Beberapa hari ini warganet dihebohkan dengan berita terkait dengan bahaya semut Charlie. Salah satunya yang menginformasikan bahwa risiko jika digigit semut tersebut akan mendapatkan luka yang cukup serius.
Kabarnya, akibat gigitan semut charlie seorang bayi mengalami luka seperti luka bakar lantaran kulitnya melepuh. Benarkah demikian?
Kabar bayi digigit semut Charlie
Penting untuk diketahui, semut charlie ternyata dikenal juga dengan sebutan serangga tomcat, kumbang rove, semut kayap atau pun semut semai. Artinya, viralnya berita yang ini masih terkait dengan semut tomcat yang pernah mewabah di beberapa daerah di Indonesia beberapa tahun lalu.
Faktanya, meskipun gigitan semut ini tidak mematikan namun tetap saja berbahaya dan perlu diwaspadai lantaran beracun. Namun beredarnya berita yang mengatakan seorang bayi yang beberapa area tubuhnya mengalami luka dan melepuh lantaran gigitan semut charlie, hal ini tidak benar.
KOMINFO sendiri telah menkonfirmasi dan menegaskan bahwa berita tersebut tidaklah benar. Nyatanya, foto yang dicantumkan dan beredar luas merupakan foto lama yang dikemas ulang.
Sebenarnya, kondisi bayi yang terlihat dalam berita tersebut bukan karena gigitan semut Charlie, melainkan karena sindrom linear nevus sebaceous.
“Foto bayi tersebut merupakan bayi yang terkena sindrom linear nevus sebaceous, sebuah penyakit yang disebabkan oleh mutasi pada gen. Adapun semut Charlie yang disebut-sebut berbahaya tersebut sebenarnya merupakan serangga rove beetle atau populer dengan nama tomcat di Indonesia,” tulis Kominfo dalam keterangannya.
Artikel terkait: Cara ampuh mengusir semut dengan bahan sederhana hingga ke sarangnya
Fakta tentang semut Charlie alias Tomcat
Tomcat atau semut Charlie sempat mewabah di Surabaya pada 2012 lalu, sehingga banyak orang sudah mengenal eksistensinya. Dikutip dari Kompas.com, Cahyo Rahmadi, Kepala Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI menerangkan kalau serangga ini sebenarnya bukan semut melainkan kumbang dari famili Staphylinidae.
Nama ilmiah hewan ini ialah Paederus fuscipes, di Indonesia lebih dikenal dengan tomcat. Bila dilihat sekilas, memang penampakan tomcat seperti semut berukuran lebih besar. Namun yang menjadi ciri khas adalah, terdapat warna orange cerah di bagian rongga dada.
Apakah tomcat berbahaya?
Menurut Cahyo, kumbang ini memiliki zat tertentu yang mampu menyebabkan kulit seperti terbakar dan melepuh. Rupanya, efek tersebut ditimbulkan dari hasil endosimbiosis antara racun pada tomcat dan bakteri.
Saat kumbang tomcat terganggu, dia dapat mengeluarkan racun disebut pederin. Bagaimana kalau racun ini menempel ke kulit? Cahyo mengatakan kalau racun tersebut akan menimbulkan inflamasi atau peradangan.
Untuk mencegah gigitan, tak ada salahnya untuk segera hindari melihatnya. Terutama bila dekat dengan si kecil. Mengingat kumbang ini bisa terbang, tak perlu memukul atau dipencet.
Cahyo menjelaskan, “Bila mereka ditekan atau digencet, racun akan keluar dari tubuh kumbang dan menyebabkan iritasi. Jika sudah terkena cairan dari tubuh tomcat, lebih baik disiram air mengalir untuk kondisi darurat”.
Semoga informasi ini menambah wawasan dan kehati-hatian terhadap tomcat ya!
Referensi: Kompas
Baca juga:
Temukan semut rangrang di telinga anaknya, ini yang dilakukan Zaskia Adya Mecca