Rigid Routines pada Anak Autisme, Ini yang Saya Lakukan Saat Mendampinginya

Pernah mendengar istilah Rigid Routines pada anak autisme? Kondisi ini dialami seperti putri saya, dan beberapa cara inilah yang saya lakukan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kebanyakan anak dengan gangguan autisme cenderung kaku dan tidak menyukai perubahan dalam rutinitas hidupnya. Mereka begitu mengharapkan aktifitasnya selalu sama. Saat rutinitasnya berubah tiba-tiba, mereka kerapkali mengalami kecemasan dan merasa gelisah. Itulah yang dinamakan dengan Rigid Routines pada anak autimse.

Hal inilah yang terjadi pada putri kami yang berusia tujuh tahun. Bulan Oktober lalu saya berdiskusi dengan suami terkait perilaku kakunya yang begitu kaku saat memulai hari. Ketika putri kami bangun tidur, ia langsung meminta makan berat.

Walapun sudah diberikan buah sebagai camilan untuknya, tetap saja ia meminta nasi ketika bangun tidur. ‘’Wah repot juga jika hingga dewasa kelak ia terus bertingkah seperti itu," pikirku. Ternyata suami juga memiliki pemikiran yang sama.

Tak ingin menjadi kebiasaan, akhirnya beberapa hari kemudian saya mulai bersikap. Biasanya setelah ia bangun tidur, saya langsung masak sarapan untuknya. Namun, hari itu saya hanya masak nasi saja, sedangkan untuk sayur dan lauknya sengaja belum saya siapkan. Bagaimana reaksi putri kami?

Kegelisahan sangat tampak saat ia bilang, "makan’" saat bangun tidur dan saya jawab bahwa makanannya belum siap. Putri kami berlari ke dapur, membuka panci miliknya masih kosong. Ia semakin kesal dan berteriak.

Rigid Routines pada Anak Autisme

Lewat kejadian ini, perlahan saya pun akhirnya belajar ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menghadapi kondisi rigid routines pada anak autisme.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

1. Rigid Routines pada Anak Autisme, Tenangkan dan bicara dengan anak

Menghampiri dan berbicara padanya bahwa mulai hari ini saat bangun tidur harus pipis terlebih dahulu dan mencuci tangan. Saya pun mengiming-iminginya buah apabila ia mau pergi ke kamar mandi untuk pipis. Hari itu, ia teriak ‘’tidak!”.

Namun, saya tetap membawanya ke kamar mandi dan ia langsung menuruti walaupun diiringi dengan tangisan. Saya segera memberikannya buah kesukaannya. Ingat selalu menepati janji jika anak sudah mengerjakan apa yang disuruh.

2. Mengajak menyiapkan sarapan

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Camilan buah saja tidak cukup bagi putri kami. Saat buahnya habis dimakan, ia tetap meminta makanan utama yaitu nasi dan lauk pauknya. Saya pun mengajak putri kami ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Saya berbicara padanya bahwa hari ini ada ikan (menu rotasi harian) dan buncis.

Ia pun mengerti dengan perkataan saya. Namun pada hari pertama melakukan rutinitas ini, rengekan dan tangisan selalu datang di sela-sela aktifitas memasak. Saya abaikan saja. Dan benar, lama-lama juga ia berhenti merengek dan menangis.

3. Perlihatkan hasil masakan

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Setelah masakan matang, hasil masakan langsung diperlihatkan kepada putri kami. Lalu langsung berbicara padanya bahwa baru bisa makan setelah mandi dan ganti baju. Dan tidak disangka, ia langsung menuruti untuk segera pergi ke kamar mandi. Setelah mandi dan memakai baju ganti, ia meminta makan nasi. Jangan lupa untuk selalu menepati janji kepada anak.

Sebetulnya bukan hal ini saja rigid routines pada putri kami. Dahulu ketika berolahraga di di luar rumah, kami selalu membawa buah-buahan dan benda yang sering dipegang olehnya seperti sendok stainless stell. Tujuannya jika anak rewel selama olahraga, tinggal diberikan benda tersebut untuk menenangkannya.

Namun seiring berjalannya waktu kami berpikir sepertinya hal ini tidak baik untuk perkembangannya. Tidak semudah seperti yang diucapkan memang. Teriakan, rengekan dan tangisan sering terjadi ketika menghadapi rigid routines pada anak autisme.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Untuk mencapai semua itu perlu perjuangan bahkan sebagai orang tua kita harus sedikit tega demi tumbuh kembang anak.

Satu bulan berlalu setelah kami sebagai orang tua berkomitmen untuk merubah aktifitas anak, Alhamdulillah ia dapat mengikutinya. Walupun untuk mencapai semua itu membutuhkan perjuangan bahkan sebagai orang tua kita harus sedikit tega demi tumbuh kembang anak. Intinya komitmen selalu dijalankan, tidak boleh ‘’kalah’’ dengan anak serta selalu menepati janji kepada anak.

 

Baca Juga:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

id.theasianparent.com/cara-membuat-bayi-tidur-nyenyak

id.theasianparent.com/bonding-orang-tua-dan-anak

id.theasianparent.com/aplikasi-theasianparents-pendamping-bumil