Bayi suka tersenyum? Cari tahu arti dibalik senyumannya berikut ini

Ada beragam makna yang terkandung dalam senyum bayi yang terlihat lucu nan menggemaskan. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Senyum bayi, terutama di hari-hari pertama kelahirannya, pasti membuat hati orangtua meleleh. Bahkan orang asing pun tidak kebal terhadap senyum bayi lucu dan menggemaskan. 

Tahukah Anda, senyuman bayi tidak hanya lucu, namun juga memiliki makna terkait tumbuh kembangnya. Respon orangtua terhadap senyum bayi juga penting, karena bisa membantu pemograman di otak bayi terkait emosi dan interaksi sosial.

Ilmuwan mengungkap makna senyum bayi terkait emosi anak

Senyum bayi memang lucu, namun ada makna lain di dalamnya.

Para ilmuwan di University of California baru-baru ini merancang sebuah program yang dimasukkan ke dalam robot bayi, sehingga dia bisa tersenyum seperti bayi berusia 4 bulan. 

Menggunakan kalkulasi matematika, mereka menyimpulkan bahwa saat ibu tersenyum, bayi juga akan tersenyum untuk membuat ibunya tersenyum.

Sementara itu, Psikolog tumbuh kembang anak di Johnson State College Amerika Serikat memberikan hipotesis bahwa bayi tidak akan bisa menemukan rasa humor dalam segala sesuatu jika orangtuanya tidak tertawa. 

1. Senyum bayi baru lahir saat tidur

Bunda akan sering melihat bayi baru lahir yang tersenyum saat tidur, disebut senyuman spontan. Masih belum diketahui apa penyebab bayi tersenyum saat tidur. Tapi beberapa ilmuwan menyebut bahwa senyum ini merupakan impuls dari bagian otak yang masih primitif, dan tidak berkaitan dengan emosi maupun kognisi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2. Senyum bayi saat bersama orang lain

Ketika bayi berusia enam atau delapan minggu, dia akan mulai tersenyum sebagai respon terhadap rangsangan dari luar, seperti suara orangtua atau saat melihat wajah orangtuanya. 

Bayi akan lebih sering tersenyum saat ada banyak orang di sekitarnya, terutama orang favorit bayi, seperti ayah, ibu, atau saudaranya. Dan dia akan jarang tersenyum saat sendirian. 

Di usia tiga bulan, bayi terkadang akan memalingkan wajahnya dari orangtua. Hal ini untuk memberi jeda dari intensitas tatap muka. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Senyum Duchenne

Senyum ini ada pada bayi usia dua bulan sampai enam bulan. Ditandai dengan pipi yang terangkat, dan otot mata yang mengerut saat merespon senyum dari orangtuanya. Pakar menyebut bahwa  senyuman bayi yang satu ini menandakan emosi yang intens. Juga tanda bahwa bayi sangat bahagia.

4. Senyum dengan mulut terbuka 

Di usia 8 bulan, bayi akan membuka mulutnya lebih lebar saat tersenyum, terutama ketika orangtua menggelitiknya. Menurut para peneliti, senyum ini adalah ekspresi kebahagiaan sang bayi saat bermain bersama orangtuanya, atau saat melakukan aktivitas positif bersama orangtua.

5. Senyum saat melihat mainan

Menginjak usia 6 bulan, anak akan mulai mengeksplorasi mainan. Ketika anak tersenyum melihat mainan, tandanya ia menyukai mainan tersebut. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

6. Tertawa

Sebelum bisa bicara, bayi akan tertawa pada beberapa situasi lucu. Vasudevi Reddy, seorang psikolog di University of Portsmouth mengatakan bahwa anak di bawah usia 1 tahun masih meniru apa yang dilakukan orang dewasa, seperti menawarkan mainan atau mengambil kembali mainan tersebut dari tangan orang lain.

Kemampuan si kecil juga terus berkembang, dia semakin menyadari lingkungan sekitarnya. Ia bisa tertawa namun berhenti ketika melihat orang di sekitarnya tidak tertawa. Mereka sudah mampu menyesuaikan emosi dengan respon yang diterimanya dari luar. 

Nikmati proses ini, melihat si bayi tersenyum karena hal-hal kecil. Tanpa terasa, dia akan menjadi cepat besar dan Andapun merindukan senyuman bayinya.

 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Disadur dari artikel Nalika Unantenne di theAsianparent Singapura

Baca juga: 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

Fitriyani