Efek Jangka Panjang Sensitivitas Terhadap Psikologis Si Kecil

Meski sensitivitas pada bayi sering ditemui, bukan berarti dibiarkan dan tidak diatasi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selama beberapa tahun terakhir, jumlah kejadian alergi pada anak semakin meningkat. Apakah Si Kecil alami sensitivitas ini juga, Bun? 

Alergi terjadi pada tubuh Si Kecil yang mengalami sensitivitas berlebih pada sesuatu. Yang paling umum terjadi, biasanya ialah alergi atau sensitif terhadap protein tertentu seperti protein susu sapi.

Gejalanya pun bisa bermacam-macam, mulai dari asma, sesak napas, gatal-gatal, diare, gangguan pencernaan, bersin dan batuk, hingga mudah lesu.

Semakin tinggi sensitivitas atau tingkat alerginya, maka semakin mudah juga gejala alergi muncul pada tubuh Si Kecil yang membuat anak alergi susu. Faktanya, dilansir dari KlikDokter, alergi pada Si Kecil ternyata juga bisa berdampak pada kondisi komplikasi kesehatan, lho!

Komplikasi yang dimaksud sebagai dampak alergi ialah komplikasi masalah fisik serta masalah mental dan perilaku. Ya, ternyata alergi atau sensitivitas pada Si Kecil tak hanya berdampak pada kesehatan fisiknya saja melainkan juga kondisi psikologisnya. Tentu saja jika fisik dan psikologis terganggu, tumbuh kembang Si Kecil akan berisiko terhambat.

Lantas apa sajakah dampak psikologis yang patut Bunda waspadai jika Si Kecil mengalami alergi? 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Si Kecil Alami Sensitivitas Hingga Alergi, Dampak Psikologis yang Bisa Muncul

Dikutip dari laman KlikDokter, dr. Ratih Puspita Sp. A menyebutkan bahwa si kecil alami sensitivitas hingga alergi memiliki dampak bagi kondisi psikologis anak. theAsianparent mencoba merangkum beberapa di antaranya, yaitu:

  1. Emosional Si Kecil Terganggu

Bunda, Si Kecil yang mengalami alergi tentu akan merasa tidak nyaman dengan kondisi tubuhnya. Apalagi jika gejala yang ditunjukkan berupa gatal, hidung tersumbat, hidung berair, bersin-bersin, diare, dan banyak gejala lainnya yang membuat Si Kecil tidak nyaman beraktivitas. 

Hal ini ternyata bisa memicu Si Kecil mengalami tantrum, yang umumnya ditunjukkan dengan mudah marah, sering menangis, berteriak, dan kadang memukul. Selain tantrum, anak yang mengalami alergi juga cenderung lebih berkurang aktivitasnya saat gejala alerginya muncul

2. Sulit Berkonsentrasi dan Mengingat

Faktanya, alergi juga mengakibatkan gangguan konsentrasi dan memori. Hal ini ditunjukkan dengan kesulitan Si Kecil untuk fokus terhadap suatu hal. Contoh indikatornya, bisa dari ketidakmampuan Si Kecil menyelesaikan pekerjaan atau tugas sekolahnya dengan baik. Akibatnya, prestasi akademiknya pun akan terhambat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selain itu, terganggunya konsentrasi dan memori juga membuat Si Kecil sulit mengingat dan fokus dengan apa yang ia kerjakan. Ia juga cenderung cepat bosan saat bermain  serta tidak memperhatikan saat dijelaskan atau diajari sesuatu. Dampak jangka panjangnya, hal ini mungkin bisa berisiko menghambat prestasi akademiknya serta kemampuannya berkomunikasi dengan orang lain.

3.  Si kecil Alami Sensitivitas, Lebih Sulit Beradaptasi dengan Lingkungan

Bunda, jika Si Kecil merasa tidak nyaman dengan tubuh dan kondisi kesehatannya, bukan hal yang tidak mungkin jika ia juga akan mengalami self esteem yang rendah. Hal ini akan berdampak pada kemampuannya untuk beradaptasi dengan lingkungan, termasuk dengan teman sebayanya. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hal ini juga berkaitan erat pada kualitas hidup yang ia jalani. Jika ia kerap kali mengalami alergi berkelanjutan, tentu saja kualitas hidupnya akan menurun karena Si Kecil tidak dapat beraktivitas dengan maksimal. Kemampuannya untuk belajar, bersosialisasi, bergaul pun akan terbatasi.

