Beragam peraturan dibuat oleh sekolah untuk mendisiplinkan para siswa tak terkecuali di Jepang. Setelah sempat heboh mengenai larangan kuncir dan mengepang rambut, baru baru ini ada lagi aturan baru dari salah satu sekolah di Jepang yang cukup menarik perhatian publik yaitu perihal siswi Jepang yang cukur alis.
Terkenal dengan aturan sekolah yang cukup mendetail tantang perilaku dan penampilan siswa, sebuah sekolah di Jepang baru-baru ini mengeluarkan aturan berupa melarang siswa memotong atau mencukur alis.
Ini Hukuman Siswi Jepang yang Cukur Alis
Sekolah tersebut merupakan sekolah menengah pertama yang terletak di kota Kurume, Fukuoka. Pihak sekolah melakukan razia dengan memeriksa alis para siswanya seperti dilansir dari SoraNews24.
Dari hasil pemeriksaan itu, ditemukan salah seorang siswi yang berusia 14 tahun kedapatan mencukur bagian tepi alisnya agar terlihat lebih rapi. Atas temuan tersebut, pihak sekolah menganggap apa yang dilakukan siswi itu merupakan sebuah pelanggaran aturan sekolah.
Siswa Jepang yang cukur alis tersebut akhirnya dikenakan hukuman belajar tiga hari di ruang terpisah dari pelajar lainnya. Hukuman ini dikenal dengan nama besshitu toko.
Hukuman ini sendiri merupakan sebuah hukuman yang membuat siswa harus mengerjakan tugas sekolah di ruangan jauh dari kelas lainnya.
Tak hanya belajar di ruangan yang terpisah dari pelajar lain dan teman temannya, siswi Jepang yang cukur alis tersebut juga diwajibkan menulis esai untuk merefleksikan tindakan yang dianggap salah oleh pihak sekolah.
Pro dan Kontra Aturan Sekolah di Jepang
Sementara itu, setelah viral mengenai aturan sekolah tentang sisa yang cukur alis tersebut, salah satu anggota dewan kota Kurume Mutsumi Kaneko menilai pihak sekolah berlebihan dalam memberikan hukuman kepada siswi yang mencukur alis.
Ia berpendapat tidak ada yang salah dengan hal tersebut. Selain itu hukuman yang diberikan kepada siswa tidak akan membuat alisnya tumbuh kembali.
“Apa salahnya dia merawat alisnya? Apakah dengan membiarkannya belajar tidak di ruang kelas, maka alisnya tumbuh kembali?” ujarnya Mutsume Kaneko.
Ia menambahkan bahwa aturan yang dibuat pihak sekolah sudah diluar logika yang seharusnya, “aturan alis sekolah ini berada di luar batas logika.”
Menyikapi hal tersebut, Direktur Pendidikan Kurume Miki Hata menyampaikan hal yang berbeda. Ia mengaku memahami kekhawatiran pihak sekolah terkait penampilan siswa, termasuk perihal rambut dan alis.
“Saya percaya sekolah mungkin khawatir anak-anak pada usia perkembangan jadi terganggu karena terlalu fokus pada penampilan alis dan rambut, mengabaikan aspek penting dari pendidikan dan gaya hidup,” ujar Miki Hata.
Sebelumnya, sekolah di Jepang pernah membuat publik heboh dengan aturan disiplin yang melarang siswi menguncir dan mengepang rambut. Aturan ini sontak menuai kritik dari banyak pihak. Tak hanya itu, para siswa-siswa juga diharuskan berambut hitam serta menggunakan tali sepatu putih.
Seperti kasus pada 2017 yang sempat menjadi sorotan nasional saat seorang siswi 17 tahun yang saat itu duduk di sekolah menengah atas, berulang kali diperintahkan untuk mewarnai rambut coklat alami yang dimilikinya menjadi warna hitam sesuai aturan sekolah.
Kasus ini lantas menjadi heboh setelah siswi tersebut mengajukan gugatan di Osaka atas penderitaan psikologis yang dialaminya dengan nilai kompensasi sebesar 2,2 juta yen.
Usai heboh kasus yang cukup menyita perhatian publik ini, tahun lalu pemerintah menginstruksikan dewan pendidikan untuk memeriksa aturan sekolah apakah mencerminkan realitas di antara para siswa atau tidak.
Siswi SMP di Kurume Jepang Dihukum Sekolah Akibat Cukur Alis
www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20220722032727-284-824635/siswi-smp-di-kurume-jepang-dihukum-sekolah-akibat-cukur-alis