Setiap orangtua tentu saja memiliki keinginan sama, bisa menerapkan pola asuh anak usia dini yang terbaik untuk anaknya.
Tidak ada yang membantah hal ini bukan? Untuk menerapkan pola asuh anak usia dini yang tepat memang tidak ada sekolahnya. Oleh karena itu, orangtua perlu belajar terus menerus.
Menjadi orangtua, sebagian dari kita tentu saja bekerja keras untuk bisa memenuhi kebutuhan anak. Namun tidak sedikit yang memilih menjalankan pola asuh anak usia dini dengan mengedepankan melatih anak untuk disiplin.
Sementara yang lain, ada juga memberikan kebebasan dan membiarkan anak tumbuh melalui pengalaman pribadinya.
Singkatnya, setiap keluarga tentu saja memiliki cara mereka sendiri dalam menerapkan pola asuh anak usia dini. Namun tahukah Anda bahwa ada beberapa kesalahan yang kerap dilakukan orangtua pada anaknya?
Tak mengherankan, jika mengingatnya akan timbul perasaan sesal dan ingin memperbaiki. Sebelum Anda mencapai titik ini, tak ada salahnya jika mengetahui 7 kesalahan yang sering dilakukan orangtua dan mari belajar cara menghindarinya.
1. Jarang berbicara dengan anak-anak mereka
Kita tentu sudah memahami bahwa masa kecil anak tidak akan bisa diulang kembali. Oleh karena itu, sudahkah Anda memiliki waktu cukup berbicara kepada mereka?
Ingatlah, bahwa anak-anak tumbuh begitu cepat, dari bayi yang mungil hingga anak mandiri. Salah satu pola asuh anak usia dini yang diperlukan tentu saja terkait dengan hubungan melibatkan fisik dan emosional.
Mungkin Anda tidak selalu punya waktu untuk itu, dan tidak apa-apa jika sesekali Anda mencoba mengalihkan perhatian anak dengan hal-hal lain, bahkan gadget sekali pun.
Tetapi jika Anda menganggap ‘gangguan’ ini menjadi kebiasaan, pada titik tertentu hubungan Anda dan si kecil pun akan merenggang. Ingatlah bahwa tidak ada cara untuk memutar balik waktu dan mengimbangi waktu yang hilang antara Anda dan si kecil.
Untuk itu, cobalah untuk tidak hanya dekat dengan mereka dalam arti fisik, tetapi juga sisi mental dan emosional. Nikmatilah waktu kebersaman dengan anak selagi Anda memiki kesempatan
2. Lupa memberikan pelukan hangat
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Carnegie Mellon University di Pittsburgh pada 2014, mengungkapkan, pelukan memiliki efek positif pada kesehatan – baik mental maupun fisik.
Pelukan, secara umum juga memiliki banyak manfaat. Oleh karena sudahkah memberikan pelukan hangat perlu dilakukan sesering mungkin. Sudahkah hal ini dilakukan?
Faktanya, tidak sedikit orangtua yang menahan diri untuk tidak melakukannya, atau jarang melakukannya karena satu dan lain hal – beberapa terkait dengan persepsi dan sikap orangtua yang berbeda. Namun, hal ini tentu sebuah kekeliruan.
Karena pada saatnya anak Anda akan tumbuh dewasa dan ketika Anda ingin memeluk mereka dan memperlihatkan kasih sayang yang Anda miliki, mereka justru sudah mulai menutup diri. Jadi, nikmatilah selama masih ada kesempatan memeluk dan menunjukkan cinta kepada anak.
3. Kurang memiliki dokumentasi video atau foto
Tidak ada hal buruk yang akan terjadi jika Anda memutuskan untuk merekam momen indah yang dilewati bersama keluarga. Akan ada kemungkinan besar di masa depan yang akan datang Anda ingin mengingatnya kembali. Bahkan membicarakannya bersama keluarga.
Jadi, mengapa tidak segera mengeluarkan kamera, setidaknya pada saat momen istimewa? Kemudian, simpanlah dokumen foto dan video tersebut secara rapi.
Suatu saat Anda tentu ingin mengingat kembali momen di mana si kecil mulai berjalan, saat pertama kali ia bisa berenang. Atau pertama kali saat ia memasuki bangku sekolah. Membuat album foto – baik digital atau cetak – masih menjadi pilihan terbaik untuk menjaga kenangan bermakna ini.
