Popcorn Brain, otak anak 'meletup' akibat kebanyakan main gadget, ini rekomendasinya!

Yuk, atasi dengan tips sesuai usia si kecil berikut ini!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pernah mendengar istilah popcorn brain, Bun? Ini didefinisikan sebagai suatu kondisi otak anak yang sudah sangat terbiasa dan tergantung dengan gadget, kondisi otak si kecil seolah 'meletup-letup' seperti popcorn karena rangsangan kuat dari peranti.

Biasanya si kecil akan terlihat sangat serius memerhatikan gadget seperti 'sedang dikendalikan', anak terbiasa menerima informasi dan stimulus yang cepat dan kuat dari perangkat, sehingga merespon kehidupan nyata dengan lebih lambat.

Apakah popcorn brain berbahaya?

Tentu kita sudah tak asing ya, bila melihat anak usia dini yang sudah sangat ketergantungan pada teknologi seperti smartphone, televisi dan sebagainya. Kondisi ini memang terjadi dimana-mana dan perlu perhatian ekstra dari setiap orangtua karena bisa memiliki beberapa dampak yang fatal.

Artikel Terkait : Main gadget terlalu lama, balita ini harus jalani operasi mata

Popcorn brain pada anak

1. Sulit mengidentifikasi emosi

Clifford Nass, seorang psikolog sosial di Stanford mengungkapkan dampak negatif dari kebiasaan akan ketergantungan gadget ini, khususnya orang-orang yang mengerjakan beberapa hal sambil berselancar di dunia maya.

Menurutnya, kebiasaan multitasking ini bisa membuat kemampuan emosi seseorang menurun. Dalam penelitian, ia menunjukkan foto wajah orang lain pada responden. Hasilnya cukup mengejutkan karena ternyata mereka menjadi sulit mengidentifikasi emosi orang lain.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2. Perubahan perilaku

Dalam bukunya berjudul Mendidik Anak di Era Digital: Kiat Menangkal Efek Buruk Teknologi, Yee-Jin Shin mengungkapkan bahwa otak yang berada dalam kondisi meletup-letup atau popcorn brain akan membuat anak selalu mencari hal-hal yang semakin lama semakin brutal, impusif, cepat, dan menarik.

3. Kecanduan

Nora Volkow, direktur National Institute on Drug Abuse, mengaku bahwa dirinya sendiri juga mengalami kesulitan untuk tidak menggunakan smartphonenya, meskipun saat libur.

Ia merasa tak bisa menahan diri untuk memeriksa email atau pesan yang sebetulnya tidak penting untuk dilakukan hingga ia merasa bersalah namun tetap melakukannya. Dia menjelaskan bahwa stimulasi terus-menerus tersebut  dapat mengaktifkan sel dopamin dalam nukleus accumbens, pusat kesenangan utama otak sehingga seseorang bisa merasa kecanduan.

Artikel Terkait : Usia Terbaik Memberikan Gadget Pada Anak Menurut Bill Gates

Popcorn brain pada anak

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel Terkait : Parents, Inilah 4 Tips Bijak Memilih Gadget untuk Anak

Rekomendasi Ahli

Untuk mengatasi hal ini, ada beberapa rekomendasi dari American Academy of Pediatrics (AAP), diantaranya:

1. Anak-anak di bawah 18 bulan

Memiliki anak di usia segini, Bun? Sebaiknya jangan dikenalkan intens dengan gadget, ya. AAP hanya memberikan batasan sekadar face time atau video call untuk anak usia ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2. Anak usia 18-24 bulan

Bagi orangtua dengan anak yang berada di usia ini hendaknya lebih bijak mengenalkan media digital. Pilihlah program dengan kualitas tinggi dan selalu awasi tontonan mereka. Jadikan momen perkenalannya ini sebagai saat mengedukasi si kecil.

3. Anak-anak usia 2 hingga 5 tahun

Sudah mulai beranjak lebih besar, Parents juga sebaiknya tetap memerhatikan kualitas dan durasi menggunakan gadget. Batasi penggunaannya ini maksimal 1 jam per hari, lalu tontonlah program-program berkualitas tinggi.

Saat menyaksikan tayangan di gadget sebaiknya dampingi terus ya, Bun. Jadikan ini sebagai momen bonding bersama dan bantu si kecil memahami yang dilihatnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

4. Anak-anak usia 6 tahun dan lebih tua

Saat sudah semakin beranjak dewasa, mungkin mendisiplinkannya akan lebih kompleks, namun percayalah Bun, aturan yang tepat bisa mencegah si kecil mengalami berbagai masalah di masa mendatang.

Berikanlah batasan yang konsisten setiap kali si kecil hendak menggunakan gadget. Hal ini mulai dari jenis dan waktu ia menggunakan gadget.

Pastikan waktu ia menggunakan gadget tidak memengaruhi waktu tidur, aktivitas fisik, ibadah, dan aktivitas penting lainnya. Bunda juga bisa lho, memberikan aturan untuk waktu yang dilarang menggunakan gadget seperti saat makan atau berkendara.

Nah, tentunya kebiasaan sejak dini tersebut bisa tetap mengarahkan si kecil agar tidak kecanduan hingga mengalami Popcorn Brain. Kalau Parents, punya tips apalagi untuk menghindarkan si kecil dari kecanduan gadget?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

***

Sumber : CNN, patch.com, American Academy of Pediatrics

Baca Juga :

Penulis

nisya