Persiapan sebelum hamil tidak hanya memerlukan kondisi fisik yang kuat, tapi tentu masih banyak faktor penting lainnya. Siap secara finansial, dan tentu saja kesiapan mental.
Tahukah Parents bahwa akan ada banyak perubahan hidup yang sudah menanti di depan mata saat si kecil hadir?
Sayangnya, banyak calon orangtua yang mengesampingan kesiapan mental, hingga berujung dengan timbulnya pikiran negatif, merasa stres, hingga proses menjadi orangtua baru terasa begitu sulit dan sangat melelahkan.
Beragam penelitian telah menunjukkan bahwa kesehatan mental dan emosional memiliki dampak yang begitu besar setelah melahirkan, begitupun terhadap kondisi mental saat masa postpartum (setelah melahirkan).
Berikut beberapa persiapan mental yang sebenarnya perlu perhatikan:
1. Memahami faktor risiko depresi pasca persalinan (Postpartum Depression)
Depresi pasca persalinan (PPD) merupakan masalah serius yang sering kali dihadapi oleh ibu baru. Mengingat PPD bisa berisiko pada kesehatan ibu dan bayi, maka upaya pencegahan tentu saja perlu dilakukan. Atau, setidaknya memahami lebih dulu gejala dan bagaimana cara menghadapi PPD.
Seorang ibu baru akan lebih berisiko tinggi mengalami PPD dikarenakan beberapa hal :
- Mereka yang memiliki riwayat depresi dan kecemasan
- Kejadian PPD di masa lalu
- Konflik pernikahan
- Riwayat keluarga PPD
- Riwayat yang sebelumnya sudah dirasakan, seperti adanya tekanan atau mengalami komplikasi kehamilan
- Tidak adanya support sytem yang baik, khususnya dari lingkungan terdekat
Penting untuk dipahami lebih dahulu bahwa depresi setelah melahirkan sebenarnya bisa dialami oleh siapapun juga. Bahkan pada seseorang yang tidak pernah mengalami kecemasan apapun.
Beberapa gejala yang harus diperhatikan termasuk:
- Kesulitan berkonsentrasi
- Perasaan tidak mampu
- Mudah menangis
- Timbulnya keinginan untuk menyakiti diri sendiri bahkan bayi yang baru saja dilahirkan
- Kegelisahan
- Pikiran yang mengganggu
2. Memahami apa yang bisa terjadi
Penting bagi calon ibu untuk mengetahui segala informasi yang terkait dengan apa yang akan dihadapi saat menjadi ibu baru. Dengan begitu, Anda pun akan melakukan antisipasi.
Hal ini tentu saja dimulai dari hal terkecil, mulai dari hal yang sepele seperti adanya penambahan berat badan, beragam keluhan umum yang sering dialami saat hamil, morning sickness, atau kondisi lain yang mungkin dianggap tidak menyenangkan.
Untuk itu, sebelum hamil, pelajari lebih dahulu mengenai gejala umum kehamilan dan komplikasi yang mungkin akan dialami.
Mendidik diri sendiri tentu saja akan sangat membantu, tetapi ingat, Anda juga tidak bisa berharap akan selalu bisa memprediksi, atau mengendalikan segalanya.
3. Mencari support system juga persiapan sebelum hamil yang penting
Percayalah, dukungan dari lingkungan terdekat benar-benar Anda butuhkan. Terutama suami, keluarga terdekat, sahabat, termasuk lingkungan kantor jika memang Anda masih bekerja.
Ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa dukungan sosial dapat memiliki efek perlindungan terhadap hal-hal negatif yang memicu stres saat hamil.
Sebuah studi juga telah menemukan bahwa dukungan sosial, pada saat menjelang dan setelah melahirkan, memiliki dampak positif yang sangat penting pada kesehatan mental ibu.
Selain itu, dukungan sosial selama kehamilan dianggap meningkatkan kemungkinan untuk menjalankan persalinan normal dan menurunkan risiko kelahiran prematur.
Dalam studi lain para peneliti percaya bahwa dukungan tersebut dapat berlaku sebagai semacam mekanisme penyangga antara stres prenatal dan kelahiran prematur.
Baca juga : “Lahiran caesar, istri saya dapat cibiran dari keluarga,” curhatan seorang suami
4. Menyadari pentingnya kesehatan mental
Saat menjalani kehamilan, ibu hamil biasanya akan fokus pada kesehatan fisik, terutama perkembangan janinnya. Alhasil, tidak sedikit yang kemudian mengabaikan kesehatan mentalnya.
Padahal mementingkan kesehatan mental diri sendiri sanagt diperlukan.
Menjalani kehamilan merupakan perubahan yang sangat besar untuk perempuan, sehingga akan membutuhkan penyesuaian psikologis dan emosional.
Lagi pula, penting untuk diingat bahwa saat ibu hamil merasa stres dan depresi, kondisi ini juga akan dirasakan oleh janin.
Anak-anak yang lahir dari ibu yang stres dan cemas, bisa meningkatkan risiko komplikasi kelahiran, termasuk berat lahir rendah, prematur, status neonatal rendah, dan pertumbuhan intrauterin yang buruk.
Apa yang bisa dilakukan?
Sebenarnya ada beberapa strategi yang dibisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mental selkama hamil. Apa saja?
- Jadikan kesehatan psikologis Anda sebagai prioritas.
- Usir pikiran negatif pada diri sendiri.
- Luangkan waktu untuk diri sendiri.
- Ambil kelas melahirkan atau mengasuh anak.
- Bicaralah dengan pasangan, melakukan diskusi bagaimana Anda dan pasangat akan menjadi orangtua.
Diskusikan juga bagaimana cara kalian menghadapi tantangan yang mungkin timbul. - Gunakan teknik manajemen stres untuk memerangi stres dan kecemasan.
Mengingat kesiapan mental dan psikologis sangat penting, tak ada salahnya mulai saat ini Anda mulai memerhatikannya sehingga akan mendukung kehamilan yang sehat secara fisik dan emosi.
Referensi: Verywellfamily
Baca juga:
Pemeriksaan Kehamilan Pertama Kali yang Wajib Dijalani Ibu Hamil