Mind mapping adalah penggambaran tentang pikiran atau informasi yang Anda miliki. Pertama kali diperkenalkan oleh Tony Buzan, seorang trainer dan konsultan pendidikan kelahiran Inggris, 1942. Seperti kita tahu, mind mapping telah banyak dipakai dalam pelbagai bidang untuk menyelesaikan atau merencanakan banyak hal. Sayangnya, metode ini tidak dikenal secara umum di sekolah-sekolah dasar di Indonesia. Meski manfaat yang diperoleh dari sesungguhnya sangat besar.
Salah satu kendala dalam mempersiapkan ujian akhir semester (UAS) adalah banyaknya materi dalam satu semester yang harus di pelajari ulang. Padahal, mengingat panjangnya jam belajar yang telah ditempuh, semestinyalah, permasalahan sedemikian tidak terjadi lagi.
Hal ini mengingatkan saya pada tulisan Adam Khoo dalam bukunya “Buku Pintar Anak Jenius”, (Media Citra, 2009), bahwa saat ini sebagian besar murid, membaca buku teks atau materi pelajaran hanya bertujuan untuk sekedar tahu pada saat itu saja; tidak untuk mendapatkan informasi baru yang akan menjadi solusi saat ia menghadapi permasalahan yang baru juga.
Akibatnya, pada saat pengetahuan atau informasi tersebut dibutuhkan, mereka sudah lupa; dan terpaksa membaca kembali informasi tersebut.Inilah yang kemudian membuat jam belajar menjadi panjang, dan memaksa siswa mengulang materi yang semakin banyak saat hendak ujian akhir semester (UAS).
Untuk itulah diperlukan strategi belajar lebih efektif agar putra-putri kita dapat menguasai materi dengan lebih mudah. Masih pada buku yang sama, Adam Khoo mengemukakan beberapa strategi yang efektif, agar materi pelajaran tidak harus selalu dibaca ulang; yaitu dengan cara “mengikat informasi” yang baru saja dibaca. Tidak dengan menulis ulang, namun dengan menggunakan metode Mind Mapping.
Mengapa Mind Mapping untuk persiapan UAS?
Otak manusia terdiri dari dua bagian, yaitu kiri dan kanan. Sebagaimana kita tahu, otak kiri merupakan bagian yang mudah untuk mengingat hal-hal yang berkaitan dengan logika seperti matematika, bahasa, deret, dan analisa. Kemampuan otak bagian inilah yang sering diukur sebagai IQ. Sementara otak kanan adalah bagian yang banyak bekerja pada hal yang berkaitan dengan seni, imajinasi, holistik, dan hal lain yang berkaitan dengan kreativitas. Kedua bagian otak tersebut akan memberikan hasil maksimal apabila digunakan bersama-sama. Inilah yang menjadi dasar Mind Mapping; menggunakan gambar (yang merupakan hasil dari kreativitas otak kanan) untuk menyimpan informasi (yang merupakan hasil kerja dari otak kiri).
Bagaimana memulainya?
Kunci dari penggunaan mind mapping adalah penggunaan kata kunci dari informasi yang dibaca, tanpa meninggalkan sub-sub kata pendukungnya. Coba, Parents perhatikan gambar di bawah ini yang merupakan petikan dari Buku Sekolah Elektronik (BSE) Ilmu Pengetahuan Sosial kelas 3 (M.Saleh Muhammad, Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008, hal. 2)
Dapatkah Parents mengingat kedua paragraf diatas dengan mudah? Bagaimana jika materi di atas dibaca oleh putra-putri kita yang duduk di bangku sekolah dasar dan akan menghadapi UAS, akankah mereka mengingatnya dengan mudah juga? Mari kita coba ambil kata kunci dari 2 paragraf di atas.
Paragraf pertama: “Permukaan bumi…ada yang datar … dan ada... yang bergelombang. Contoh permukaan …bergelombang… gunung atau lembah … danau … sungai. … Di pantai udaranya panas … di pegunungan … dingin.”
Paragraf kedua: tidak ada kata kunci, hanya berupa paragraf pendukung.
Bagaimana menurut Parents, susunan kalimat yang mana yang akan lebih mudah diingat? Tentu yang kedua bukan? Inilah yang menjadi titik awal dari membuat mind mapping. Nah, sekarang, sebelum kita mengajak si Kecil membuat mind mapping untuk materi pelajarannya sebagai persiapan UAS, mari kita coba membuatnya terlebih dahulu berdasar contoh materi di atas; yaitu Lingkungan Alam dan Buatan (Bab 1; Lingkungan, Sub Bab 1. Lingkungan Alam dan Buatan, Ilmu Pengetahuan Sosial kelas III). Parents dapat melihat keseluruhan contoh BSE di atas pada link berikut https://bse.mahoni.com/data/SD_3/
Langkah 1. Tentukan tema utama
Buatlah lingkaran di tengah sebagai tema utama. Pada contoh di atas, maka tema utamanya adalah “Lingkungan Alam dan Buatan”
Langkah 2. Tentukan Sub tema yang berkaitan dengan tema utama
Pada langkah ini, maka 2 sub tema dari bab di atas adalah Lingkungan Alam dan Lingkungan Buatan. Ada satu aturan pada Mind Mapping, sebisa mungkin hanya ada satu garis pada satu kata kunci. Maka, Sub tema di atas dapat disingkat menjadi “ Alam” dan “Buatan”.
Langkah 3: Tambahkan data pendukung pada sub tema di atas.
Data dapat berupa definisi, contoh, ciri-ciri umum dan lain sebagainya. Untuk sub tema “Alam” maka definisi dapat berupa: diciptakan Tuhan. Masih dari sub tema alam, data pendukung lainnya adalah contoh dari sub tema alam, yaitu rawa, pegunungan/ bukit, sungai, selat, dan danau. Sementara untuk sub tema buatan, maka definisi dapat berupa: diciptakan manusia. Dan data pendukungnya adalah bangunan, jalan, sawah, bendungan buatan. Dan berikut adalah hasil dari ringkasan bab “Lingkungan” di atas.
Bagaimana, ringkas kan Parents? Penggambaran Mind Mapping di atas hanyalah sebagai contoh saja. Karena setiap orang pasti memiliki persepsi sendiri-sendiri tentang penggambaran pikirannya. Untuk membantu si Kecil membuat Mind map materi pelajarannya, Parents dapat menggunakan pertanyaan seperti 5W+1H.
Misalkan, materi Garis Bilangan pada Matematika kelas 3. Parents dapat membimbing membuat lingkaran-lingkaran kata kunci kunci dengan mengajukan pertanyaan, apa arti garis bilangan; apa cirinya, apa fungsinya dan lain sebagainya. Nah, selamat mencoba ya, Parents. Silahkan berikan komentar Anda di bawah, bila menemui kesulitan dalam membantu membuat mind map materi pelajaran putra-putri di rumah. Salam. Disarikan dari Khoo, Adam. “Buku Pintar Anak Jenius”. Mitra Media, 2008; hal. 36-145 Artikel terkait agar persiapan UAS lebih mantap :