10 Kandungan berbahaya dalam makanan anak yang sering tidak disadari orangtua
Racun dalam makanan anak ternyata dekat sekali dengan apa yang kita konsumsi setiap hari. Yuk kenali jenis racunnya agar bisa waspada.
Racun dalam makanan anak yang bisa berbahaya sering tidak kita sadari keberadaannya. Orangtua harus cerdas dalam memilih dan memilah makanan dan minuman yang aman dikonsumsi anak, dan tidak membahayakan kesehatannya.
Berikut adalah beberapa racun dalam makanan anak serta minumannya yang sering tidak diketahui, namun memiliki dampak yang membahayakan.
Racun dalam makanan anak #1: Kandungan minyak sayur yang dibrominasi pada minuman soda
Bromin adalah senyawa kimia yang biasa digunakan pada kaporit di air kolam renang. Zat adiktif ini juga digunakan untuk menjaga perisa makanan tetap ada dalam minuman ringan seperti soda. Konsumsi soda yang mengandung minyak sayur terbromin bisa menyebabkan gejala keracunan bromin.
BVO (Brominated vegetable oil), meninggalkan residu di lemak tubuh dan lemak di otak, hati, serta organ lain. Jepang dan Eropa sudah melarang penggunakan BVO dalam produk makanan dan minuman, namun sebaiknya Parents tetap memeriksa label komposisi makanan dan minuman kemasan, sebelum memberikannya pada anak.
Racun dalam makanan anak #2: Pestisida pada buah dan sayur
Bahan kimia ini sering digunakan untuk membunuh hama pada tanaman buah dan sayur. Sayangnya, residu dari pestisida ini masih sering ada dalam buah dan sayur yang dikonsumsi anak. Pilihan aman ialah dengan membeli buah dan sayur organik, meskipun agak mahal.
Racun pestisida bisa berbahaya pada perkembangan otak anak, meningkatkan masalah perilaku, hiperaktif hingga susah belajar. Paparan residu pestisida pada makanan ibu hamil juga bisa menyebabkan hambatan dalam tumbuh kembang anak.
Bila tidak mampu membeli buah dan sayur organik, cucilah sampai bersih sebelum anak Anda memakannya. Lebih aman jika sayur dimasak dulu.
Artikel terkait: Hati-hati, 7 kombinasi buah dan sayur ini berbahaya bagi kesehatan anak dan orang dewasa
Racun dalam makanan anak #3: Racun arsenik dalam beras
Siapa yang menyangka bahwa racun arsenik ternyata ada di dalam nasi. Arsenik diketahui bersifat karsinogen (penyebab kanker) dan bisa menghambat kemampuan anak untuk belajar. Padi menyerap arsenik dari tanah yang subur dan air.
Sebaiknya, anak yang masih dalam tahap tumbuh kembang tidak diberikan terlalu banyak nasi. Kombinasikan dengan makanan lain seperti gandum utuh. Selain bahaya arsenik, asupan nasi yang terlalu banyak bisa membuat anak terkena obesitas dengan risiko melebihi orang dewasa.
Racun dalam makanan anak #4: Phthalates (bahan kimia yang terkandung di dalam plastik)
Zat kimia yang satu ini, sering ditemukan dalam produk berbahan plastik. Seperti kotak penyimpan makanan. Phthalates memengaruhi hormon yang berperan dalam tumbuh kembang janin dan bayi, perkembangan reproduksi, hingga tumbuh kembang otak.
Bila memungkinkan, hindari menyimpan makanan di dalam wadah plastik. Kecuali jika produk tersebut sudah menyatakan bebas zat kimia berbahaya seperti phthalates. Senyawa kimia berbahaya ini juga bisa ditemukan dalam makanan berlemak, terutama produk olahan susu.
Jadi, pilihlah makanan atau minuman denngan kadar lemak rendah termasuk susu.
Racun dalam makanan anak #5: BPA (bisphenol-A) dalam makanan kemasan
Bisphenol-A (BPA) adalah zat yang sering ditemukan dalam kemasan makanan. Sehingga banyak produk yang menyertakan label ‘BPA-free’ pada produknya, sebagai jaminan keamanan. Zat BPA juga tidak lagi dibolehkan dalam produk botol bayi, gelas balita atau kemasan susu formula.
Efek paparan BPA terhadap tubuh bisa menyebabkan kanker, kerusakan pada organ reproduksi pria dan wanita, juga menganggu tumbuh kembang otak anak. BPA juga ditemukan pada makanan kalengan.
Tidak hanya kemasannya, makanan di dalam kaleng juga mengandung BPA. Terutama makanan yang mengandung zat asam, seperti sarden dengan saus tomat. Sebab itu, hindari terlalu sering membeli makanan kalengan.
