Indonesia merupakan negara yang kaya suku dan adat istiadat. Tak heran, setiap suku memiliki prosesi pernikahan unik yang sesuai adat masing-masing. Salah satunya, prosesi pernikahan adat Lampung.
Upacara pernikahan adat Lampung merupakan upacara dianggap sangat sakral dan diselenggarakan secara meriah. Prosesi pernikahan adat ini pun masih dipegang teguh oleh masyarakatnya.
Apa saja tahap-tahap pernikahan adat Lampung? Simak infonya di sini yuk!
8 Tahap Prosesi Pernikahan Adat Lampung
Dilansira dari thebridedept.com (09/02/16), berikut adalah prosesi pernikahan adat Lampung
1. Nindai/Nyubuk
selasar.com
Prosesi pernikahan adat Lampung dimulai dengan tradisi nindai/nyubuk. Prosesi ini dijadikan sebagai ajang penilaian bagi orang tua calon mempelai pria terhadap calon mempelai wanita yang dipilih putranya. Salah satu upacara adat yang dilakukan, yaitu cangget pilangan.
Di mana calon mempelai wanita dan pria hadir dengan mengenakan pakaian adat. Di sinilah utusan keluarga calon mempelai laki-laki nyubuk atau nindai calon mempelai wanita di balai adat.
Artikel terkait: Miliki Budaya Berwarna, Ini Nilai Estetika Pakaian Adat Lampung!
2. Nunang (Melamar)
instagram.com/nikitawillyofficial94
Seusai acara Nindai, ada prosesi nunang/ngelamar. Untuk prosesi ini, biasanya keluarga dari kedua belah pihak terlebih dahulu menentukan harinya. Jika hari tersebut sudah ditentukan, maka calon mempelai laki-laki akan datang untuk melamar dengan membawa barang-barang.
Sebut saja makanan, kue-kue, dodol, alat merokok, dan alat-alat nyireh ugay cambia (sirih pinang) dengan jumlah yang disesuaikan tahta atau kedudukan dari calon mempelai tersebut. Setelah itu, pihak laki-laki akan menjelaskan maksud dan tujuan kedatangannya, yaitu untuk meminang calon mempelai perempaun.
3. Nyirok (Ngikat)
indonesiakaya.com
Prosesi nyirok sebenarnya bisa digabungkan dengan melamar. Ini merupakan peluang bagi calon mempelai laki-laki untuk memberi tanda pengikat dan hadiah kepada calon mempelai wanita, berupa mas berlian, kain jung sarat, dan sebagainya.
Untuk tata cara prosesi ini, yaitu di mana orang tua calon mempelai laki-laki mengikat pinggang calon mempelai perempuan dengan benang lutan (benang dari kapas warna putih, merah, hitam, atau tridatu) sepanjang 1 meter. Benda-benda ini bermakna harapan agar kedua jodoh dijauhi dari halangan dan rintangan.
Artikel terkait: 5 Potret Acara 4 Bulanan Nikita Willy, Sakral Mengusung Adat Lampung
4. Berunding (Menjeu)
indonesiakaya.com
Setelah melakukan lamaran, prosesi selanjutnya adalah berunding yang dilakukan di rumah calon mempelai perempuan. Sesuai namanya, tujuan dari prosesi ini, yaitu untuk membicarakan uang jujur, mas kawin, adat apa yang akan digunakan, serta menentukan tempat acara akad nikah.
Namun, untuk prosesi ini calon mempelai pria tidak diperkenankan untuk hadir dan hanya diwakilkan oleh utusan dari keluarga yang sudah dipercayainya.
5. Sesimburan (Dimandikan)
Setelah urusan mas kawin, adat, dan tempat akad nikah selesai dibicarakan. Dilanjutkan dengan prosesi sesimburan atau dimandikan. Dalam prosesi ini, calon mempelai perempuan diarak dengan payung gober dan diiringi tetabuhan (gender, gurih, dll).
Kemudian, calon mempelai perempuan bersama para gadis dan ibu mandi bersama dan saling simbur. Biasanya prosesi sesimburan ini dilaksanakan di kali atau sumur. Selain untuk menyucikan diri, prosesi Sesimburan ini juga bertujuan untuk menolak bala sebelum akad nikah berlangsung.
Artikel terkait: Sekura, Tradisi Idul Fitri Asal Lampung yang Pererat Persaudaraan
6. Betanges (Mandi Uap)
instagram.com/nikitawillyofficial94
Betanges atau mandi uap ini dilaksanakan oleh calon mempelai perempuan. Tujuannya agar di hari pernikahan calon mempelai wanita tidak terlalu banyak mengeluarkan keringat. Mandi uap ini menggunakan rempah-rempah wangi yang direbus sampai mendidih dan diletakkan di bawah kursi.
Calon mempelai wanita duduk di atas kursi tersebut dan dilingkari tikar pandan (dikurung). Kemudian, bagian atas tikar ditutup dengan tampah atau kain, sehingga uap menyebar ke seluruh tubuh sehingga mengeluarkan aroma harum. Betanges biasanya memakan waktu kira-kira 15-25 menit.
7. Berparas (Mencukur)
Setelah betanges, prosesi dilanjutkan dengan berparas untuk mempercantik diri mempelai perempuan. Prosesi ini bertujuan untuk menghilangkan bulu-bulu halus dan membentuk alis agar tampak menarik dan mudah dibentuk. Setelah itu, pada malam harinya dilanjutkan dengan memasang pacar di kuku calon mempelai perempuan.
8. Upacara Akad Nikah atau Ijab Kabul
KALAMDALA via bridestory.com
Seharusnya pernikahan dilaksanakan di rumah calon mempelai laki-laki. Namun, seiiring perkembangan zaman dan kesepakatan, maka akad nikah sudah sering diadakan di rumah calon mempelai perempuan. Apa saja yang dilakukan? Simak penjelasannya.
Rombongan calon mempelai pria:
– Barisan paling depan adalah perwatin adat dan pembarep (juru bicara).
– Rombongan calon mempelai pria diterima oleh rombongan calon mempelai wanita di barisan paling depan, yaitu seorang pembarep dari pihak calon mempelai wanita.
– Rombongan calon mempelai pria dan calon mempelai wanita dihalangi dengan Appeng (kain sabage/cindai) sehingga kedua rombongan tersebut tidak bisa saling lihat.
– Setelah tercapai kesepakatan, maka juru bicara pihak calon mempelai pria menebas atau memotong Appeng tersebut dengan alat terapang.
Pada saat upacara akad nikah, rombongan calon mempelai pria datang dengan membawa seserahan berupa:
– Dodol,
– Urai cambai (sirih pinang),
– Juadah balak (lapis legit),
– Kue kering, dan
– Uang adat.
Setelah itu, calon mempelai laki-laki dibawa ke tempat pelaksanaan akad nikah dan didudukan di kasur usut. Selesai akad nikah, kedua mempelai melakukan sungkem (sujud netang sabuk) kepada orang tua dan dilanjutkan sembah sujud kepada para petua yang hadir.
Itulah prosesi pernikahan adat Lampung yang sarat makna budaya. Menarik ya!
Baca juga:
5 Ciri Khas Riasan Pengantin Adat Sunda, Sarat Makna Mendalam
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.