Anda rutin memeriksakan tekanan dan kadar kolesterol darah? Ternyata, itu saja tidak cukup, ada komponen lain yang tak boleh luput dimonitor, yakni kadar trigliserida di dalam darah.
Trigliserida adalah salah satu jenis lemak di dalam tubuh yang berasal dari makanan, khususnya sumber lemak jenuh seperti butter, minyak, keju, dan lemak lainnya yang dikonsumsi. Trigliserida juga bersumber dari asupan kalori yang berlebih, utamanya dari makanan tinggi karbohidrat.
Ketika asupan kalori berlebih, tubuh tidak akan langsung menggunakannya sebagai sumber energi melainkan diubah menjadi trigliserida dan disimpan di dalam sel-sel lemak. Kala tubuh memerlukan energi, maka trigliserida ini akan diuraikan kembali. Bila seseorang terus-menerus mengonsumsi lebih banyak kalori ketimbang yang dibakar, lama-kelamaan kadar trigliserida pun meningkat.
Mengapa Kadar Trigliserida Penting untuk Diketahui?
Kadar trigliserida sejatinya merupakan penanda kesehatan jantung dan pembuluh darah. Berbagai studi telah menunjukkan bahwa kandungan yang tinggi atau disebut hipertrigliseridemia, memicu pengerasan dan penebalan dinding pembuluh darah arteri (atherosclerosis), yang selanjutnya meningkatkan risiko terjadinya stroke, serangan jantung, dan masalah kesehatan lainnya.
Di samping itu, kadar yang teramat tinggi juga memicu peradangan organ pankreas (pankreatitis), yang dapat bersifat fatal. Pankreas adalah organ penting yang berperan membantu proses pencernaan serta mengatur kadar gula darah.
Kadar Trigliserida yang Normal
Kadar trigliserida biasanya diperiksa bersamaan dengan kadar kolesterol. Secara kolektif, ini disebut sebagai pemeriksaan profil lipid. Agar hasilnya akurat, maka individu perlu berpuasa selama 12-14 jam sebelum pemeriksaan darah dilakukan. Berikut adalah acuan interpretasi hasil pemeriksaan kadar trigliserida darah:
- Normal < 150 mg/dL atau < 1,7 mmol/L
- Batas tinggi 150-199 mg/dL atau 1,8-2,2 mmol/L
- Tinggi 200-499 mg/dL atau 2,3-5,6 mmol/L
- Sangat Tinggi > 500 mg/dL atau > 5,7 mmol/L
Pada dasarnya, kadar yang di atas 150 mg/dL meningkatkan risiko terhadap penyakit jantung dan pembuluh darah.
Gejala Penyakit Hipertrigliseridemia
Kadar yang tinggi di dalam darah umumnya tidak menunjukkan gejala apapun hingga kadarnya menjadi sangat tinggi, yakni mencapai 1.000-2.000 mg/dL. Pada titik ini, gejala yang muncul dapat berupa:
- Nyeri perut akibat gangguan saluran cerna
- Sesak nafas
- Kehilangan daya ingat
- Demensia atau pikun
- Xanthelasma – penumpukan lemak berwarna kekuningan di sekitar kelopak mata
- Arkus kornea – cincin putih keabuan di bagian luar kornea mata
- Xanthoma – penumpukan lemak berwarna kekuningan di bawah kulit punggung, dada, bokong, lengan atas atau paha.
Pada sebagian kecil kasus, individu dengan kadar trigliserida yang sangat tinggi menunjukkan gejala-gejala dari pankreatitis, yaitu nyeri perut berat, mual muntah hebat, demam dan hilangnya nafsu makan.
Penyebab Penyakit Hipertrigliseridemia
Hipertrigliseridemia dapat terjadi akibat berbagai faktor. Yang tersering yakni:
- Gaya hidup yang tidak sehat seperti sering mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat, alkohol yang berlebihan, dan merokok.
- Adanya penyakit atau kondisi tertentu seperti obesitas, diabetes tipe 2 yang tidak terkontrol, sindrom nefrotik, hipotiroidisme, dan kondisi hamil.
