Catat, Ini 6 Persiapan Pra Kehamilan yang Tak Boleh Diabaikan

Bahkan sebelum kehamilan datang, semuanya patut dipersiapkan dengan baik.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jelang menjadi orang tua baru, kebanyakan pasangan hanya berfokus pada persiapan kehamilan. Mereka lupa ada hal yang lebih penting, yaitu persiapan pra kehamilan atau ketika kehamilan itu belum terjadi.

Parents, rahim akan menjadi tempat untuk seorang bayi tumbuh dan berkembang hingga ia lahir ke dunia. Karenanya, seluruhnya haruslah dipersiapkan dengan seksama. Apa saja yang harus dipersiapkan?

6 Persiapan Pra Kehamilan yang Penting untuk Diperhatikan

Berikut ini deretan hal materiel dan imateriel yang sebaiknya diperhatikan dan diupayakan bagi calon orang tua yang sedang mempersiapkan kehamilan.

1. Mengubah Mindset adalah Persiapan Pra Kehamilan Paling Utama

"Kehamilan, walaupun belum terjadi harus direncanakan dengan matang. Supaya apa, supaya kehendak Tuhan tidak sia-sia. Kebanyakan masyarakat kita berpikirnya mentok 'punya anak pokoknya se-dikasihnya Tuhan sajalah kapan'. Mindset ini harus diubah sepenuhnya," demikian penuturan dr. Ivander R. Autama, F.MAS, SpOG, MSc dari RS Bunda Ciputat dalam theAsianparent Talk Instagram bertajuk "Persiapan Pra-Kehamilan yang Penting Dilakukan beberapa waktu lalu.

Statement awal tersebut bisa jadi sebuah pernyataan yang mencerahkan bagi sebagian orang. Parents pasti sepakat, pemahaman umum yang ada di masyarakat, persiapan kehamilan ya segala persiapan yang dilakukan nanti ketika seseorang sudah dinyatakan hamil.

Saat alat uji kehamilan sudah menunjukkan dua garis terang, saat itulah calon orang tua baru grabak grubuk menyiapkan semua hal. Padahal ternyata ada yang tidak kalah penting, yaitu persiapan sebelum momen itu tiba!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jadi, kapan persiapan sebaiknya dilakukan? Jawabannya adalah sedini mungkin. Ibarat kata saat menikah, pasti semua disiapkan jauh hari. Mulai dari dana, lokasi menikah, siapa saja yang mau diundang, apakah resepsi diadakan sederhana atau mewah, semuanya di-planning agar berjalan baik.

"Bicara mengenai hamil, masa pra kehamilan sebaiknya disiapkan 3 bulan sebelum berencana untuk hamil. Bahkan, lebih juga perlu. Ini tergantung kondisi ibu. Adakah yang mau dikoreksi?

Misalnya kala itu ibu mengalami obesitas, maka menurunkan berat badan perlu dilakukan. Kalau mau caranya sehat, tentu membutuhkan waktu lebih panjang", ujar dr. Ivander.

Artikel terkait: Serba Serbi Tes Hormon AMH, Benarkah Pengaruhi Keberhasilan Kehamilan?

2. Nutrisi

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Setelah mindset sudah beres, menu bergizi adalah hal yang patut dipersiapkan. Dengan kemudahan arus informasi, calon ibu lalu berlomba-lomba googling mencari makanan jagoan. Jagoan mendongkrak kesuburan, atau makanan super lainnya.

"Masyarakat kita sering terjebak dengan paradigma makanan yang membantu kesuburan, ibaratnya booster lah. Banyak sekali akun Instagram yang posting apa saja makanan yang cocok untuk merencanakan kehamilan.

Padahal, ini harus diluruskan. Tidak ada makanan khusus yang dirancang untuk meningkatkan kesuburan pria atau superfood supaya cepat hamil. Jauh lebih penting mempertahankan pola hidup sehat dan gaya hidup seimbang", lanjut dr. Ivander.

Pun makanan bergizi sejatinya sudah ada di depan mata dan kita kenal sejak lama, yakni 4 sehat 5 sempurna. Menurut dr. Ivander, kehebatan makanan yang sudah digemborkan sejak kita di bangku sekolah ini tidak bisa tergantikan oleh suplemen maupun susu kehamilan apapun.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

"Pola makan dan aktivitas sehat itulah yang lebih menunjang persiapan menuju kehamilan sehat. Untuk itu, seimbangkan dengan olahraga," ujar dr. Ivander.

3. Persiapan Pra Kehamilan yang Tak Kalah Penting: Vitamin

Walaupun 4 sehat 5 sempurna sudah sehebat itu, dr. Ivander menuturkan bukan hal yang salah untuk Anda melengkapi persiapan pra kehamilan dengan suplemen. Sebut saja asam folat yang berperan krusial. Bahkan, konsumsi asam folat sebaiknya sudah dilakukan sejak 3 bulan sebelum hamil.

