Saat Peraturan di Rumah Berbeda Dengan Aturan Kakek-Nenek

Meskipun si Kecil dalam pengasuhan nenek, namun anak harus tahu bahwa peraturan di rumah yang berlaku adalah aturan ayah dan ibu.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ketika si Kecil dalam pengasuhan Kakek-Nenek, masalah yang sering muncul adalah perbedaan peraturan di rumah yang dipilih oleh ayah-ibu dengan aturan kakek-nenek. Kakek-nenek biasanya cenderung serba “boleh” bila menganut urusan cucu.

Meski aturan di rumah dan aturan kakek-nenek berbeda, anak harus tahu, bahwa aturan ayah-ibu lah yang berlaku

Dalam budaya Asia, masihlah wajar bila orangtua dari salah satu pasangan (atau malah keduanya) ikut membantu dalam mengurus si Kecil. Terlebih bila anak dan menantunya bekerja di luar rumah.

Tak dapat dipungkiri, nenek memang salah satu anugrah terindah bagi anak. Ia adalah penghubung dua generasi yang nyaman.

Sumber puluhan dongeng sebelum tidur, kantong yang penuh dengan koin untuk segenggam permen, atau malah tangan yang selalu terbuka untuk setiap kerepotan yang sedang dialami.

Meskipun begitu, kadang situasi semacam ini juga menimbulkan konflik saat kakek-nenek berbeda aturan dengan ayah-ibu.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jadi, bagaimana sebaiknya mengatasi perbedaan peraturan di rumah ini?

Beda peraturan di rumah, dengan kakek-nenek sebagai pengasuh utama si Kecil

Bila hal ini yang terjadi, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengusahakan agar Kakek-nenek dan juga si Kecil tahu peraturan di rumah atau model kepengasuhan yang Parents terapkan.

Biasakan untuk selalu berbagi info cara kepengasuhan dan aturan yang Parents pilih. Misalnya, meminta pendapat beliau bila Parents ingin menerapkan peraturan baru, metode apa yang terbaik untuk memperkenalkannya pada si Kecil, dan lain sebagainya.

Bila orangtua Parents menentang karena merasa kasihan pada si Kecil, cobalah berikan alasan dengan sudut pandang ilmiah atau mengambil rujukan dari para ahli. Beri pengertian manfaat dari aturan tersebut dari sudut pandang Parents.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Misalnya ketika si Kecil tidak diperkenankan mengkonsumsi makanan tertentu, maka jelaskan bahwa kodisi tubuh si Kecil memang tidak memungkinkan untuk mengkonsumsi sembarang makanan. Bila perlu, tunjukkan rekomendasi dari dokter yang memberikan saran.

Beda peraturan di rumah, dengan kakek-nenek yang sesekali berkunjung

Nenek yang sedang berkunjung pun kadang menjadi masalah. Tapi sebelum mulai cemas, coba jawab pertanyaan di bawah ini terlebih dahulu:

  • Benarkah si Kecil akan benar-benar atau langsung sakit bila nenek menyodorkan tambahan satu scoop es krim dari jatah yang sudah ia terima?
  • Apakah si Kecil akan langsung sakit bila tidur lebih larut dari jadwal hariannya?
  • Apakah mungkin kesempatan si Kecil untuk mendapat beasiswa kuliah akan berubah bila mereka menonton kartun sedikit lebih banyak dari yang Parents tetapkan?
  • Dan bagaimana dengan mainan tambahan?

Karena jarang bertemu, biasanya kakek dan nenek jadi cenderung memanjakan si Kecil. Selama apa yang dilakukan kakek-nenek tidak begitu membahayakan kesehatan dan keamanan si Kecil, maka berikanlah sedikit fleksibilitas .

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Toh mereka hanya bertemu beberapa hari dalam setahun. Tak ada salahnya memberi kesempatan kepada orangtua Parents untuk memanjakan si Kecil sesekali.

Khawatir nantinya si Kecil akan berubah menjadi tidak disiplin?

Sekedar berbagi pengalaman; saya pribadi mengatasi hal ini dengan selalu menceritakan tahap kemandirian yang sedang putri saya pelajari, atau jenis tanggung jawab macam apa yang saat ini sudah bisa ia kerjakan.

