Seorang bayi dikatakan terlahir secara prematur bila sang ibu melahirkan jauh sebelum jatuh tempo atau sebelum usia kehamilan 37 minggu. Kondisi ini tentunya perlu perhatian khusus mengingat kelahiran prematur berisiko pada kesehatan jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk mencegahnya, penting bagi Parents untuk mengetahui apa saja penyebab bayi prematur ini.
Bila ditinjau berdasarkan statistik, ternyata Indonesia masih masuk 5 besar negara yang mengalami kondisi preterm atau lahir prematur tertinggi. Fakta ini disapaikan Dr. dr. Ali Sungkar Sp.OG-KFM, dokter ObGyn dari RSCM, pada acara “Nutrisi dan Penanganan Tepat Bantu Anak Prematur Tumbuh Optimal” bersama Danone, di Jakarta (14/11/2019).
”Angkanya kira-kira sudah mencapai 15,5% yang artinya 1 dari 7 bayi yang terlahir di Indonesia itu lahir prematur. Sementara perlu kita ketahui bahwa kematian neonatal terbanyak ialah karena komplikasi dari bayi prematur,” ujar Dr. Ali.
Penyebab bayi prematur
Lebih jauh, Dr. Ali pun menuturkan bahwa ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab bayi prematur. Salah satu hal yang perlu diwaspadai ialah kondisi infeksi pada ibu hamil lho Parents.
Beberapa penyebab bayi prematur antara lain :
1. Masalah Plasenta
Berbagai masalah pada plasenta hendaknya diwaspadai, misalnya saja plasenta Previa. Bila Bunda mengalaminya sebaiknya segera periksakan ke dokter untuk penanganan terbaik.
2. Perdarahan antepartum
Kondisi ini merupakan perdarahan yang terjadi melalui vagina, biasanya pada usia kehamilan di atas 24 minggu. Menurut dr. Ali kondisi ini sangat gawat sehingga perlu ditangani secepatnya, pada beberapa kasus dengan melahirkan secara prematur.
3. Penyakit yang diderita ibu
Kondisi tekanan darah tinggi ini pada ibu hamil sangat berbahaya berdampak pada asupan nutrisi selama kehamilan. Selain itu ibu yang mengalami diabetes maupun anemia wajib mewaspadainya. Ibu yang mengalami kondisi-kondisi akan lebih berisiko melahirkan secara prematur.
4. Usia ibu
”Usia ibu yang terlalu muda atau terlalu tua bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur. Ini lebih rentan terjadi pada ibu hamil berusia kurang dari 17 tahun dan lebih dari 35 tahun,”Munar Dr. Ali.
5. Infeksi saat kehamilan
Infeksi yang terlihat ringan seperti pada gusi dan gigi bisa memicu kondisi ini, atau yang lebih dikenal dengan istilah periodontal.
”Setiap ibu hamil itu wajib memeriksakan ada atau tidaknya infeksi. Semuanya harus dipastikan, infeksi pada gusi dan gigi misalnya harus segera ditangani, kalau tidak bisa bahaya, bakteri bisa menyerang janin sekalipun ketuban tidak pecah,” ujarnya.
6. Ketuban pecah dini
Saat kondisi ketuban pecah sebelum waktunya, dokter biasanya memberikan penanganan secepatnya, bayi pun terpaksa dilahirkan dini atau prematur untuk menghindari berbagai komplikasi yang mungkin terjadi.
7. Kehamilan kembar
Pada kehamilan kembar rentan terjadi banyak risiko yang membuat persalinan prematur sebaiknya dilakukan. Kondisi Twin to Twin sindrom dan ketuban pecah dini yang mungkin dialami, misalnya, membuat bayi terpaksa dilahirkan lebih awal.
8. Gaya hidup tidak sehat
Pola hidup tidak sehat seperti tidak memenuhi asupan gizi seimbang, kurang aktivitas fisik, maupun kebiasaan merokok dan minum alkohol bisa membuat ibu hamil rentan mengalami persalinan prematur.
9. Gangguan mental dan stres
Saat berada dalam kondisi stres, tubuh kita mengeluarkan hormon kortisol yang rupanya bisa memengaruhi pada perlekatan embrio dan plasenta. Kondisi inilah yang bisa membuat Bunda lebih rentan mengalami persalinan prematur.
Dengan mengetahui beragam penyebab penyebab bayi prematur, diharapkan kewaspadaan Bunda selama menjalani kehamilan. Persiapnya, bahkan perlu dilakukan pada saat Bunda dan pasangan merencanakan kehamilan.
Biar bagaimana pun, jika tubuh Bunda telah siap, tentu saja janin bisa tumbuh dengan sehat dengan maksimal. Selain itu, jangan lupa untuk selalu rutin melakukan pemeriksaan dan berkonsultasi dengan dokter kandungan, terlebih lagi jika telah mengalami satu atau lebih faktor risiko di atas.
Baca Juga :