Anak ibarat sebutir telur yang akan menjadi makanan yang lezat jika kita pandai mengolahnya, sebaliknya dapat juga jatuh dan pecah berantakan jika kita teledor menjaganya. Orang tua adalah yang pertama kali menjadi inspirator kesuksesan seseorang, sekaligus yang pertama kali disalahkan ketika seseorang mengalami kegagalan di segala bidang kehidupan. Inilah susahnya mengasuh anak.
Oleh sebab itu, para orang tua, selain harus bekerja mencari nafkah demi memberi buah hati mereka gizi seimbang dan pendidikan, juga harus mampu memanajemen diri sendiri agar dapat mengasuh anak-anak dengan sebaik-baiknya. Berbagai pola asuh anak yang diklaim sebagai yang terbaik dapat Anda temukan dengan mudah di buku, majalah, surat kabar maupun internet. Sudahkah Anda mencoba gaya mengasuh yang satu ini?
Sudahkah Anda merasa santai?
Gaya mengasuh ‘santai sajalah’ merupakan terjemahan bebas dari versi aslinya, Calm The F** Down (CTFD). Metode yang saat ini diyakini merupakan pola asuh anak paling mudah dan masuk akal, serta sedang menjadi tren pengasuhan anak di beberapa negara. Orang tua hanya perlu santai, mengambil nafas panjang, serta mengurangi pengharapan yang terlalu tinggi pada anak-anak mereka. Pokoknya woles (slow) aja deh!
Berikut adalah beberapa hal yang bisa mengakibatkan ketegangan Anda dalam mengasuh anak:
- Anak Anda mendapat nilai rendah dalam ulangan Matematika, bahkan harus remidi (mengulang) untuk memperbaiki nilainya.
- Anak Anda hanya membaca buku pelajarannya selama kurang dari setengah jam sehari.
- Anak Anda lebih lambat belajar membaca daripada saudara sepupu atau anak tetangga.
- Anda khawatir anak tak bisa diterima di sekolah favorit saat melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.
- Anak Anda lebih banyak menghabiskan waktu untuk nge-game daripada belajar.
Metode ‘santai sajalah’ dalam mengasuh anak dapat Anda lakukan dengan cara :
1. Tetap tenang
2. Sadar bahwa tak ada jalan lain kecuali tetap tenang!
Alasan pola asuh ‘santai sajalah’ berhasil :
Anda akan terkejut ketika menyadari beban Anda sebagai orang tua akan menjadi lebih ringan ketika Anda berhasil mengatakan pada diri Anda untuk ‘santai sajalah.’
Daripada menggerutu tentang nilai-nilai atau prestasi belajar anak, lebih baik Anda membangun komunikasi yang akan membuatnya merasa senang dengan berbicara tentang teman-temannya, game, musik atau film kesukaannya.
Misalnya, beberapa bulan lagi anak-anak akan menghadapi ulangan kenaikan kelas. Tentu mereka akan merasa sangat tegang dan khawatir tidak dapat naik kelas, demikian pula Anda! Namun, jangan tampakkan kekhawatiran itu dengan memarahi mereka ketika tampak tak semangat untuk belajar. Ajak anak jalan-jalan sebentar dan Anda bisa bicarakan sesuatu tentang versi terbaru games kesukaannya yang baru saja Anda lihat di internet. Katakan kalau ia boleh mengunduhnya dari PC Anda sesudah ulangan kenaikan kelas berakhir. Dengan demikian anak dapat memulihkan kembali semangatnya karena tahu sesuatu yang menyenangkan akan menanti ketika ia menyelesaikan kewajibannya.
Semakin Anda mengkhawatirkan pencapaian putra-putri Anda dalam hal pelajaran sekolah, maka akan semakin tertekanlah mereka. Bukannya terpacu untuk dapat meraih nilai yang lebih baik, mereka malah menjadi semakin yakin bahwa mereka tak akan pernah sanggup untuk memenuhi harapan Anda. Anda tak mau kan menyiksa anak Anda dengan perasaan semacam ini?
Menjadi orang tua tak harus berarti menjadi serius dan galak setiap saat. Ada kalanya Anda harus kembali ‘menjadi anak-anak’ agar dapat memahami perasaan dan pikiran buah hati Anda. Apapun yang Anda lakukan, utamakanlah cinta dan juga kesabaran. Anda tak akan tahu betapa bergunanya semua pengorbanan perasaan yang telah Anda lakukan ini bagi perkembangan jiwa anak, kelak ketika mereka tumbuh dewasa.
Oh ya, ini ada video lucu yang mungkin dapat menginspirasi Anda dalam mengasuh anak.