Dengan cara ini, saat orangtua kami berkunjung, lebih mudah bagi saya untuk meminta beliau membiarkan si Kecil mandi, mengenakan baju sendiri, atau malah tidak menawarkan makanan tertentu yang memang tidak bisa putri saya konsumsi.

Kemungkinan si Kecil memang ‘menikmati’ kebebasan selama ada kakek neneknya, tapi biasanya saya manfaatkan waktu sebelum tidur untuk berdiskusi dengannya tentang “kenyamanan” sesaat yang baru saja ia peroleh dari nenek dan kakeknya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bagaimanapun baik Kakek-Nenek dan juga si Kecil harus tahu bahwa aturan Parents-lah yang menjadi peraturan di rumah. Dan si Kecil merupakan tanggung jawab Parents berdua, karena itu setiap keputusan yang menyangkut dirinya menjadi hak penuh Parents.

Apakah Parents pernah mengalami perbedaan peraturan di rumah seperti “Ray dan Debra”?

Ide dari ‘Everybody Loves Raymond

Pernah menonton film ‘EveryBody Loves Raymond’? Dalam salah satu episodenya, si Nenek (yang digambarkan sering datang dan pergi ke rumah Ray dan Debra semaunya) tiba-tiba datang dan membangunkan dan mengajak anak-anak Ray bermain.

Tak lupa nenek juga membagikan banyak permen. Dan tentu saja Ray dan Debra pun menjadi kalang kabut tak keruan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bila memang orangtua Parents tinggal di dekat rumah, hingga mudah bagi keluarga Parents untuk bertemu, sangat penting bagi Parents untuk membuat peraturan di rumah yang jelas; meski mungkin akan terlihat sangat kaku.

Orangtua Parents perlu tahu bahwa Parents berdua sangat berterima kasih atas cinta dan perhatian yang mereka berikan untuk si Kecil. Namun, mereka juga harus menghormati peraturan di rumah, juga harapan-harapan Parents terhadap si Kecil.

Cobalah bicara dari hati ke hati dengan orangtua Parents tentang kepengasuhan si kecil. Namun bila orangtua Parents seolah tidak mau mengerti akan hal ini, empat tips berikut mungkin bisa membantu:

  • Ajak kakek-nenek untuk ngopi bareng di luar dan ceritakan keprihatinan Parents terhadap kebiasaan si Kecil yang berubah. Misalnya semakin susah untuk jauh-jauh dari game. Coba minta tanggapan atau saran mereka terkait dengan keprihatinan atau kekawatiran Parents tersebut.

Bicarakan aturan di rumah dengan kakek-nenek sebagai pasangan, bukan individu

  • Jangan katakan ketidaksetujuan Parents terhadap sikap kakek dan nenek di depan si Kecil. Hal ini selain membingungkan untuknya, juga seolah memperlihatkan kepadanya sebuah perselisihan yang tidak perlu. Dan tentu saja, mencontohkan sikap ketidakhormatan anak terhadap orangtuanya.
  • Bila kemudian kakek-nenek merasa bersalah atas perubahan si Kecil, jangan sampai hal itu membuat Parents mundur. Tegaslah dengan keputusan Parents.
  • Bicaralah kepada orangtua Parents sebagai pasangan. Memperlihatkan kesatuan Parents berdua adalah sebuah afirmasi penegasan. Jadi, meski Parents hendak bicara dengan orangtua Parent sendiri, gunakanlah kata “kami” bukan “saya”/ “aku”.

Bila taktik di atas gagal…

  • Mintalah kepada orangtua Parents untuk menelpon terlebih dahulu bila hendak berkunjung
  • Katakan bahwa Parents akan menemani anak-anak saat mereka bersama si Kecil. Jika Parents memang tidak bisa percaya bahwa orangtua Parents akan mematuhi peraturan di rumah, maka jalan terbaik adalah tetap berada di sekitar anak-anak saat mereka berkunjung.

Tebarkan cinta untuk kakek dan nenek

Bagaimanapun kakek dan nenek memang anugrah terindah untuk kehidupan si Kecil. Apakah dalam keseharian mereka, atau hanya dari kunjungan tahunan, surat, foto dan surel yang mereka kirim. Untuk itu, lakukan apapun untuk menjaga hubungan kakek-nenek dan cucu seharmonis dan sesehat mungkin.

Parents, semoga ulasan di atas bermanfaat.

ref: sg.theasianparent.com