4. Terlalu ketat pada anak
Saat anak melakukan sesuatu yang buruk atau membuat suatu kesalahan, memarahi anak tentu saja tidak salah. Tapi tentu bukan dilakukan secara terus menerus.
Salah satu hal yeng perlu diingat adalah, semakin tinggi harapan atau ekspektasi yang Anda miliki tentang seorang anak, maka Anda pun berisiko merasakan kekecewaan.
Terlebih jika Anda menaruh harapan yang tidak realistis. Kondisi seperti ini tentu saja akan membuat kemunduran hubungan Anda dan anak.
Sebagai orangtua, kita memang perlu belajar mengelola emosi dengan baik. Termasuk, mencari tahu cara memberikan reward dan punishment dengan tepat.
5. Sering melewatkan momen penting dalam kehidupan anak
Ada banyak hal yang sering kita anggap hal sepele, namun justru dianggap sangat penting oleh anak. Dan kita semua – terutama anak-anak tentu saja membutuhkan orang yang disayangi untuk bisa mendampingi untuk melewati momen penting ini.
Karena itu, bahkan jika Anda memiliki alasan kuat untuk tidak hadir dari acara khusus si kecil – cobalah sekuat tenaga tidak melewatkannya. Jika tidak menyediakan waktu, maka di masa depan mungkin menyesal dan ingin kembali melewati saat-saat penting dalam kehidupan anak yang sebelumnya sempat Anda lewatkan.
6. Tidak mempertimbangkan pemikiran atau pendapat anak
Sadarkah Anda bahwa ada kalimat yang sebenarnya cukup mengganggu bahkan bisa memengaruhi tumbuh kembang anak di masa yang akan datang? Misalnya, “Kamu terlalu kecil untuk memutuskan” atau “Kami, orangtuamu yang lebih tahu”.
Kalimat seperti ini justru bisa berisiko menyinggung perasaan anak bahkan membuat mereka merasa tidak pernah didengarkan sehingga timbul rasa tidak percaya diri?
Ketahuilah, anak-anak yang orangtua sering kali mengabaikan pikiran mereka dan tidak mendengarkan pendapatnya dapat menjadi orang dewasa yang tidak mandiri dan sering diliputi rasa takut?
Bagaimana anak bisa tahu apa yang diinginkan dari hidup jika selalu ada orang yang mengatakan bahwa pendapatnya selalu salah? Itulah sebabnya, Anda harus mencoba memberi anak kebebasan untuk memilih dan mengekspresikan pandangan mereka.
Lebih baik mendengarkan dan berbicara tentang keinginan mereka kemudian menjelaskan berbagai hal kepada mereka? Daripada mengabaikan dan membuat keputusan untuk mereka sepanjang waktu.
7. Tidak berusaha membuat anak bahagia
Kenangan indah dari masa kecil tentu saja adalah salah satu hal paling berharga. Dan tak ada seorang pun yang bisa mengambilnya kenagan ini.
Jika seorang anak tumbuh dalam lingkungan yang sehat di mana orangtuanya berusaha sebaik mungkin membuat mereka bahagia, menawarkan kehidupan yang penuh dengan pengalaman baru, artinya anak bisa memiliki banyak kesempatan dan bisa berkembang secara aktif dan benar.
Dalam berbagai penelitian, anak-anak yang menganggap diri mereka bahagia merasa lebih mudah beradaptasi dan memulai hubungan baru dengan siapa pun. Karena itu, orangtua pun disarankan untuk menikmati waktu sebanyak mungkin bersama anak. Selain itu, jangan lupa untuk memikirkan bagaimana membuat hidup anak-anak penuh dengan pengalaman.
Pastikan juga agar anak bisa memiliki sebanyak mungkin momen bahagia dan menyenangkan dalam hidup. Bukan sebaliknya.
***
Semoga, kita semua bisa sama-sama belajar dan tidak perlu melakukan kesalahan seperti ini lagi, ya, Parents.
Referensi : https://www.ba-bamail.com
Baca juga:
5 Cara Mendidik Anak Ala Jepang agar Disiplin tanpa Perlu Marah-marah