Setelah punya anak, perubahan yang paling dirasakan adalah prioritas kami berubah, baik prioritas suami ataupun aku sebagai istri. Dulu, apa-apa selalu aku yang didahulukan, sekarang kami sama-sama menomor satukan anak kami, tentu karena kami SANGAT menyanyainya, terlebih ini anak pertama.
Lalu perubahan yang paling kentara adalah, rumah sederhana kami mulai sempit dengan barang-barang bayi, mulai dari perabotan, mainan, sampai pakaiannya yang kecil-kecil, tapi banyak itu, lho. Sampai kalah stock baju ibu dibuatnya. Sering kali kami alihkan barang-barang yang tidak dipakai itu kerumah neneknya, biar lebih lega sedikitlah.
Oh iya, selain itu sekarang kedua orang tua kami (orang tua ku dan suamiku) punya kebiasaan baru, selalunya setiap kali berkabar yang ditanyakan adalah kabar kami, tapi sekarang yang pertama ditanyakan adalah “cucu ku mana? Sehat nggak? Jam berapa mau kesini? Bawa cucu ku kesini ya, nenek ada makanan”. Iya, bahkan suami ku yang anak bungsu kesayangan mamanya pun, posisinya tergeser oleh anaknya. Tapi nggak masalah, itu artinya banyak yang sayang sama anak kami.
Selain itu, perubahan yang paling terasa adalah, berkurangnya waktu berdua kami. Tidak ada lagi tuh momen snuggling berjam-jam sama suami, pergi jalan-jalan nonton film, makan di luar atau sekadar rebahan di kasur untuk bermalas-malasan. Selain karena kasurnya sudah nggak muat dipake bertiga, tentu karena si kecil yang selalu mau main. Alhasil, waktu untuk “mesra” dihabiskan dengan main nemenin anak. Tapi serius deh, nggak ada satupun yang kami sesali, aku rasa.
Karna punya anak itu beneran ‘seru-seru gila’, banyak serunya, banyak gemesnya, ada sedihnya, tapi yang paling banyak ya ‘momen gila’nya. apalagi kalau tengah malam anak sudah rewel nggak jelas, bisa begadang sampai pagi sambil menggendong bayi, dengan segala kepegalan di badan, dan hal yang nggak kalah penting adalah tidak ada lagi malam damai tanpa terjaga, tidak ada lagi tidur bablas sampai siang, atau sekadar leyeh-leyeh sambil main Hp dan scroll internet.
Namun selain itu, punya anak memang benar-benar menyenangkan, lho. Selain dari apa yang aku sebutkan tadi, kehadiran anak di hidup kami bener-bener membawa sisi yang berbeda dari kami, good and bad, but it’s okay, hidup itu tempatnya belajar, berubah dan menyesuaikan diri.
***