Dua anak perempuanku sedang sibuk di dapur berjam-jam. Mereka berdua melarang aku dan suamiku masuk selagi mereka sibuk mengerjakan sesuatu di sana. Kedengarannya mereka sedang sibuk memasak dengan riuh. Akhirnya mereka keluar dengan senampan kue cangkir yang paling bagus yang pernah kulihat. Coklat yang dihiasi dengan warna hijau dan biru yang berwarna-warni dihias sedemikian rupa dengan tulisan “Ibu dan Ayah, kami mencintai kalian”. Bagi telinga kami, itulah kalimat pujian terindah bagi kami.
Kami sangat bahagia dan sangat terharu. Kuenyapun juga enak. Tanpa ragu-ragu aku lontarkan pujian pada mereka, “Kami sangat bangga memiliki kalian, terima kasih untuk kuenya, kami sayang kalian juga!” Aku yakin sekali bahwa mereka juga cukup bahagia dengan penghargaan yang telah kami ungkapkan melalui pujian untuk motivasi agar mereka terpacu untuk lebih semangat lagi mengeksplorasi kemampuan mereka.
Kebahagiaan yang sesungguhnya adalah saat melihat kebersamaan, kedekatan, dan bagaimana mereka menikmati untuk menghabiskan waktu mereka bersama di dapur. Setiap orangtua pasti memiliki perasaan yang sama seperti ini, ingin melihat anak-anak mereka bisa akur.
Aku merasa sangat berterima kasih atas karunia ini. Hal ini seperti tanaman yang disiram setiap hari. Hatiku terasa sejuk. Kami memang menerapkan hubungan dan kedekatan keluarga dengan komunikasi positif. Aku seringkali melihat mereka melakukan sesuatu dengan tepat dan aku akan memberikan motivasi anak – anak dengan pujian. Dengan pujian ini kami berharap mereka semakin bisa mengeluarkan potensi dalam diri mereka. Kami memberikan pujian tidak hanya oleh prestasi akademis mereka tetapi juga terhadap hal-hal kecil yang mereka lakukan sehari-hari.
Selanjutnya di halaman berikut ini :
Beberapa tahun lalu, aku tidak pernah sempat untuk memberikan pujian semacam ini kepada mereka. Akhirnya saya mendapatkan hal-hal berharga tentang betapa berharganya sebuah pujian melalui seminar-seminar tentang menjadi orangtua yang baik.
Ada kalanya orangtua yang berpikiran bahwa sebagai orangtua merekalah yang harus dihargai oleh anak-anak, tetapi tidak buat aku. Aku salah satu yang terdidik menjadi orangtua yang melakukan segala sesuatu untuk anak-anak tanpa pamrih.
Dulu aku berusaha membentuk anak-anakku sesuai dengan pemikiranku. Namun sekarang aku merubah caraku dengan memberikan contoh kepada mereka. Aku yang mengikuti kursus dan seminar kepribadian, selanjutnya mempraktekkannya di rumah dan hasilnya anak-anak akan meniru perilaku orangtuanya.
Cara Terbaik untuk Memuji Anak
Jika Parents memuji anak dengan cara yang benar, pujian itu bisa jadi alat yang berharga untuk memperkuat perilaku yang baik dan meningkatkan harga diri anak. Anak akan merasa dicintai, dihargai, dan terinspirasi. Ikuti 5 langkah yang direkomendasikan Parents.com berikut ini untuk memuji anak dengan benar.
- Jangan berlebihan
Saat balita Anda mengenakan celananya sendiri untuk pertama kali, ada baiknya Parents memberikan pujian besar. Namun, memuji anak untuk hal kecil sehari-hari, seperti menghabiskan makanan, akan menyebabkan anak mengabaikan pujian seharusnya benar-benar ia dapatkan.
- Lebih spesifik
Alih-alih mengatakan, “Wow, itu gambar yang bagus,” katakan, “Lihatlah matahari besar yang kamu buat, dan kamu bahkan menggambar awan!” Ini membuat anak Anda tahu bahwa Anda benar-benar memperhatikan pekerjaannya dan mendorongnya untuk berbuat lebih banyak, kata Janice Fletcher, EdD, direktur laboratorium pengembangan anak di Universitas Idaho Moskow.
- Tekankan prosesnya, bukan hasilnya
Ketika anak Anda mempelajari aktivitas baru, jangan mengomentari seberapa baik dia melakukannya. Pujilah antusiasme dan kemajuannya, misalnya “Saya melihat kamu bekerja sangat keras dalam sepak bola, dan saya perhatikan kamu mulai menggiring bola dengan lebih baik.”
- Fokus pada prestasi
Anak-anak kecil mengalami kesulitan membedakan antara siapa mereka dan apa yang mereka lakukan. Jadi, alih-alih memuji anak Anda, pujilah tindakannya, “Kamu sangat tenang di perjalanan.” Ini membantu balita dan anak prasekolah memahami perilaku yang membuat mereka mendapat pujian.
- Jangan sesumbar
Pujian berlebihan di depan umum tidak hanya mengganggu orangtua lain, tetapi juga memberi banyak tekanan pada anak untuk terus melakukannya. “Itu bisa mempermalukan anakmu, dan itu menggagalkan manfaat belajar dari pujian,” kata Edward Christophersen, PhD, psikolog klinis anak di Children’s Mercy Hospital Kansas City, Missouri.
Baca juga artikel menarik lainnya :