- Penggunaan obat-obatan tertentu. Kadar trigliserida yang tinggi dapat merupakan efek samping dari penggunaan obat-obatan seperti diuretik, hormon estrogen dan progestin, retinoid, steroid, penyekat beta (beta-blockers), obat imunosupresan, dan beberapa obat anti-HIV.
- Faktor genetik. Kadar trigliserida yang tinggi dapat bersifat diturunkan seperti pada penyakit hipertrigliseridemia familial.
Cara Mengobati Penyakit Hipertrigliseridemia
Untuk memperbaiki kadar yang tinggi, perubahan gaya hidup adalah kunci suksesnya. Berikut hal-hal yang perlu dilakukan.
- Rutin beraktivitas fisik. Lakukan aktivitas fisik selama 30 menit per hari. Usahakan untuk melakukannya setiap hari. Aktivitas fisik yang rutin dapat menurunkan kadar trigliserida dan meningkatkan kadar kolesterol baik (high-density lipoprotein/HDL).
- Batasi konsumsi gula tambahan dan karbohidrat sederhana. Batasi makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat sederhana seperti roti putih, kue-kue manis, jus buah, minuman bersoda, dan minuman manis lainnya.
- Turunkan berat badan. Hipertrigliseridemia ringan-sedang dapat diperbaiki dengan menurunkan asupan kalori. Kembali diingatkan bahwa kelebihan kalori akan diubah menjadi trigliserida dan disimpan sebagai lemak. Dengan demikian, menurunkan asupan kalori akan menurunkan pula kadar trigliserida darah.
- Konsumsi lemak sehat. Kurangi konsumsi lemak jenuh yang ada di dalam daging merah dengan lemak sehat yang berasal dari tanaman dan buah, seperti minyak zaitun, minyak kanola, dan alpukat. Akan lebih baik bila konsumsi daging merah diganti dengan ikan kaya asam lemak omega-3 seperti ikan kembung atau salmon. Hindari pula konsumsi asam lemak trans atau makanan dengan minyak atau lemak yang terhidrogenasi seperti gorengan.
- Batasi jumlah alkohol yang dikonsumsi. Alkohol tinggi kalori dan gula, sehingga dapat semakin meningkatkan kadar trigliserida darah. Bila Anda mengalami hipertrigliseridemia berat, hindari konsumsi alkohol sepenuhnya.
Lantas, perlukah menggunakan obat-obatan?
Pada prinsipnya, tidak semua individu dengan hipertrigliseridemia memerlukan obat-obatan untuk menurunkannya. Perlu atau tidaknya bergantung pada kadar trigliserida, usia, riwayat penyakit dalam keluarga dan masalah kesehatan lainnya. Dari faktor-faktor ini baru dokter akan memutuskan apakah betul diperlukan obat penurun trigliserida. Bila kadar trigliserida sangat tinggi, mungkin diperlukan lebih dari satu obat untuk menurunkannya.
Jenis obat-obatan yang dipakai yaitu:
- Fibrat. Contoh kandungan aktifnya yakni fenofibrate dan gemfibrozil. Fibrat tidak digunakan bila Anda mengalami penyakit ginjal atau hati yang berat.
- Statin. Obat-obat dalam golongan ini merupakan obat penurun kolesterol. Statin baru digunakan bila kadar kolesterol juga tinggi, serta terdapat riwayat penyumbatan pembuluh darah atau diabetes. Contoh kandungan aktifnya yakni simvastatin, atorvastatin, dan rosuvastatin.
- Niasin. Nama lainnya yakni asam nikotinat. Obat ini dapat menurunkan kadar trigliserida sekaligus kolesterol jahat (low-density lipoprotein/LDL) di dalam darah. Konsumsinya perlu hati-hati sebab niasin dapat berinteraksi dengan banyak obat lain dan menyebabkan efek samping yang bermakna.
- Suplemen minyak ikan. Minyak ikan mengandung asam lemak omega-3 yang dapat membantu menurunkannya. Namun demikian, konsumsinya dalam dosis tinggi dapat mengganggu proses pembekuan darah.
Meski pada akhirnya diperlukan obat-obatan untuk menurunkan kadar trigliserida, gaya hidup harus sehat dan dijalankan secara konsisten. Obat-obatan mungkin dapat membantu, namun perubahan gaya hidup merupakan kunci untuk mencegah kadar trigliserida yang tinggi.