Beratnya jadi seorang ibu tunggal, ibu ini berbagi pengalamannya
Menjadi ibu tunggal tidaklah mudah. Sama halnya yang dialami wanita tangguh satu ini, ia bercerita tentang perjuangan single parent yang ia rasakan.
Menjadi seorang orangtua tunggal atau single parent memang bukan hal yang mudah. Terdapat banyak peran yang harusnya dilakukan secara bersama dengan pasangan, yang kini harus dilakukan sendiri. Perjuangan single parent ini juga pernah diungkapkan seorang wanita yang bernama Sydney Hutt.
Sydney Hutt adalah guru bahasa Inggris dan seorang ibu tunggal dari 2 anak perempuan kembar identik. Dia menulis tentang pengalamannya sebagai ibu muda dan wanita yang bercerai di blog-nya.
“Ketika saya memberi tahu ibu saya sendiri bahwa saya dan suami saya berpisah, hal pertama yang dia tanyakan adalah, ‘Apakah kamu yakin?’ Namun, saya tidak menganggap kekhawatirannya terlalu serius. Pada saat itu, saya hanya ingin bebas. Setelah saya sendiri, saya menyadari bahwa semuanya jauh lebih sulit daripada yang saya kira,” ungkapnya dilansir dari Motherly.
Perjuangan single parent: Kebiasaan hidup yang berubah
Sydney menyebutkan bahwa saat mengakhiri hubungan pernikahan, maka kebiasaan sehari-hari pun akan berubah.
“Suami saya biasanya bertugas membantu anak-anak mandi dan menidurkan mereka, sehingga saya dapat beristirahat setelah pulang dari kerja. Setelah dia pindah, tiba-tiba saya harus melakukan semuanya sepenuhnya, tidak peduli seberapa lelah saya rasakan.”
Dan bukan saja melakukan pekerjaan di siang hari, tetapi kemudian begitu mereka tertidur, tidak ada orang yang membantu Sydney membersihkan rumah yang nampak hancur karena badai, mencuci piring dan melipat pakaian.
“Tidak ada seorang pun yang bangun untuk menenangkan anak-anak saat mereka terbangun tengah malam. Saya merasa kewalahan,” jelasnya.
Perjuangan single parent: Menjadi lebih tangguh
Meskipun berat karena harus melakukan semuanya sendiri, namun berkat pengalamannya ini, Sydney belajar cara bertahan dan menghadapi rasa takut.
“Saya sangat takut dengan laba laba, dan saya terpaksa bergantung sepenuhnya pada diri saya sendiri untuk pertama kalinya sejak saya berusia 20 tahun. Hal ini menyebabkan saya lebih tanggung jawab, yang pada akhirnya membuat saya jauh, lebih bahagia (meski juga lebih stres),” ungkap Sydney.
Perjuangan single parent: Kesepian
Sydney mengungkap bahwa satu hal yang paling menyiksa saat menjadi seorang ibu tunggal yaitu rasa sepi.
“Satu hal yang saya benar-benar tidak harapkan adalah isolasi intens akibat menjadi seorang ibu tunggal.”
Ketika menikah, Anda menjadi terbiasa dengan kehadiran pasangan sepanjang waktu.
“Setelah pernikahan berakhir saya harus menjalani penyesuaian besar. Setelah saya menidurkan anak-anak setiap malam, saya dipaksa menghadapi jam-jam kosong yang panjang sebelum tidur, yang sepertinya tidak mungkin terisi tanpa seorang teman.”
“Keheningan itu menakutkan, dan saya membayangkan tentang pindah ke rumah ibu saya, di mana saya bisa berbincang dengan seseorang. Tetapi saya tidak melakukannya, dan baru-baru ini, saya sadar untuk pertama kalinya bahwa saya benar-benar telah belajar bagaimana hidup sendirian, dan juga menyukainya,” tambahnya.
Perjuangan single parent: Lebih banyak berkompromi
Sydney menyebutkan menjadi ibu tunggal seringkali membuat dirinya merasa bersalah.
“Saya tidak dapat memberi anak anak saya waktu sebanyak yang mereka nikmati sebelum suami saya dan saya berpisah. Rasa bersalah tentang hal ini kadang-kadang bisa sangat berat, tetapi saya belajar untuk memberikan yang terbaik bagi mereka,” ungkapnya.
***
Bagaimana dengan Anda, Bunda? Apakah juga mengalami perjuangan single parent seperti Sydney?
Baca juga: