Parents, kali ini tim Elexdigital.co.id berbagi inspirasi dari buku parenting berjudul Membangun Rasa Percaya Diri anak, karya Henny Puspitarini & re!Media Service.
Membangun rasa percaya diri anak tidaklah sulit
Terkadang kita hanya perlu berbekal media yang sederhana untuk memancing daya kreativitas anak. Prinsipnya, asalkan kita membiarkan anak merasa percaya diri saat mengeksplorasi media tersebut, maka kreativitas dan imajinasinya pun akan meningkat.
Cobalah dengan kelapa parut aneka warna. Berikan kelapa parut kepada balita, lalu perhatikan tingkah mereka.
Siapa sangka, kelapa parut aneka warna yang kita berikan kepada si Kecil untuk bermain, justru bukan hanya sekedar melatih koordinasi mata dan tangan mereka.
Mereka senang sekali menuangkan kelapa parut itu dari satu wadah ke wadah lain, lalu mereka juga dapat berpura-pura membuat kue lapis berwarna-warni, mencabik-cabiknya, mengacak-ngacaknya, bahkan bermain mobil truk dengan kelapa parut sebagai rintangan di jalanannya. Asyik sekali bukan?
Syaratnya sederhana, yaitu jangan ada pengekangan. Jangan ada pelarangan selama tidak ada yang membahayakan. Mengekang akan melemahkan rasa percaya diriya.
Bayangkan saja bila ingin begini tak boleh dan ingin begitu juga tak boleh, akhirnya anak memilih diam dan tidak bergerak. Akibatnya, anak tak dapat menyalurkan daya kreativitas yang ia miliki.
Biarkan anak melakukan eksplorasi. Parents, hindarilah hyperparenting. Kita sebagai orangtua memang selalu menginginkan yang terbaik bagi anak-anak kita, namun jika perilaku kita malah mematikan rasa percaya diri anak, dampaknya tentu tidak baik untuk mereka.
Hyperparenting akan menghambat kreativitas anak karena mereka menjadi takut untuk bereksplorasi.
Apa yang mereka ingin lakukan jadi terhenti. Bahkan anak bisa jadi penakut. Lebih jauh lagi, kesenangan atau hobinya jadi tidak berkembang. Mereka bisa mengalami kemunduran, otaknya tidak terasah sehingga daya kreativitas anak pun terbelenggu.
Rasa percaya diri sangat berpengaruh bagi tumbuhnya kreativitas anak. Anak yang percaya diri akan mudah melakukan aktualisasi diri. Harga dirinya akan naik, apalagi jika orang tua melengkapinya dengan penguatan yang positif.
Jika sudah demikian, anak semakin semangat untuk bergerak, bergerak, dan bergerak. Ide-idenya seakan mudah mengalir dan anak bebas mewujudkannya dengan rasa senang hati.
Contoh lain meningkatkan daya kreativitas melalu media sederhana adalah dengan benda yang ada di sekitar dapur. Sendok dan garpu tak hanya untuk makan saja, biarkan anak mencobanya untuk hal lain, misalnya untuk berkreasi dengan cat.
Makaroni mentah tak hanya untuk dimasak saja, tetapi anak bisa menjalinnya sebagai gelang ataupun rambut bonekanya.
Anak hanya butuh ruang bebas dan keleluasaan untuk mengeskpresikan rasa percaya dirinya. Parents, mari stop hyperparenting.
Untuk selengkapnya, bacalah ulasannya di buku Membangun Rasa Percaya Diri Anak karya Henny Puspitarini & re!Media Service.
Cara Meningkatkan Rasa Percaya Diri Anak
Rasa percaya diri adalah salah satu hadiah terbesar yang dapat diberikan Parents kepada anak. Carl Pickhardt, seorang psikolog anak, mengatakan seorang anak yang kurang percaya diri akan enggan untuk mencoba hal-hal baru atau menantang karena mereka takut gagal atau mengecewakan orang lain.
Tidak percaya diri bisa menahan perkembangan anak di kemudian hari dan mencegah mereka memiliki karier yang sukses. Berikut adalah 5 tips untuk membesarkan anak yang percaya diri, seperti dikutip dari Business Insider.
- Menghargai upaya, tidak peduli apakah mereka menang atau kalah
Saat Anda tumbuh dewasa, perjalanan lebih penting daripada tujuan. Jadi apakah anak Anda membuat gol kemenangan untuk timnya atau tidak sengaja menendang keluar batas, bertepuk tangan lah untuk usaha mereka, kata Pickhardt.
- Mendorong praktik untuk membangun kompetensi
Dorong anak Anda untuk mempraktikkan apa pun yang mereka minati – tetapi lakukan tanpa terlalu menekan mereka.
- Biarkan mereka memecahkan masalah sendiri
Jika Anda selalu memecahkan masalah anak, maka mereka tidak akan pernah mengembangkan kemampuan atau kepercayaan diri untuk memecahkan masalah sendiri.
“Bantuan orang tua dapat mencegah rasa percaya diri yang berasal dari diri sendiri dan mencari tahu sendiri,” jelas Pickhardt.
- Biarkan mereka bertindak sesuai usianya
Jangan berharap anak Anda bertindak seperti orang dewasa. “Ketika seorang anak merasa bahwa hanya berkinerja sebaik orang tua saja yang cukup baik, standar yang tidak realistis itu dapat menghambat upaya,” katanya. “Berjuang untuk memenuhi harapan orang dewasa dapat mengurangi kepercayaan diri.”
- Beri mereka tantangan baru
Tunjukkan kepada anak Anda bahwa mereka dapat membuat dan mencapai tujuan kecil untuk mencapai prestasi besar – seperti mengendarai sepeda tanpa roda latihan.