Akhir-akhir warganet kembali ramai dengan video singkat yang memperlihatkan seorang anak yang diduga menjadi korban bully. Kejadian ini menimpa Nabila, siswi yang masih bersekolah. Mendengar kabar ini, Sonya Fatmala yang tak lain istri dari Hengky Kurniawan turut andil dalam mengklarifikasi dengan mendatangi kediaman Nabila.
Tak hanya persoalan bullying yang dialami Nabila yang terlihat diejek oleh teman-temannya karena persoalan sepatu, hal yang membuat perhatian warganet tersedot justru dikarenakan kalimat yang diutarakan Nabila.
Dalam video yang tengah viral tersebut, di hadapan teman-temannya Nabila mengungkapkan bahwa sepatu yang ia kenakan dibeli atas keringatnya sendiri.
Menghindari berbagai spekulasi yang beredar di masyarakat, Sonya pun memutuskan untuk segera mendatangi Nabila.
Sonya Fatmala sambangi kediaman Nabila
“Allhamdulillah semalam saya menyempatkan ke rumah Nabila, berkat video yang tiba-tiba viral dengan dugaan bullying.
Kenapa saya langsung datang? Karna saya ingin tahu secara langsung, apa sebenernya terjadi di video, agar tidak terjadi opini publik yang tidak diharapkan,” ujarnya menjelaskan maksud kedatangan.
Dalam kunjungannya tersebut, Sonya meminta Nabila untuk menceritakan kronologis yang terjadi , berikut alasan kemarahan Nabila dalam video tersebut.
“Jadiiiii ceritanyaaa ( singkat cerita ya), pada saat itu, Hari Sabtu, sedang tidak ada kegiatan, karena Seninnya mau TO, jadi hanya belajar bersama untuk TO. Setelah belajar bersama, Nabila dan temen temen kelasnya mendapat tugas untuk bersih bersih kelas, supaya nggak kotor lagi, sepatu harus taro di luar.
Terus Nabila lihat sepatunya keinjek temen-temannya.. terus dia tegur temennya untuk nggak injek-injek, karena takut sepatunya rusak. Nah mulai deh saut sautan seperti yang kita lihat di video yang beredar. Dan, sepatu Nabila pun sebenernya nggak rusak dan nggak dirusak… cuma takut rusak,” tulis Sonya.
Mungkin, permasalahan yang dialami Nabila dan teman-temannya bukanlah sebuah konflik yang besar, namun tetap saja membuat Nabila khawatir dan mengungkapkan rasa kecewanya pada teman-temannya karena sepatu yang ia gunakan hasil perjuangannya sendiri.
“Kenapa, kok, marah banget? Iya, karena belinya pakai uang sendiri hasil mungut barang rongsokan, dan menurut saya, di balik ini semua, ada sisi emosi Nabila yang mungkin tidak stabil karen latar belakang keluarga yang tidak semestinya. Itu kenapa dia mengungkapkan ekspresinya ya seperti itu… lebih sensitive kalau dibahas soal ‘orang tua’.” ungkapnya lagi.
Cerita Sonya Fatmala mengenai kondisi Nabila
Berdasarkan cerita Sonya, gadis remaja ini memang tak seberuntung teman-temannya. Sejak kecil, Nabila sudah tidak tinggal bersama kedua orangtuanya sehingga ia menjadi lebih sensitif bila ada yang membicarakan terkait hal tersebut.
Dan yang paling penting, faktanya teman-temannya memang tidak ada maksud menyakiti. Menurut Sonya, kejadian tersebut murni gambaran dari candaan yang dilakukan anak-anak. Kejadian bullying pun memang tidak terjadi yang terjadi, sehingga antara Nabila dan teman-temannya memang sudah tidak ada masalah.
“Jadi begituuuu, tidak ada bullying, ini murni becandaan dan ejekan anak anak. Tidak ada maksud juga temen-temennya Nabila seperti itu, bahkan mereka sekarang masih berteman dan baik baik saja, kok. Sudah ada permintaan maaf juga dari temen temennya kalo Nabila kesel sepatunya diinjek.
Jadi selesai yah, jangan ada comment atau opini yang menyudutkan siapapun, karena memang semua baik baik saja. Yang perlu diperhatikan adalah “Nabila yang menjadi tulang punggung keluarga” ini menyedihkan sekali untuk saya, dan harus dalam perhatian.
Dari kecil Nabila ditinggal oleh ayah ibu nya (bukan meninggal yah, namun ada masalah keluargalah yang akhirnya Nabila dititipkan ke neneknya hingga saat ini) penuh perjuangan untuk mereka hidup bersama karena nenek dan abah Nabila sudah sakit-sakitan.
Keterbatasan ekonomi yang akhirnya membuat Nabila memutuskan untuk menjual hasil mulung barang rongsokan. Tapi nabila selalu rajin dan semangat sekolah, bahkan menurut tetangganya, ‘Nabila mah, walau kita sering bantu dan kekurangan, tapi nggak pernah minta’ ♥️”, tulisnya seperti yang dikutip dari Instagram miliknya.
Menghindari perilaku bullying anak
Setiap orangtua tentu tidak pernah berharap anaknya menjadi pelaku maupun korban bullying. Untuk itu ada beberapa upaya pencegahan yang bisa dilakukan. Apa saja?
1. Mulailah dari rumah
Banyak kasus bullying terjadi karena adanya masalah, edukasi, atau sistem di keluarga yang bermasalah. Oleh karena itu menjaga lingkungan keluarga yang tentram menjadi salah satu kunci penting.
Jadilah teladan dalam berperilaku agar si kecil memiliki gambaran yang nyata terkait perilaku baik dan buruk dalam bersikap. Bukankah anak merupakan mesin foto copy orangtua?
2. Komunikasi terbuka
Mengomunikasikan segala sesuatu termasuk berdiskusi mengenai pertemanan menjadi suatu hal yang penting untuk dilakukan. Bicarakan dengan anak tentang bagaimana cara membangun persahabatan yang sehat.
Orangtua pun sebaiknya mengetahui secara detail teman-teman dekat di sekitar anak. Ajukan pertanyaan terbuka tentang teman si kecil di sekolah atau dalam kegiatan lainnya, bangun lingkungan komunikasi sejak dini.
3. Peka terhadap tanda-tandanya
Bagi anak-anak yang pendiam atau tak terbiasa terbuka, mungkin sulit untuk mengungkapkan peristiwa yang terjadi padanya. Oleh karena itu, Parents sebaiknya peka terhadap tanda-tanda yang mungkin ditunjukkan.
Biasanya anak-anak yang diintimidasi dapat mengalami perubahan suasana hati, kepribadian, kebiasaan makan dan kebersihan. Keluhan sakit perut, menghindari kegiatan sekolah dan nilai yang turun adalah tanda lain bahwa sesuatu sedang terjadi.
4. Bangun kepercayaan diri anak
Tentu, membangun kepercayaan diri seorang anak bisa beragam makna dan cara. Ini bisa dimulai dari mengungkapkan kasih, memberikan pemahaman mengenai kepercayaan diri dalam bergaul atau bisa juga dengan mengikutsertakan dirinya dalam berbagai kegiatan positif.
Saat anak percaya diri, dia akan mampu memberdayakan dirinya sendiri. Biasanya, bullying ini jarang terjadi pada anak yang terlihat percaya diri dan memiliki konsep diri yang baik. Bila ia dibully, paling tidak ia berani melaporkan tindakan yang terjadi.
Sumber : Instagram, Verywellhealth
Baca Juga :