Melahirkan merupakan proses yang akan dilewati oleh setiap ibu hamil, banyak cerita yang sulit dilupakan ketika proses menyambut kehadiran buah hati. Begitu pula dengan saya, ada pengalaman tak terlupakan ketika melahirkan anak pertama. Terutama karena si kecil lahir setelah bukaan dua selama satu minggu.
Pengalaman Melahirkan tak Terlupakan, Bukaan Dua satu Minggu
Saya melahirkan Manda dengan proses kelahiran normal, waktu itu tepatnya hari Kamis Pon, tiba-tiba terjadi kontraksi dan suami membawa saya ke rumah seorang bidan.
Sesampainya dirumah bidan, ternyata sudah bukaan 2, aku disuruh pulang dan kembali lagi saat sore, ketika sore kembali ternyata pembukaannya masih belum bertambah. Hingga tiba-tiba kontraksi yang kurasakan berhenti.
Setelah menunggu dua jam, tidak ada kontraksi lagi. Sayapun dianjurkan untuk pulang, karena ciri-ciri melahirkan yang nampak hanya pembukaan saja, belum ada lendir darah dan vagina masih kering.
Penantian yang cukup panjang, karena saya pembukaan dua selama satu Minggu. Kamis berikutnya, karena ada bantuan subsidi guru dari pemerintah, saya pergi ke bank kota yang jaraknya lumayan jauh.
Usai mengurusi bantuan subsidi guru, saya pergi kerumah bidan dan ternyata, pembukaannya belum bertambah. Masih tetap dua. Saya pulang kerumah, dan membawa ikan untuk di masak. Sesampainya dirumah, saya mulai merasakan kontraksi tapi saya tahan, hingga akhirnya, setelah isya’ kontraksi yang dirasakan semakin kuat.
Takut Dirujuk ke Rumah Sakit
Dan sayapun dibawa ke rumah bidan. Saat diperiksa, bidan bilang pembukaannya belum bertambah. Beliau menyarankan untuk dirujuk di rumah sakit, tapi saya terlalu takut dan menolak. Setelah berdebat panjang, akhirnya diputuskan jika besok pagi bayi belum lahir, saya harus di rujuk. Tapi, hati saya yakin jika malam ini bayi saya akan lahir.
Tepat pukul 00.00 Wib, air ketuban saya pecah dan sudah pembukaan delapan. Setelah berjuang sekuat tenaga, akhirnya putri pertama saya Manda Kusuma Ningrum lahir dengan berat 3,3 kilogram dan panjan 48 cm.
Kebahagiaan tak terbendung menyelimuti keluarga kecil kami. Suami yang mengumandangkan adzan untuk si kecil sampai meneteskan air mata. Hati saya sangat bahagia dengan lahirnya anak pertama saya, meskipun harus menerima jahitan empat. Sekarang saya hamil anak kedua, saya harap proses melahirkan anak kedua ini diberi kesehatan, kelancaran dan tanpa halangan.