“Saya paling tidak sabar untuk mengajari anak, apalagi ketika anak ada PR” ujar salah satu ibu mengenai keputusannya mendaftarkan anaknya untuk mengikuti les pelajaran di luar rumah, “Lebih baik saya me-les-kannya daripada saya marah-marah pada anakku karena tidak sabar dalam menjelaskan.” Memang mengerjakan PR sering menjadi ancaman yang menakutkan bagi anak, terutama jika orangtuanya menjadi marah karena ia tidak mengerti. Di sinilah diperlukannya peran orangtua mendorong anak mengerjakan PR dengan sabar dan lemah lembut dalam membimbing anak dalam mengerjakan PR atau tugas sekolahnya itu.
Konsentrasi mengerjakan PR
Banyak anak yang mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi karena begitu banyaknya kegiatan di luar rumah atau karena suasana rumah yang tidak mendukung kegiatannya untuk berkonsentrasi mengerjakan tugas sekolah.
Orangtua harus dapat mengetahui kebutuhan akan suasana yang mendukung anak untuk berkonsentrasi, sebab jika tidak, bisa jadi anak Anda dapat menjadi bosan dan jenuh dengan pelajarannya.
Penting! Di halaman selanjutnya mengenai lamanya waktu mengerjakan PR…
Jangan terlalu lama mengerjakan PR
Penelitian dari pakar pendidikan, Harris Cooper dari Duke University, Durham, North Carolina, Amerika Serikat, mengatakan bahwa anak-anak tidak boleh mengerjakan PR atau tugas sekolahnya terlalu lama. Cukup dengan interval 10 menit menurut dari tingkat pendidikannya. Semakin anak tersebut rendah pendidikannya, maka semakin sebentar pula waktu yang diperlukannya untuk mengerjakan tugas sekolahnya. Misalnya; anak SD kelas 1 cukup 10 menit, anak SD kelas 2 cukup 20 menit, anak SD kelas 3 cukup 30 menit. Akan tetapi waktu mengerjakan tugas sekolah tidak lebih dari 2 jam, karena nantinya akan membebani anak.
Penting! Baca tips agar anak mengerjakan PR di halaman berikutnya…
Tips peranan orangtua agar anak mengerjakan PR
- Matikan televisi
Buatlah peraturan di rumah mengenai waktu untuk menonton televisi. - Tempat yang nyaman
Pilihlah tempat yang bebas gangguan dan nyaman untuk anak mengerjakan PR. Anak dapat mengerjakannya di kamar, di ruang keluarga, atau di ruang makan, asal mendukung kegiatan mereka. - Rutinitas
Jadikanlah kegiatan mengerjakan PR itu sebagai kegiatan yang rutin, dengan waktu yang sama setiap harinya. Misalnya; setelah makan malam atau setelah waktu bermain. - Lamanya waktu mengerjakan
Anak anak memiliki kemampuan untuk berkonsentrasi berbeda beda. Semakin dewasa, maka semakin lama pula kemampuannya untuk berkonsentrasi. Untuk anak SD 10 menit adalah waktu yang cukup untuk berkonsentrasi. - Menanamkan pengertian
Berikan pengertian kepada anak bahwa mengerjakan PR atau tugas sekolah bukan sekadar untuk memenuhi kewajibannya sebagai seorang pelajar. Tapi juga untuk kebaikan dirinya sendiri,karena anak dapat memiliki ketrampilan dan kemampuan yang makin terasah. - Bosan dan frustasi
Jika anak marah karena tidak mampu mengerjakan PR-nya,maka ajak anak untuk berhenti dan beristirahat sesaat. Pada saat ini orang tua dapat turut campur membantu anak dengan menjelaskan lebih terperinci atau mencarikan jalan keluarnya (bukan langsung memberikan jawabannya) - Orangtua membantu anak
Membantu anak mengerjakan tugas sekolahnya sebenarnya tidak baik, orang tua hanya dapat mendampingi dan memberikan saran untuk anak dalam mengerjakan tugas sekolahnya tersebut. Selanjutnya biar anak yang memutuskan dan mengerjakannya. Sehingga jangan langsung turun tangan untuk membantu anak mengerjakan tugas sekolahnya, apalagi jika si anak ternyata mampu mengerjakannya.
Membantu anakpun harus dengan cara yang menyenangkan, karena dengan hati yang tenang dan gembira, anak pasti dapat lebih mengerti dan memahami persoalan dalam tugas sekolahnya. Sehingga juga melatih anak juga untuk menjadi kreatif dalam memecahkan persoalan dengan cara yang baik.