Jangka panjangnya, kondisi ini bisa membentuk dua kemungkinan. Pertama, Si Kecil menjadi anak yang pendiam dan mudah kelelahan saat bertemu dengan banyak orang. Kedua, Si Kecil tumbuh menjadi anak yang hiperkinetik (banyak bergerak) dan hipereksitasi (mudah terstimulasi) karena sulit beradaptasi dengan orang lain. Umumnya kondisi kedua dikaitkan dengan gejala ADHD attention deficit and hyperactivity disorder.

4. Mengalami Gangguan Tidur Berkepanjangan Jadi Risiko Jika si Kecil Alami Sensitivitas

Gejala alergi yang dialami Si Kecil akan membuat ia mengalami gangguan tidur, mulai dari sulit tidur atau insomnia, gelisah saat tidur, atau sering terbangun saat tidur di malam hari. Apalagi, jika gejala alerginya timbul dalam waktu yang sangat sering.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bunda, pola tidur juga sangat menentukan kualitas hidup Si Kecil. Rasa kantuk akibat kurang tidur akan membuat Si Kecil tidak bisa beraktivitas dengan maksimal. Dampaknya juga bisa berpengaruh ke banyak hal, mulai dari Si Kecil mudah sakit, mudah lesu, sulit fokus, selalu cemas, hingga pembentukkan gaya hidup yang tidak sehat.

Tips Menghadapi Saat Si Kecil Alami Sensitivitas Agar Kondisi Psikologisnya Tetap Sehat

Ratih Puspita, Sp. A melalui laman KlikDokter.com menyebutkan, masalah sensitivitas atau alergi pada Si Kecil sebenarnya bisa dicegah sedini mungkin agar tidak berdampak buruk pada kondisi psikologisnya.

Adapun beberapa tips yang bisa Bunda lakukan agar kondisi psikologis Si Kecil yang terkena alergi tetap terjaga, diantaranya:

  1. Kenali gejala alergi sedini mungkin. Identifikasi alergen apa yang menyebabkan kondisi alergi atau sensitif. Bunda bisa mengkonsultasikan ke dokter spesialis agar lebih akurat.
  2. Selalu lindungi Si Kecil kontak dengan alergen tersebut agar sensitivitasnya tidak timbul.
  3. Membangun kepercayaan diri Si Kecil bahwa dengan apa yang ia alami ketika mengalami alergi, merupakan salah satu kelebihan yang Tuhan berikan kepadanya sehingga ia bisa melakukan self-acceptance terhadap kondisinya saat alergi terjadi.
  4. Tetap melatih kemampuan komunikasi dan sosialisasi Si Kecil dalam aktivitasnya sehari-hari.
  5. Rutin memberikan stimulasi untuk melatih fokus, konsentrasi serta kemampuan kognitif Si Kecil.
  6. Selalu menjadi pendengar yang baik untuk Si Kecil dan menstimulasinya untuk bercerita. Bercerita juga merupakan upaya Bunda melatih kemampuannya berkomunikasi.
  7. Tetap ajak Si Kecil aktif secara fisik, misalnya berolahraga, melakukan hobi, dan lain-lain.
  8. Berikan Si Kecil kesempatan bermain dengan teman-teman sebayanya untuk dukung tumbuh kembang kognitif dan motoriknya.
  9. Jika Si Kecil mengalami gangguan tidur yang ekstrim, berikan ruangan yang nyaman untuk kamar tidurnya. Berikan jadwal aktivitas sehari-hari serta jadwal tidur yang patut dipatuhi.
  10. Tetap penuhi nutrisi Si Kecil agar tumbuh kembangnya tetap berjalan optimal.

Bunda bisa berikan Nestle NANKID pHPro 3 dengan protein whey terhidrolisa parsial yang lebih mudah dicerna dan mengandung Bifidobacterium Lactis. Nestle NANKID pHPro 3 juga sudah dilengkapi dengan nutrisi penting lainnya seperti omega 3 & 6, 12 vitamin dan 9 mineral untuk mendukung tumbuh kembang Si Kecil.

Yuk Bun, saat si kecil alami sensitivitas, perlu lebih hati-hati dan bantu cegah risiko sensitivitas terkait dan dukung pertumbuhannya. #SiapkanSekarang

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan