Peradangan atau inflamasi merupakan sebuah proses di mana sel darah putih dan komponen penyusun daya tahan tubuh lainnya berusaha melindungi tubuh dari infeksi, yang umumnya berasal dari luar tubuh seperti bakteri dan virus.
Selain itu, kondisi ini juga dapat terjadi tanpa adanya pemicu dari luar, seperti pada penyakit autoimun. Pada kondisi ini, sistem kekebalan menyerang jaringan normal dalam tubuh dan menimbulkan peradangan.
Penyebab dan Jenis-jenis Peradangan
Secara umum, peradangan dibagi menjadi dua tipe berdasarkan onset atau waktu terjadinya penyakit:
- Akut, biasanya terjadi dalam waktu singkat, yakni dalam beberapa jam atau hari bergantung pada penyebabnya. Pada tipe ini, gejala peradangan berhubungan dengan infeksi atau cedera tertentu.
- Kronik, merupakan peradangan yang terjadi lebih lambat dan umumnya tidak seberat peradangan akut. Disebut kronik karena berlangsung selama beberapa minggu bahkan bisa lebih dari enam minggu. Kondisi kronik biasanya berhubungan dengan penyakit autoimun atau stres berkepanjangan.
Peradangan akut dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut:
- Infeksi berbagai sistem organ dalam tubuh, seperti infeksi saluran pencernaan (enteritis, apendisitis), infeksi saluran pernapasan (faringitis, bronkitis, pneumonia), infeksi saluran kemih, infeksi kulit, infeksi pada mata, dan organ lainnya.
- Cedera, misalnya luka atau trauma pada bagian tubuh tertentu.
- Paparan terhadap faktor eksternal, misalnya sengatan lebah, gigitan serangga.
- Adanya reaksi alergi.
Sedangkan kondisi radang kronik dapat terjadi pada seseorang yang mengalami penyakit autoimun, seperti systemic lupus erythematosus (SLE), artritis reumatoid, dan psoriasis, atau terpapar zat yang bersifat iritan dalam jangka panjang, misalnya bahan kimia dari industri.
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi yang kronik, yakni usia lanjut, berat badan berlebih (obesitas), pola makan tinggi lemak jenuh dan gula sederhana, perokok, stres, dan masalah tidur.
Gejala yang Perlu Diperhatikan
Ada lima gejala utama yang perlu diperhatikan, yaitu:
- Nyeri. Sensasi ini dapat berasal dari cedera itu sendiri atau akibat respon tubuh yang mengeluarkan senyawa kimia tertentu yang memicu nyeri.
- Kemerahan. Hal ini terjadi karena peningkatan aliran darah di daerah yang radang.
- Bengkak. Gejala ini terjadi karena adanya penumpukan cairan di area yang radang.
- Peningkatan suhu. Hal ini berhubungan dengan peningkatan aliran darah di sekitar area yang mengalami peradangan.
- Kehilangan fungsi. Kondisi peradangan membuat area tertentu mengalami keterbatasan dalam bergerak akibat adanya nyeri atau bengkak.
Selain lima gejala utama di atas, radang juga dapat menimbulkan gejala lain seperti demam, menggigil, nyeri kepala, badan lemas, kehilangan nafsu makan, serta gejala yang berhubungan dengan organ tubuh yang sedang radang.
Misalnya, bila terjadi di saluran cerna, individu akan mengalami mual, muntah, gangguan buang air besar, dan nyeri perut. Sedangkan individu jika randang di saluran napas akan mengalami batuk, nyeri tenggorokan, nyeri saat bernapas, atau sesak napas. Untuk kondisi radang di area persendian akan menimbulkan gejala nyeri dan keterbatasan gerak di sendi yang terdampak.
Diagnosis Peradangan
Untuk mengetahui kemungkinan penyebabnya, dokter akan melakukan wawancara medis serta pemeriksaan fisik. Setelah itu, mungkin diperlukan pemeriksaan penunjang untuk mengonfirmasi penyebab yang pasti.
Untuk lebih memastikan, ada beberapa pemeriksaan penunjang yang dilakukan dapat berupa:
- Cek darah. Pemeriksaan umumnya mencakup panel-panel sel darah serta penanda peradangan. Pemeriksaan ini tidak spesifik sehingga tidak dapat mengarahkan penyebab pasti peradangan.
- Radiologi. Sebagai contoh, rontgen dada untuk melihat adanya infeksi saluran napas atau rontgen sendi untuk melihat adanya peradangan pada persendian tersebut.
- Pemeriksaan lain yang lebih spesifik untuk mengetahui penyebab infeksi, seperti kultur bakteri, pemeriksaan materi genetik virus tertentu, atau penanda spesifik penyakit tertentu.
Cara Mengobati
Secara umum, berikut beberapa pengobatan yang diberikan untuk mengatasinya :
- Paracetamol atau asam mefenamat untuk mengurangi rasa nyeri.
- Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen atau diclofenac, maupun jenis lainnya untuk mengurangi pembengkakan yang terjadi.
- Obat golongan steroid, untuk peradangan akibat beberapa kondisi seperti artritis, dermatitis, lupus, dan peradangan kronik lainnya.
- Pengobatan spesifik sesuai dengan penyebabnya. Sebagai contoh, pada peradangan akut akibat reaksi alergi, dokter akan memberikan obat antialergi, sementara jika randang akut akibat infeksi bakteri, dokter akan memberikan antibiotik untuk menghentikan infeksi yang memicu peradangan.