Racun dalam makanan anak #6: Pewarna makanan pada cemilan anak
Makanan yang berwarna warni tentu sangat menarik bagi anak, namun Parents harus hati-hati. Karena racun dalam makanan anak juga terkandung dalam pewarna yang digunakan dalam berbagai produk makanan dan minuman.
Pewarna makanan sintetis seperti red 40, yellow 5 dan lainnya bisa memicu perilaku buruk pada anak seperti hiperaktifitas. Selain itu, pewarna makanan juga bisa memicu reaksi alergi pada anak seperti gatal-gatal, dan bengkak.
Racun dalam makanan anak yang bersumber dari pewarna sintetis ini juga berisiko menimbulkan kanker. Dampak buruknya bisa menghambat kemampuan anak untuk memberi perhatian dan beraktifitas.
Memang agak sulit untuk menentukan produk mana yang menggunakan pewarna alami atau sintetis. Namun, Parents bisa menjauhi makanan dan minuman dengan warna yang mencolok, karena biasanya itulah yang paling berbahaya.
7. Kemasan makanan yang microwaveable
Apakah Anda sering membeli berondong jagung yang bisa dimasak dengan oven atau microwave? Jika ya, kurangilah kebiasaan tersebut. Karena kemasan yang masuk ke dalam pemanggang elektrik itu bisa mengeluarkan senyawa kimia berbahaya saat dipanaskan.
Perfluorinated chemicals adalah zat kimia yang sering digunakan pada kemasan popocorn instan yang bisa dimasak di microwave. Suhu tinggi bisa membuat zat ini masuk ke dalam makanan, yang dampaknya berbahaya pada anak.
CDC menyebut, beberapa studi telah menunjukkan bahwa zat kimia tersebut memengaruhi tumbuh kembang di masa kanak-kanak, juga bisa menyebabkan kanker. Zat berbahaya ini juga ditemukan dalam bungkus burger, sandwich, kentang goreng, dan kemasan pizza.
Sebab itu, berhati-hatilah membeli makanan instan dan cepat saji. Jika ingin menghangatkannya, pindahkan dulu ke dalam wadah lain yang aman untuk dipanaskan.
8. Aspartame (pemanis buatan)
Pemanis buatan adalah racun dalam makanan anak yang sebaiknya dihindari, tiga penelitian yang berbeda menunjukkan bahwa aspartame menyebabkan kanker pada hewan. Penelitian ini dilakukan oleh ilmuwan independen yang tidak disponsori pihak manapun.
Paparan zat pemicu kanker seperti aspartame di masa kanak-kanak bisa sangat berbahaya. Sebuah penelitian terbaru dari RSU Massachusetts menemukan, pemanis buatan bisa menghambat kemampuan enzim alami tubuh yang berfungsi mencegah obesitas dan diabetes.
Hindari memberi anak makanan dan minuman kemasan yang mengandung aspartame. Kurangi asupan gula mereka karena bisa berbahaya bagi tumbuh kembang fisik dan otaknya.
Artikel terkait: Asupan gula berlebih bisa merusak otak anak
9. Antibiotik yang terkandung dalam produk olahan susu dan daging
Banyak pengusaha ternak yang memberikan antibiotik atau obat hormon agar hewan lebih cepat tumbuh dengan daging yang lebih banyak. Hal ini biasa dilakukan pada sapi agar lebih cepat tumbuh dan susu yang dihasilkan juga lebih banyak.
Penggunaan obat pada hewan ternak ini bisa menyebabkan anak mengalami pubertas dini hingga kanker. Alangkah lebih baik jika memelihara hewan ternak sendiri jika ingin makan daging, atau memilih daging organik.
10. Zat pemicu kanker dalam daging olahan
Lembaga kanker di WHO memasukkan daging olahan seperti ham dan sosis ke dalam makanan pemicu kanker. Beberapa penelitian yang diperiksa oleh agensi ini, menunjukkan bahwa makan satu sosis setiap hari berisiko terkena kanker kolorektal sebesar 18%.
Orangtua disarankan untuk membatasi asupan daging olahan seperti sosis, untuk mengurangi risiko kanker usus besar. Apalagi sosis murah yang beredar di pasaran, justru lebih berbahaya lagi.
***
Daftar racun dalam makanan di atas tentu membuat Parents khawatir, karena hampir semuanya sering kita konsumsi setiap hari. Namun, demi kesehatan dan masa depan si kecil, baiknya hindari makanan dan minuman yang memiliki potensi bahaya untuk anak.
Semoga bermanfaat.
Referensi: Readers Digest