Bagi kebanyakan orang, kita tidak pernah tahu, kapan maut akan datang menjemput. Namun, bagi Dr. Ian Davis yang menderita sakit saraf motorik, ia tahu kapan ia harus meninggalkan keluarga dan orang-orang terkasih.
Ian Davis, ayah asal Melbourne, Australia ini menderita sakit saraf yang dinamakan motor neurone disease (MND). Kondisi ini adalah penyakit saraf langka yang memengaruhi otak dan sel sarafnya. Penyakit ini membuat tubuh Ian semakin melemah dari waktu ke waktu.
Ian semasa hidupnya berjuang mengurus lembaga FightMND.org.au yang bertujuan untuk membantu pada pasien MND. Ian berusaha keras mencari pengobatan efektif bagi penyakit MND, meski akhirnya ia sendiri harus kalah dalam melawan penyakit tersebut. Namun ia tetap berharap organisasi yang dibangunnya tetap berjalan membantu para pasien MND yang membutuhkan.
Selama bertahun-tahun Ian berjuang melawan penyakit MND, namun awal November kemarin, ia harus pasrah meninggalkan keluarga yang dicintainya. MND yang menggerogoti tubuhnya sudah semakin ganas dan tidak bisa terobati lagi.
Ayah yang sekarat karena sakit saraf mengucapkan selamat tinggal
Ayah yang sekarat karena sakit saraf mengucapkan selamat tinggal pada anak. Sumber: Facebook
Mengetahui bahwa hidupnya sudah tidak lama lagi, Ian memutuskan untuk menghabiskan waktu terakhirnya bersama sang anak, Archie. Ia juga membuat sebuah unggahan foto di Facebook dengan caption yang menyentuh.
Hari ini, saya mengucapkan selamat tinggal. Terimakasih kepada semuanya yang telah membeirkan dukungan, cinta dan simpati atas perjuanganku melawan penyakit ini selama bertahun-tahun.
Saya akan meninggalkan tubuh ringkih ini dengan hati yang penuh cinta. Tolong katakan pada putraku bahwa aku mencintainya, dan sangat bangga menjadi ayahnya.
Foto ini diambil kemarin, di momen terakhir kami bersama.
Selain menitipkan pesan cinta untuk putranya, Ian juga memohon kepada warganet yang membaca postingannya, agar membantu organisasi MND yang dibangunnya semasa hidup tetap berjalan.
Ian menutup mata pada tanggal 1 November 2018, dalam pelukan anak dan istri yang dicintainya.
Ungkapan kerinduan sang istri
Beberapa hari setelah kematian Ian, sang istri Melissa Yang juga membuat unggahan foto dirinya bersama Ian semasa hidup. Untuk mengenang sosok Ian yang penuh semangat dan pantang menyerah walau penyakit ganas menggerogoti tubuhnya.
Dalam unggahan foto bertanggal 3 November 2018, Melissa menulis:
Terimakasih untuk semua pesan, telepon dan email yang kalian kirimkan. Kami menjalani beberapa hari ini diselimuti dengan cinta. Cerita, foto dan penghormatan yang kalian kirimkan, memberiku sandaran saat aku mengenangnya setiap waktu di setiap hari.
Dia adalah orang yang penuh semangat, membawaku ke kehidupan yang penuh warna dan kesenangan. Saya merasa bangga bisa berada di sisinya selama hidup, dan berada di sampingnya ketika ia menjemput hidup baru di alam lain.
Ian adalah orang yang pemberani, penuh tekad, dan sangat dermawan. Dia juga orang paling pintar yang pernah kukenal, dengan tekad sekuat baja dan hati yang besar untuk mencintai.
Kami memiliki hari-hari terakhir bersama, saat dia akhirnya bebas dari beban MND, dengan pengetahuan bahwa perjuangannya telah berakhir. Dia kembali pada kami, dengan gayanya yang khas, dan memastikan bahwa kami bisa mengandalkan satu sama lain saat dia sudah tidak bersama kami.
Kini, aku berharap bisa menghabiskan waktu bersamanya lagi walau satu jam saja. Cintaku, kekuatanku, aku merindukanmu.
Selamat jalan Ian, perjuanganmu semasa hidup akan selalu dikenang oleh orang-orang yang mengenalmu.
Artikel terkait: Pesan Ayah yang Telah Tiada Ini Akan Menginspirasi Kita Menjadi Lebih Baik
Mengenal sakit saraf motorik/motor neurone disease (MND)?
Melansir dari laman NHS, MND adalah penyakit yang fatal dan bisa membuat harapan hidup penderita menjadi singkat. Namun, beberapa orang yang memiliki kondisi MND juga bisa hidup bertahun-tahun lamanya. Saat ini, belum ditemukan metode pengobatan yang efektif untuk menangani MND, namun perawatan medis bisa dilakukan untuk mempermudah hidup pasien MND.
Gejala penyakit MND yang perlu Anda ketahui:
- Kaki melemah, mudah terjatuh, kesulitan naik tangga atau malah tidak kuat sama sekali
- Susah menelan makanan, bicara jadi tidak jelas terdengar
- Genggaman tangan menjadi lemah, mudah menjatuhkan barang yang dipegang, bahkan kesulitan membuka toples atau kancing baju.
- Sering mengalami kram otot atau kejang otot
- Berat badan turun drastis secara mendadak, karena otot di lengan dan kaki menurun
- Menjadi emosional, susah mengendalikan keinginan untuk menangis atau tertawa di situasi yang tidak tepat.
Sampai saat ini, ilmuwan belum menemukan penyebab pasti mengapa penyakit ini bisa menimpa seseorang. Penelitian lebih lanjut masih terus dilakukan untuk menemukan penyebab dan cara menanganinya dengan tepat.
Baca juga:
"Anakku, maafkan ayah yang sudah marah dan membentakmu…"
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.