dimana ia memukuli ananknya adalah hari ia dimana kesekian kalinya mendapatkan pekerjaan. Amarahnya ini malah semakin memuncak ketika mengetahui jika anak menyia-nyiakan makanan yang telah diusahakan dengan sepenuh hati. Di kantor polisi ia juga bercerita jika selama hidup ia telah menggelandang setelah pergi dari rumah keluarganya.
Ia juga merupakan korban perceraian dengan suaminya. Selama ini Huang dan suaminya mambagi tugas untuk bertanggung jwab dengan satu anak. Setelah bercerai, Huang pun kesulitan untuk mencari pekerjaan. Karena kerapkali ia melamar pekerjaan, tempat pekerjaanya selalu menolah setelah melihat anaknya.
Huang mengaku jika ia tengah stres berat, ia akan sering tak sengaja melepaskan kekesalan hidupnya kepada anaknya. Selain itu Huang juga megaku jika dirinya terkena post partum depresiion yang berat setelah melahirkan anaknya. Ditambah lagi kehidupan yang serba sulit yang dialaminya. Namun Huang juga berkata bahwa ia sangat mencintai anaknya dan rela melakukan apapun agar anaknya bisa makan.
Kisah dari China ini tentu membuat tersentuh hati banyak orang dimana Huang yang selalu merasa kesulitan untuk bisa bertahan dalam kondisi sulit sekalipun. Kasih ibu kepada anaknya secara naluriah memang tidak akan pernah luntur atau berkurang. Namun sebagai orang tua sebaiknya tidak melampiaskan kekesalan kepada anaknya. Hal ini justru akan membuat anak memiliki trauma yang akan dibawanya hingga dewasa.