Infeksi ginjal pada ibu hamil atau Pielonefritis wajib diwaspadai, ini gejalanya!
Cek berbagai gejala dan pencegahannya berikut ini! Awas, komplikasinya bisa bahaya, Bun.
Saat hamil, tubuh ibu menjadi lebih rentan terserang penyakit karena daya tahan tubuh yang lebih rendah. Salah satu penyakit yang wajib diwaspadai ibu hamil dibandingkan perempuan pada kondisi biasa adalah Pielonefritis.
Pielonefritis adalah suatu kondisi infeksi akut yang menyerang ginjal yang tentu bisa membahayakan bila didiamkan. Bila tak diobati infeksi ini bisa menyebar ke berbagai bagian tubuh yang lain secara cepat, Bun.
Bila berlarut, infeksi bisa menyebar dari uretra serta bagian genital ke kandung kemih. Selanjutnya infeksi akan menyerang salah satu ginjal bahkan mungkin bisa menginfeksi keduanya.
Ibu hamil rentan mengalami Pielonefritis
Bunda, saat hamil seorang perempuan lebih rentan mengalaminya dibandingkan perempuan dalam kondisi normal atau tidak sedang hamil. Hal ini bisa terjadi karena adanya perubahan fisiologis yang dapat mengganggu aliran urin.
Kondisi hormon ibu hamil yang berubah, khususnya hormon progesteron bisa menghambat kontraksi saluran pengeluaran urin. Biasanya, ureter akan mengalirkan urin dari ginjal ke kandung kemih, namun mekanisme ini bisa terganggu karena perubahan hormon tersebut.
Perubahan ini pun akhirnya bisa menyebabkan urin terperangkap atau statis. Inilah yang menyebabkan bakteri lebih mudah berkembang dan menginfeksi ke ginjal, Bun.
Bakteri penyebab kondisi ini yang paling umum adalah Escherichia coli (E. coli), sedangkan bakteri jenis lain seperti Klebsiella pneumoniae, spesies Proteus, dan Staphylococcus diketahui bisa menyebabkan infeksi yang sama.
Komplikasi
Bila tak ditangani dengan benar, kondisi ini bisa berujung pada komplikasi. Hal yang paling sering terjadi ialah terjadinya infeksi dalam aliran darah atau sepsis, lalu menyebar ke berbagai bagian tubuh lainnya.
Berbagai jenis komplikasi lain yang mungkin terjadi adalah :
- Mengalami gangguan pernapasan akut saat paru-paru tertumpuk cairan
- Menyebabkan risiko kelahiran bayi prematur
- Bayi bisa memiliki komplikasi serius bahkan bisa sampai meninggal
Gejala-gejala
Agar kondisi ini tidak berlarut dan membahayakan kehamilan, sebaiknya setiap ibu memerhatikan berbagai gejala yang bisa terjadi. Beberapa gejala yang biasanya dialami, antara lain :
- Gejala pertama biasanya dimulai dengan demam yang tinggi
- Merasakan kedinginan padahal suhu lingkungan sedang tidak terlalu dingin
- Mengalami nyeri pada kedua sisi punggung bagian bawah
- Pada beberapa kasus bisa menyebabkan mual dan muntah
Selain mengalami berbagai hal di atas, biasanya ibu hamil pun bisa merasakan adanya abonormalitas saat berkemih, diantaranya :
- Lebih sering buang air kecil dibanding biasanya
- Mengalami urgensi kemih atau selalu ingin serebral buang air kecil
- Saat buang air kecil, Bunda merasa sakit atau mengalami disuria
- Pada air kencing terdapat darah atau hematuria
Artikel Terkait :Umumkan dirinya sakit kanker, Vidi Aldiano minta maaf dan mohon doa
Apa yang sebaiknya dilakukan?
Saat mengalami berbagai gejala di atas, sebaiknya Bunda segera memeriksakannya ke dokter, ya. Biasanya dokter akan mendiagnosis melalui USG pada organ ginjal serta memerhatikan berbagai gejala yang sudah dialami.
Karena disebabkan oleh bakteri, biasanya dokter akan memberikan antibiotik hingga kondisi Bunda membaik. Dalam proses penyembuhan, lakukanlah berbagai rekomendasi dari dokter, khususnya dalam menghabiskan obat sesuai anjuran.
Jangan khawatir Bun, infeksi yang berulang jarang terjadi. Namun, Bunda sebaiknya tetap memeriksakan kesehatan, khususnya kadar bakteri di ginjal secara rutin setiap kali berkonsultasi.
Pencegahan
Bun, kondisi ini bisa dicegah terulang kembali dengan berbagai kebiasaan sehari-hari. Beberapa rekomendasi yang bisa Bunda terapkan, antara lain :
Minum air yang cukup
Selama masa kehamilan jangan biarkan tubuh mengalami dehidrasi. Tetaplah menjaga kondisi tubuh tetap terhidrasi dengan minum air putih dalam jumlah yang cukup.
Khususnya bila Bunda sedang berada di tempat yang panas atau pada kondisi cuaca yang panas, minum air putih yang lebih menjadi hal yang penting. Berkonsultasilah mengenai asupan air putih yang disarankan setiap harinya.
Buang air kecil setelah berhubungan seks
Melakukan hubungan seks saat hamil tentu tidak masalah asalkan kondisi kehamilan terbilang sehat. Namun, sebaiknya untuk menghindari infeksi ini biasakan buang air kecil saat setelah melakukan hubungan seksual.
Artikel Terkait : Kencing berbusa bisa jadi tanda gagal ginjal pada anak dan orang dewasa, waspada!
Buang air kecil sampai tuntas
Saat buang air kecil, penting bagi Bunda untuk memastikan bahwa kantung kemih sudah benar-benar kosong. Air kencing yang tertinggal atau mengendap bisa menjadi sarang berkembangnya bakteri dalam tubuh sehingga menyebabkan infeksi.
Jangan menahan buang air kecil
Nah Bun, bila sangat ingin buang air kecil sebaiknya segera lakukan, ya. Buang air kecil yang teratur bisa membantu membuang bakteri yang terdapat dalam tubuh.
Membersihkan dengan tepat
Salah satu faktor yang menyebabkan infeksi ini ialah kebersihan area intim yang tak terjaga. Penyebabnya ialah salahnya cara membersihkan setelah buang air kecil maupun buang air besar.
Biasakannlah untuk membasuhnya dari depan ke belakang, bukan sebaliknya. Hal ini dilakukan untuk mencegah bakteri dari anus tidak masuk ke area genital
Nah Bun, bila mengalami gejala di atas sebaiknya segera periksakan ke dokter, ya. Selian itu, lakukan pencegahan dengan berbagai tips di atas.
Sumber :Healthline,my.clevelandclinic.org
Baca Juga :
7 Kebiasaan yang Merusak Ginjal, Parents Masih Sering Melakukannya?