Kehidupan selebriti memang selalu menarik untuk diulik lebih dalam ya, Parents. Tak terkecuali cerita pernikahan Nycta Gina dan sang suami, Rizky Kinos. Belum lama, artis yang tersohor lewat peran Jeng Kelin ini membahas seputar dunia pernikahan lewat podcast terbarunya bertajuk KinosGina.
Cerita pernikahan Nycta Gina
“Jangan nikah lama-lama, nanti jadi perawan tua lho.”
Pernah mendengar jargon terkenal ini, Parents? Atau mungkin ada di antara Anda yang pernah mendapatkan omongan demikian karena menikah di usia yang diaap tua masyarakat Indonesia? Rupanya artis peran Nycta Gina pernah merasakan hal yang sama.
Melalui unggahan Instagram pribadinya, perempuan bernama asli Rizna Nyctagina ini membagikan pesan inspiratif kepada banyak orang bahwa pernikahan bukanlah perlombaan sehingga sebaiknya tidak dilakukan secara terburu-buru.
Budaya timur yang kental bahkan membuat perempuan yang kini berusia 35 tahun tersebut merasa ia terlambat menikah. Pasalnya, ia melangsungkan pernikahan dengan Rizky Kinos di usia 30 tahun.
“Yang telat nikah mana suaranya? Yang sampai sekarang kayanya belum keliatan tanda-tanda menikah padahal umur sudah cukup mana suaranyaaa? jangan sedih, jangan gundah gulana gais, jangan maksain diri mau cepat-cepat nikah,” tulis Nycta Gina.
Kebanyakan orang menganggap pernikahan adalah fase yang indah dan penuh kebahagiaan, padahal faktanya pernikahan tak selalu mudah.
Di samping kebahagiaan, akan ada saja batu kerikil yang mengadang, menjadi ujian seberapa tahan penumpang di dalamnya mempertahankan kapal rumah tangga agar tetap kokoh dengan segala badai ombak kehidupan.
“Karena teman-teman sudah pada nikah atau umur sudah cukup atau takut ditanya keluarga ‘pacarnya mana? Kapan nikah?’. Setelah mengalami kehidupan pernikahan, percayalah bahwa menikah itu tidak sesimpel yang dibayangkan,” ujar perempuan yang memulai kiprah keartisan dengan menjadi model majalah tersebut.
Bagi Nycta Gina, membangun sebuah pernikahan bukanlah hal yang mudah. Sebab, akan ada perubahan yang dialami dalam hidup yang tentunya tak sama dengan saat masih lajang dulu.
Artikel terkait: Cerai via online makin marak dilakukan, apakah sah menurut hukum Islam?
“Kalau sudah nikah termasuk kayak aku perubahan berat badan yang drastis jadi gede banget akibat menikah (+hamil) aku saja nikah umur 30 loh, kesiangan bangeeet!” tulis Nycta Gina.
Bahkan, sebagai perempuan Nycta Gina sempat merasakan fase kurang menyenangkan kala masih melajang. Merasa malu karena semua temannya sudah berkeluarga sempat ia rasakan.
“Bahkan sempat mengalami fase enggak mau datang ke kondangan orang atau teman karena malu belum nikah-nikah tapi akhirnya sekarang enggak nyesel sama skali karena ternyata takdir Allah enggak pernah salah,” tutur Nycta Gina.
Kendati pernah gagal dalam jalinan asmara setelah menjalani hubungan 12 tahun lamanya, Nycta Gina tidak menyerah begitu saja. Namun, sungkan mendatangi acara berkecamuk dalam dirinya yang kerap harus datang sendirian.
Saat kebanyakan teman datang bersama keluarga kecilnya, Nycta Gina hanya sendirian.
Lebih lanjut, Nycta Gina mengungkap usia 30 tahun menurutnya ideal bagi dirinya melepas masa lajang. Gina ingin mewujudkan semua impiannya sebelum fokus menjadi istri dan ibu.
