Silent Treatment Saat Bertengkar, Apa Dampaknya pada Pernikahan?
Mendiamkan pasangan atau silent treatment termasuk ke dalam perilaku abusif dan awal hubungan yang tidak sehat.
Pernahkan Anda bertengkar, namun bukannya mencari solusi untuk menyelesaikan masalah tapi justru memilih untuk mendiamkan pasangan? Dalam psikologi, kondisi ini disebut dengan silent treatment.
Hati-hati, jika dibiarkan terus menerus, hal ini bisa memberikan dampak buruk dampak buruk bahkan mengancam pernikahan.
Untuk memahami lebih lanjut apa yang disebut dengan silent treatment, berikut adalah hal-hal yang perlu Parents ketahui dan bagaimana cara mencegah segala risiko yang bisa muncul.
Artikel terkait: Sehatkah Pernikahan Anda? Kenali Tandanya Menurut Psikolog
Apa Itu Silent Treatment?
Dikutip dari ABC Life, John Gottman, peneliti psikologis, menyebutkan bahwa silent treatment merupakan suatu kondisi dimana sang pendengar mundur dari sebuah interaksi, menolak untuk berpartisipasi atau terlibat, dan pada dasarnya menjadi tidak responsif.
Memutuskan untuk diam, bisa digunakan untuk menghindari konflik. Namun, diam juga bisa memiliki motif lainnya seperti bermaksud untuk mengontrol atau menghukum.
Sedangkan, Elisabeth Shaw, CEO dari Relationship Australia NSW menjelaskan, meskipun pihak yang memutuskan untuk diam tidak bermaksud untuk menyakiti, bisa saja pihak lainnya tidak berpikir seperti itu.
Apapun motivasi untuk melakukannya, Sian Khuman, psikologis dan terapis hubungan mengatakan bahwa silent treatment adalah salah satu cara yang tergolong ekstrim untuk mengekspresikan emosi. Hal ini biasanya terjadi ketika seseorang dipicu oleh ledakan emosi.
Orang yang menerima silent treatment hampir selalu akan melihatnya sebagai suatu bentuk hukuman yang abusif. Mereka kemungkinan akan merasakan luka emosional, harga diri yang terluka, merasa tidak dibutuhkan serta ditolak.
Mengapa Mendiamkan Pasangan Bisa Merusak Suatu Hubungan Pernikahan?
Kebanyakan orang mendiamkan pasangannya untuk mendapatkan kekuatan atau menegaskan kontrol mereka akan hubungan yang dijalani. Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut, hubungan bisa menjadi toxic dan tidak sehat.
Sebagai contoh, ketika Anda bertengkar dengan suami dan ia menolak untuk berbicara, membuat kontak mata, mengangkat telepon, atau merespon pesan anda, kondisi ini bisa disebut sebagai silent treatment.
Pihak yang melakukan aksi diam ini akan menuntut Anda untuk meminta maaf atau memberikan syarat khusus hanya supaya ia mau berbicara kembali dengan Anda. Ia juga menolak untuk mengakui Anda sebelum memohon dan meminta maaf.
Memilih untuk diam tentu saja tidak akan menyelesaikan masalah, apalagi belum tercapainya kata maaf di dalam pertengkaran. Apa yang terjadi sebenarnya adalah komunikasi yang buruk dan bisa dikategorikan sebagai perilaku yang abusif.
Penelitian menunjukkan bahwa silent treatment digunakan baik oleh pria maupun wanita untuk menghentikan laju sebuah komunikasi atau interaksi. Diam digunakan sebagai senjata untuk memotong pembicaraan, kemudian aliran informasi menjadi terhenti, dan akhirnya menyakiti orang lain.
Dalam sebuah hubungan yang tidak sehat, aksi ini juga sering digunakan untuk memanipulasi pihak lain dan membangun kekuasaan di atas ketidakberdayaan mereka.
Artikel terkait: 7 Cara Mudah Agar Hubungan Pernikahan ‘Lengket’ Setiap Hari, Parents Penasaran?
Bagaimana Cara Menghentikan Silent Treatment?
Lalu, bagaimana cara untuk menghentikan dampak abusif yang disebabkan oleh mendiamkan pasangan ini dengan baik?
Langkah yang perlu dilakukan adalah mencoba untuk menemukan akar dari permasalahannya.
Cari tahu mengapa pasangan Anda memutuskan untuk memberikan melakukan silent treatment. Berikut adalah cara yang bisa dilakukan.
1. Beritahu Bahwa Anda Merasa Tidak Nyaman karena Silent Treatment
Anda perlu menegaskan bahwa apa yang pasangan lakukan membuat rasa tidak nyaman. Jadilah proaktif dan berusahalah untuk memulai kembali pembicaraan.
2. Diskusikan Cara untuk Memperbaiki Komunikasi
Beberapa orang tidak belajar bagaimana cara berkomunikasi yang baik seara efektif. Ada baiknya agar Anda dan pasangan mulai untuk belajar memperbaiki cara berkomunikasi.
Banyak sumber yang bisa digunakan, seperti materi atau konten yang dibuat oleh professional yang bisa diakses secara online.
3. Pertimbangkan Perasaan Pihak yang Diam
Pertimbangkan pula bahwa pihak yang melakukan silent treatment biasanya tidak menemukan cara lain untuk mengatasi masalahnya, dan hal ini juga merupakan sebuah penderitaan baginya.
Ketika seseorang menyadari penderitaan orang lain, maka ia akan lebih cenderung menawarkan empati. Berikan sinyal kepada orang lain bahwa Anda akan mau mendengarkan dan belajar jika mereka berusaha untuk berkomunikasi dengan baik.
4. Konsentrasi pada Diri Sendiri
Jika mengalami luka emosional akibat didiamkan oleh pasangan dan merasa tertekan karenanya, maka penting bagi Anda untuk membuat sebuah batas atau menjaga jarak. Apabila sudah mencoba berbagai hal dan tidak berhasil, sebaiknya fokus terlebih dahulu kepada diri sendiri.
Alihkan sementara pikiran dengan melakukan aktivitas yang menyenangkan. Ingat untuk berusaha menyembuhkan diri sendiri terlebih dahulu baru mulai untuk mencoba alternatif lain.
5. Memahami Dampak Buruk dari Perilaku Non-Verbal
Penelitian menunjukkan bahwa banyak orang yang berhenti menggunakan silent treatment setelah memahami bahwa perilaku non-verbal yang mereka lakukan tersebut bisa berdampak lebih kuat dibandingkan perilaku verbal.
Hal ini disebabkan dalam evolusi yang kita alami, perilaku non-verbal dikembangkan terlebih dahulu. Maka dari itu sangat penting untuk memastikan terlebih dahulu niat seseorang positif atau negatif.
6. Mencari Bantuan Professional
Apabila Anda dan pasangan sudah mencoba mengubah mindset dan berusaha berkembang masih belum bisa mengatasi dampak abusif dari silent treatment ini, opsi untuk mencari bantuan dari professional bisa dilakukan.
Mengingat banyaknya dampak negatif yang bisa disebabkan dari silent treatment, tak ada salahnya untuk mencegah perilaku ini dalam pernikahan.
***
Baca Juga:
Ingin pernikahan langgeng? Jangan lupakan 5 hal sederhana ini
Usia Pernikahan Rawan Konflik, Atasi Sebelum Hancurkan Rumah Tangga
9 Pernikahan yang Dilarang dalam Islam, Jangan Sampai Salah Langkah!