"Suplemen itu kan ada macam-macam isinya, ada juga yang impor dari negara tetangga. Prinsipnya adalah pilih vitamin tergantung kondisi seseorang. Perhatikan juga seperti apa riwayat medis dan usia.

Tanyakan ke dokter kandungan apa vitamin yang cocok dan dosis yang tepat. Asam folat ini juga krusial dibutuhkan hanya di trimester awal", sambung dr. Ivander.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: 5 Manfaat Penting Hormon Progesteron untuk Kehamilan, Bunda Perlu Tahu!

4. Riset Dokter Juga Harus Dilakukan Saat Persiapan Pra Kehamilan Bersama Pasangan

Persiapan internal sudah siap, saatnya melebarkan sayap ke persiapan eksternal. Akan lebih baik riset dokter yang tepat dilakukan sejak jauh hari.

"Prinsipnya begitu siap untuk hamil, cari dokter lebih dulu. Nantinya dokter akan melakukan serangkaian tes seperti USG, screening darah, dll. Seringnya kebanyakan kita itu melakukan pemeriksaan ketika test pack udah jelas positif," tukas dr. Ivander.

Padahal, mempersiapkan kehamilan secara lengkap mutlak. dr. Ivander memberikan contoh bahwa di Indonesia, anemia menjadi masalah yang kerap dihubungkan dengan hipotensi atau darah rendah

"Ketika hemoglobin dinyatakan rendah langsung dihubungkan dengan anemia. Faktanya, sebanyak 50% ibu hamil mengalami anemia karena defisiensi zat besi. Inilah yang patut dikoreksi justru sebelum hamil.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Alasannya supaya kesehatan otak janin maksimal. Sebagai informasi, pertumbuhan sel otak janin berkembang sangat pesat di trimester pertama. Jadi, kecerdasan anak dibentuk bukan pas sekolah tetapi sejak masih di dalam kandungan", tegas dr. Ivander.

Lebih mendetail, dr. Ivander juga menegaskan bahwa sebanyak 70% tumbuh kembang anak dipengaruhi juga oleh berat dan panjang bayi saat lahir. Jika ibu berpostur kecil biasanya berpotensi melahirkan bayi yang juga kecil. Itulah sebabnya, semua sebaiknya dikoreksi sejak awal agar berat badan dan panjang bayi ideal.

Artikel terkait: Meminta Suami Terlibat dalam Program Kehamilan Istri, Bagaimana Caranya?

5. Vaksin

Mengingat COVID-19 masih ada, ibu hamil diwajibkan untuk melakukan vaksin. Terlebih, aturan sudah ada dan hal ini sebaiknya dilakukan saat usia kandungan sudah memasuki usia di atas 13 minggu.

"Kebanyakan ibu hamil lalu positif COVID-19 maka akan melahirkan bayi berukuran kecil. Efeknya bagaimana terhadap bayi jangka panjang belum bisa diketahui," jelas dr. Ivander. Namun, sebelum hamil pun juga ada vaksin yang sebaiknya dilakukan," kata dr. Ivander.

dr. Ivander juga menjelaskan perlunya vaksin tambahan. Misalnya vaksin MMR sebaiknya dilakukan sebelum hamil. Sebaliknya, vaksin varicella tidak boleh dilakukan ketika hamil. Adapun vaksin lain bisa dikonsultasikan pada dokter.

6. Persiapan Pra Kehamilan: Perlukah Melakukan Tes Tertentu?

Pemeriksaan tertentu dinilai teramat penting ketika pasangan tengah merencanakan kehamilan, salah satunya Tes TORCH. TORCH merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi adanya Toksoplasmosis, infeksi lain atau other infection, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes simplex virus mengenai janin.

Lantas, apakah tes ini harus dilakukan oleh semua ibu hamil?

"Menurut saya nggak, kecuali memang ada infeksi aktif, sedang sakit, atau Anda yang memiliki hewan peliharaan maka bisa diperiksakan toksoplasmanya. Sebenarnya bicara tokso, kucing itu hanya salah satunya lho.

Kucing mungkin juga dapat parasitnya dari hewan lain, misalnya tikus atau feses kucing liar lain. Inilah mengapa ibu hamil gak boleh mengurusi kotoran kucing. Saya juga menganjurkan TORCH ini bagi yang hobi bercocok tanam. Selebihnya, lebih baik mengutamakan riwayat infeksi lampau," pungkas dr. Ivander.

Semoga informasi ini bermanfaat!

Baca juga:

id.theasianparent.com/skrining-ibu-hamil-resiko-tinggi

id.theasianparent.com/persalinan-anak-kembar

id.theasianparent.com/susu-untuk-program-hamil