7 ritual melahirkan kuno di berbagai belahan dunia

Jika dibandingkan dengan keadaan zaman sekarang, ritual melahirkan kuno ini sangat tidak lazim.

Tahukah Bunda bahwa di berbagai belahan dunia terdapat banyak ritual melahirkan kuno. Di zaman sekarang ini ada begitu banyak pilihan proses persalinan yang tersedia, mulai dari normal, operasi caesar, hypno birth, sampai water birth.

Namun pernahkah Bunda membayangkan bagaimana ritual melahirkan kuno di masa lampau?

Ritual melahirkan kuno yang tidak lazim

Jika dibandingkan keadaan zaman sekarang, ritual melahirkan kuno ini sangat tidak lazim. Beberapa ritual tersebut memang bertujuan sama dengan proses persalinan saat ini, yakni demi keselamatan ibu dan bayi. Namun beberapa hal lainnya telah berubah secara dramatis.

Berikut ini adalah 7 ritual melahirkan kuno dari berbagai belahan dunia.

1. Melahirkan di depan umum

Selama bertahun-tahun di Eropa, para wanita kerajaan pada zaman dahulu harus melahirkan bayi di depan istana. Menurut The Telegraph, hingga 70 orang akan hadir ketika sang calon raja akan lahir di muka bumi.

Ritual melahirkan kuno ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa tidak ada kejahatan, seperti bayi yang ditukar di kamar tidur kerajaan.

Bukan hanya wanita kerajaan saja, pada zaman kolonial di Amerika, jauh sebelum proses kelahiran dilakukan di rumah sakit, wanita yang mau melahirkan akan mengumpulkan sekelompok orang. Mereka berharap bisa ditemani oleh lebih dari 10 wanita lain di sekitarnya, termasuk ibu mertua dan beberapa tetangganya.

2. Melahirkan di kursi

Pada abad kedua Masehi, Soranus seorang dokter di Yunani menulis tentang ritual melahirkan kuno. Sebagian besar proses persalinan dilakukan di bawah pengawasan bidan yang memberikan banyak informasi tentang hal yang harus dilakukan. Pada saat itu selama proses melahirkan, wanita harus duduk tegak di kursi dengan sandaran lengan.

Menurut sejarawan kuno Valerie French, itu bukan kursi biasa seperti yang ada di ruang persalinan saat ini.  Kursi tersebut memiliki lubang berbentuk bulan sabit yang menjadi tempat bayi dilahirkan.

3. Menggunakan daun

Menurut sejarawan Ellen Holmes Pearson dari University of North Carolina Asheville, perempuan asli Amerika di tempat terpencil melahirkan dengan menggunakan tumpukan daun yang lembut. Mereka memilih melahirkan seorang diri di tempat-tempat seperti sungai atau aliran air.

Setelah bersusah payah sambil berdiri atau duduk, dan tanpa berbaring, bayi dijatuhkan ke tumpukan daun yang diletakkan di bawah ibunya.

4. Enema dan cukur bulu pubis

Selama era 1950-an di Inggris, wanita yang melahirkan di rumah sering mencukur rambut kemaluannya. Hal ini untuk memberikan enema selama tahap awal persalinan mereka.

Faktanya, praktik memberikan enema pada wanita telah menjadi rutin di banyak negara, Alasannya, itu mengurangi kondisi kotor dan rasa malu bagi wanita.

Bagi bayi, itu akan memberi lebih banyak ruang untuk lahir. Kini, praktek itu tak dilakukan lagi karena ternyata tak bermanfaat secara signifikan.

5. Metode twilight sleep 

Tahun 1914, wanita Amerika Serikat yang melahirkan secara normal akan dibius total. Kondisi saat mereka tak sadarkan diri disebut twilight sleep. Mereka diberi kombinasi morfin sebagai penghilang rasa nyeri dan skopolamin untuk menghapus memori.

Namun, banyak wanita justru merasa lebih sulit berjuang untuk sadar daripada melawan rasa sakit persalinan. Ini merupakan salah satu metode ritual melahirkan kuno yang sudah ditinggalkan karena efek samping yang ditimbulkan. Mereka sering meronta-ronta tak rasional saat akan dibius dan setelah terjaga dari twilight sleep.

6. Menggunakan perawat basah

Sepanjang sejarah, mulai dari tahun 2000 SM hingga abad ke-20, praktik menggunakan perawat basah, atau seorang wanita yang menyusui bayi lain, adalah hal biasa. Seringkali, hal ini karena para ibu tidak dapat memberi makan anak mereka sendiri, inilah sesuatu yang banyak diketahui oleh wanita modern

Tetapi dalam catatan sejarah, hal ini merupakan cara memberikan makanan untuk para wanita bangsawan. Sebuah penelitian tahun 2009 menjelaskan bahwa sebelum penemuan botol dan susu formula, menyusui basah adalah alternatif yang paling aman dan paling umum untuk ASI ibu.

7. Berdiam selama 30 hari

Di Tiongkok ada ritual melahirkan kuno yang mengharuskan perempuan menjalani kurungan selama 30 hari, atau periode berbaring. Pada ritual ini mereka harus mengikuti aturan tertentu tentang diet dan aktivitas lainnya.

Itulah beberapa ritual melahirkan kuno di masa lampau, bersyukur banget ya Bun kita sudah menikmati zaman modern ini.

Referensi: huffingtonpost.com

Baca juga:

id.theasianparent.com/ritual-melahirkan-unik/

 

Penulis

Kiki Pea