Sadarkah Parents, menginjak usia 3-4 bulan, bayi biasanya sudah menunjukkan ragam ekspresi wajah? Sebut saja ia bisa begitu gembira saat digendong orangtuanya, tetapi bisa jadi menangis ketika digendong orang lain yang tak dikenalnya. Hal ini tentunya memunculkan pertanyaan dalam benak Anda, sudahkah aku memberikan rasa aman pada anak sesuai harapan?
Alasan Anak Gelisah Bertemu Orang Baru
Bun, perlu diingat bahwa perkembangan kognitif Si Kecil belum sempurna layaknya orang dewasa. Itu sebabnya anak masih sulit membedakan manakah orang yang dikenalnya dan orang yang sama sekali asing.
Namun jangan khawatir, di usianya yang ketiga bulan kemampuan penglihatan biasanya sudah meningkat. Si Kecil mulai mampu mengingat karakter wajah seseorang lebih detail, sehingga mereka bisa mengidentifikasi orang yang ada di sekitarnya, termasuk keluarga.
Tak heran, anak akan tiba-tiba menjerit termasuk saat orangtua membiarkan orang lain menggendongnya. Ini menandakan anak sedang berada di tahap perkembangan rasa amannya.
Pentingnya Menciptakan Rasa Aman pada Anak
Kala Si Kecil mulai bisa merasakan ekspresi negatif, saatnya Parents mencoba memahami perasaan anak. Cobalah tenangkan anak agar rasa aman terpupuk dalam dirinya dan perlahan memulihkan anak dari perasaan negatif yang ada.
Penting diingat bila anak memiliki sikap positif dan stabil dapat membantu meningkatkan pertumbuhan hormon di otak. Hormon ini kedepannya berfungsi sebagai resistensi penyakit, yang mana erat kaitannya dalam tahap perkembangan fisik anak.
Di samping itu, rasa aman merupakan kebutuhan emosional yang dibutuhkan anak agar kemampuan sosial dan kestabilan emosinya berkembang dengan maksimal. Hal ini juga menjadi pondasi utama untuk perkembangan karakter si kecil, lho.
Bagaimana Menumbuhkan Rasa Aman pada Si Kecil?
1. Memahami kebutuhan anak
Hal utama yang harus dimengerti yaitu memahami apa sebenarnya perasaan anak kala itu. Ketika Si Kecil mulai terlihat cemas, cobalah tanggapi dan menenangkannya dengan pelukan sembari meyakinkannya bahwa semua baik-baik saja.
Pelukan dapat menjadi kontak fisik yang membuat anak aman dan merasa diperhatikan. Tak hanya itu, pelukan adalah menciptakan ikatan emosional yang mana menjadi kunci utama menciptakan rasa aman pada Si Kecil.
2. Biarkan ia menggenggam sesuatu
Saat Si Kecil sedang merasa stres atau cemas akan sesuatu, otomatis mereka akan mengemut tangan sendiri. Jangan buru-buru melarang Parents, karena cara inilah yang akan membuat anak merasa lebih tenang.
Tentunya jangan membiarkannya mengemut sembarang benda juga, Parents bisa membelikannya boneka kecil yang empuk atau Teether. Selain berbentuk lucu dan menggemaskan, mainan ini sangat aman untuk digigit karena terbuat dari bahan PVC yang tidak membahayakan kesehatan anak.
3. Mainan interaktif bisa menjadi solusi
Di samping teether, ada juga mainan interaktif menyala yang dapat mengalihkan perhatian anak sehingga ia menjadi lebih tenang. Adalah Fisher Price SOOTHE N GLOW SEAHORSE WB, mainan lucu dan menggemaskan yang akan menemani Si Kecil ke mana pun.
Mainan ini dilengkapi efek suara ombak yang menenangkan untuk menstimulasi rasa aman dalam dirinya. Tak hanya menenangkan dan menghibur, mainan ini juga dapat melatih kemampuan pendengaran maupun penglihatan anak sekaligus membuatnya lebih fokus.
Produk ini juga mendorong rasa ingin tahu anak sehingga mengalihkannya dari rasa gelisah yang sebelumnnya dirasakan Si Kecil. Berbekal musik dan suara latar yang lembut, anak akan lebih tenang.
4. Senyuman orangtua
Saking sibuknya memutar otak bagaimana cara membuat anak lebih aman dan tenang, banyak orangtua melupakan solusi paling efektif untuk menenangkan anak, yakni senyuman lembut dan ucapan yang menenangkan.
Kala anak berada dalam dekapan Bunda dan Ayahnya, ia akan merefleksikan kondisinya dengan keamanan dan ketenangan yang melingkupi dirinya. Saat tersenyum pada Si Kecil, jangan lupakan kontak mata ya, Bun, agar bonding dengan anak juga semakin erat.
5. Lakukan aktivitas yang menyenangkan
Tak kalah penting, libatkan diri menciptakan aktivitas menyenangkan bersama Si Kecil. Bukan sembarangan aktivitas, cobalah permainan kecil yang mengasah keterampilan sensoriknya. Contoh, menggendongnya di pundak sambil berkata “ayo kita siap terbang”.
Siapa sangka, permainan sederhana ini dapat menstimulasi sistem sensorik anak dan meningkatkan kemampuannya menanggapi perubahan kondisi mendadak di sekitarnya.
Tentunya, semua ini membutuhkan proses dan ketelatenan orangtua. Paling penting, jangan lupa menyemangati anak dalam prosesnya. Menciptakan rasa aman anak jika dilakukan sejak dini akan membuat rasa percaya anak pada orangtua tertanam dalam dirinya hingga dewasa.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.