“Aku punya banyak impian dalam hidup. Pengin jadi dokter, pengin mandiri, pengin ngerasain kerja, pengin punya uang sendiri, pengin bahagiain orang tua walaupun saat itu orang tuaku masih bisa biayain hidupku. Cuma kalo punya karier kayaknya bangga,” celotehnya dalam podcastnya bersama suami berjudul “Nikah Muda vs Telat Nikah” pada Senin, (18/05).
Jika target telah tercapai, saat itulah ia terpikir untuk membangun bahtera rumah tangga. Menikah bukan hanya pesta resepsi sehari semalam, setelah itulah kehidupan baru dimulai sehingga dibutuhkan mental sekuat baja.
Tak menutup kemungkinan, Gina akan mengurangi porsi karirnya dan mengutamakan mengurus keluarga.
“At least dalam hati aku udah puas. Aku sudah pernah berkarier, mandiri secara finansial. Aku nggak punya penyesalan,” pungkasnya.
Terbukti, Gina menemukan pelabuhan terakhirnya pada sosok Rizky Kinos yang menikahinya pada 2 Agustus 2015 lalu. Kini, keduanya telah dikaruniai dua buah hati yang melengkapi keluarga kecil mereka.
Keuntungan menikah di usia 30-an, apa saja?
Data Biro Sensus Amerika Serikat pada 2017 menunjukkan, kebanyakan perempuan memutuskan untuk menikah saat usianya 27 tahun. Namun sekali lagi, tak ada patokan ideal kapan seharusnya seseorang menikah. Kesiapan lahir dan batin dibutuhkan agar menikah tidak dianggap status sosial semata.
“Dari sudut pandang psikologis, banyak dari kita masih belum matang secara emosional sampai kita mencapai usia akhir 20-an dan awal 30-an, ketika kita mungkin berada di tempat yang lebih baik secara psikologis untuk menikah,” jelas Dr. Becky Spelman , seorang Psikolog dan Terapis Perilaku Kognitif di Private Therapy Clinic, London.
Tak harus berkecil hati, terdapat beberapa keuntungan yang diperoleh bagi Parents yang menikah di usia matang yakni awal 30 tahun antara lain:
1. Memiliki versi diri lebih baik
Tak bisa dipungkiri, menikah merupakan momentum bagi Anda berbagi kehidupan dengan orang baru dalam hidup Anda yaitu suami atau istri yang sudah dipilih untuk menjadi pasangan hidup. Awal usia 30 sudah menjejakkan psikis seseorang menjadi lebih dewasa dan matang, memahami dan saling toleransi akan lebih mudah dipraktikkan pada fase ini.
Menikah saat usia 30 tahun pun meningkatkan kepercayaan diri seseorang, kebanyakan orang sudah mulai mantap dalam hal pencapaian diri dan karir.
2. Keamanan finansial
Tak selalu orang ketiga, Office for National Statistics menyebutkan keuangan menjadi penyebab utama pasangan memutuskan untuk bercerai. Oleh karena itu, kesiapan keuangan sangat dibutuhkan sebelum mengarungi kehidupan pernikahan dan usia 30 tahun adalah saat yang pas untuk itu.
Stabilitas keuangan akan membuat pasangan lebih nyaman mendiskusikan rencana di masa depan; seperti akan tinggal di mana setelah menikah, berapa anak yang akan dimiliki, dan isu krusial lainnya.
Artikel terkait: 7 Pelajaran finansial rumah tangga dari ‘The World of Married’ menurut pakar
3. Kepuasan hidup membuat pernikahan lebih bahagia
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Family Psychology pada 2017 memaparkan, mereka yang menikah setelah usia 30 cenderung lebih sedikit mengalami gejala depresi di usia paruh baya. Alasan utama karena mereka telah puas menghabiskan waktu untuk sendiri dengan kebebasan yang belum tentu bisa dirasakan sepenuhnya setelah menikah nanti.
Sumber: Instagram, Fashion Beans
Baca juga :
15 Tahun menikah, Andre Taulany ibaratkan rumah tangga bagai kapal yang berlabuh