Di tengah majunya industri perfilman Tanah Air seperti sekarang, ada banyak sosok yang dikenal sebagai aktris. Namun pernahkah terpikirkan oleh Parents, siapa aktris pertama di Indonesia? Dia adalah Roekiah, yang juga dikenal sebagai perintis bintang film Indonesia.
Roekiah (ejaan lama, dibaca Rukiah) pertama kali bermain dalam sandiwara berjudul Terang Boelan (Terang Bulan) karya Albert Balik di tahun 1937. Film Terang Boelan sempat booming di Hindia-Belanda (Batavia, sekarang Jakarta) pada masa itu, menjadikan nama Roekiah semakin dikenal banyak orang.
Artikel terkait: 4 Film Ini Diangkat dari Komik Indonesia, Karya Kebanggaan Anak Bangsa!
Namun Rukiah tak serta-merta main film. Perempuan kelahiran Bandung 31 Desember 1917 ini memulai kariernya sejak usia tujuh tahun sebagai penyanyi keroncong. Ia juga merupakan putri pasangan pemain sandiwara, yakni sang ayah Muhammad Ali asal Belitung dan sang ibu Ningsih dari Sunda.
Dalam film Terang Boelan, Roekiah beradu peran dengan Rd Mochtar. Mereka memainkan lakon sebagai sepasang kekasih.
Artikel terkait: 10 Film Indonesia Terbaik yang Bisa Anda Tonton di Netflix
Idola Industri Film Indonesia pada Masanya
Rukiah meninggal di Djakarta, 2 September 1945 pada usia 27 tahun. Menurut sumber, tulisan-tulisan mengenai Roekiah yang diterbitkan setelah kematiannya (1945), sering kali menyebutkan bahwa ia adalah idola dalam industri perfilman Indonesia.
Rukiah memang mewarisi darah seni dari kedua orang tuanya. Tak heran jika sejak usia belia, Rukiah telah menekuni dunia hiburan. Ia bahkan ikut orang tuanya keliling Jawa bersama sang ayah dan ibu untuk bermain opera atau sandiwara.
Lantaran kesibukannya tampil dari panggung ke panggung, Rukiah bahkan tak sempat mengenyam pendidikan formal layaknya anak seusianya.
Artikel terkait: 5 Film Perjuangan Guru Indonesia yang Tak Boleh Anda Lewatkan
Sempat Dilarang Menjadi Artis
Sebelum menekuni dunia hiburan, orang tua Rukiah sempat melarangnya untuk menjadi artis. Ia punya cita-cita besar untuk menjadi aktris, tapi sang ayah dan ibu tidak memberikan restu.
Rukiah lantas melakukan protes dengan mogok makan karena kecewa keinginannya ditentang. Hingga akhirnya, kedua orang tua Rukiah mengalah dan mengizinkannya untuk memulai karier sebagai aktris.
Pada 1932, Rukiah bergabung dengan Opera Palestina di Batavia. Ia kemudian bertemu Kartolo, pria yang kelak menjadi suaminya. Kartolo adalah seorang priyayi Jawa yang menulis dan memainkan musik untuk grup operanya. Mereka menikah saat Rukiah berusia 15 tahun.
Itulah kisah tentang Roekiah, aktris legendaris yang menjadi idola di zaman penjajahan. Apakah kakek-nenek atau buyut Parents merupakan salah satu yang pernah mengidolakannya?
***
Baca juga: