Bumil waspadai perdarahan antepartum di usia kehamilan lebih dari 24 minggu 

Menjalani masa kehamilan memang sering membuat kita harus waspada dan berhati-hati dalam menjaga janin dalam kandungan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sebab banyak sekali kasus kehamilan yang sering tidak disadari terjadi pada ibu hamil salah satunya adalah terjadinya perdarahan antepartum. 

Sejak kehamilan trimester pertama, ibu hamil sebetulnya ada yang pernah merasakan adanya perdarahan ringan seperti munculnya flek. Hal itu bisa segera diatasi jika bumil bisa segera bedrest dari aktivitasnya. Perdarahan bisa muncul lagi di trimester kedua akhir atau memasuki trimester ketiga yang disebut perdarahan antepartum.

Beberapa kasus perdarahan memang patut diwaspadai, misalnya perdarahan antepartum yang dapat membuat janin meninggal dalam kandungan.

Perdarahan antepartum adalah perdarahan melalui vagina yang terjadi pada usia kehamilan lebih dari 24 minggu. Perdarahan antepartum merupakan salah satu kondisi kegawatdaruratan yang perlu mendapatkan penanganan segera. Bila tidak cepat ditindaklanjuti, perdarahan antepartum dapat menyebabkan kematian baik pada ibu maupun pada janin.

Waspadai perdarahan antepartum pada masa kehamilan

Di Indonesia sendiri, perdarahan merupakan salah satu dari lima penyebab utama kematian pada ibu selain hipertensi dalam kehamilan.  Selain itu juga ada persalinan lama atau macet, infeksi, dan keguguran. Pada tahun 2013, sebanyak 30,3% kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh perdarahan.

Penyebab perdarahan antepartum

Para ahli medis terus melakukan berbagai penelitian untuk mencari tahu penyebab pasti pemicu terjadinya perdarahan antepartum. Namun hingga kini, dari keseluruhan kasus perdarahan antepartum, sebagian didiagnosis akibat robekan plasenta, plasenta previa, persalinan prematur, dan gangguan pada leher rahim. Meski demikian secara statistik, sekitar 50 persen kasus perdarahan antepartum tidak dapat diketahui penyebab pastinya meski telah dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Gejala perdarahan antepartum yang harus diwaspadai

Gejala utama perdarahan antepartum adalah darah yang keluar melalui vagina. Perdarahan ini dapat disertai dengan nyeri atau tidak. Jika disertai dengan nyeri, kemungkinan perdarahan disebabkan karena robekan plasenta. Namun jika sebaliknya, kemungkinan besar penyebabnya adalah plasenta previa.

Tanda gejala lain perdarahan antepartum 

  • Timbulnya kontraksi rahim.
  • Bisa juga terjadi tanda-tanda syok hipovolemik pada si ibu akibat kehilangan banyak darah.
  • Tanda-tanda syok ini berupa linglung, pucat, bernapas dengan cepat, berkeringat dingin, produksi urine berkurang atau tidak berkemih sama sekali, lemas, dan pingsan.
  • Terkadang, bagi ibu hamil yang fit dan berusia muda, tanda-tanda ini tidak tampak dan baru diketahui ketika keadaan sudah sangat memburuk.

Lakukan ini jika mengalami perdarahan antepartum

  • Jangan anggap sepele meski darah yang keluar hanya sedikit. Sebab ada kemungkinan terdapat perdarahan parah yang belum sepenuhnya keluar.
  • Saat terjadi perdarahan hebat, keselamatan ibu akan selalu menjadi prioritas utama. Keputusan terkait dengan kelahiran bayi pun harus menunggu sampai kondisi ibu stabil.

Mengenai kategori besar atau kecilnya perdarahan, Anda dapat melihat gambaran ini untuk mengetahuinya

  • Perdarahan besar, yaitu apabila tubuh kehilangan darah lebih dari 1.000 ml dengan atau tanpa tanda-tanda syok.
  • Perdarahan sedang yaitu apabila tubuh kehilangan darah sebanyak 50 – 1.000 ml dan tidak disertai tanda-tanda syok.
  • Perdarahan kecil yaitu apabila tubuh kehilangan darah kurang dari 50 ml dan sudah berhenti.

Lain halnya apabila terjadi gawat janin. Timbulnya kondisi ini merupakan indikasi adanya pengurangan volume darah. Hal tersebut merupakan situasi mendesak, di mana bayi harus dikeluarkan tanpa perlu lagi mempertimbangkan usia janin.

Perdarahan antepartum merupakan kondisi serius yang perlu mendapat penanganan secepat mungkin oleh dokter. Untuk mengganti darah dan cairan tubuh yang keluar dari perdarahan, ibu perlu mendapat terapi cairan dan transfusi darah.

Pada tahap selanjutnya, penanganan lebih lanjut sangat bergantung kepada penyebab perdarahan antepartum itu sendiri, tingkat perdarahan, keadaan gawat janin, kondisi dan usia kehamilan, serta riwayat kesehatan Anda. Semoga artikel ini bermanfaat untuk ibu hamil !

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

 

Sumber : Alodokter 

 

Baca juga : 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

 

Hampir meninggal akibat perdarahan, ibu ini diselamatkan oleh bayinya

Perdarahan Pasca Melahirkan, Ibu ini Meninggal Tanpa Sempat Menyentuh Bayinya

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

theresia