Panu adalah infeksi jamur yang ditandai dengan kemunculan bercak berwarna terang atau gelap pada kulit. Dalam istilah medis, kondisi ini disebut dengan tinea versicolor.
Bercak kulit akibat panu umumnya berwarna putih dan muncul di area punggung, dada, lengan atas, leher, hingga perut.
Meski tidak menimbulkan rasa sakit, panu bisa membuat penderitanya merasa tidak nyaman dan menurunkan rasa percaya diri. Penyakit ini tidak menular, tetapi bercak yang timbul dapat menyatu dan bertambah besar seiring waktu.
Panu dapat dialami oleh siapa saja, tetapi paling sering dialami oleh remaja dan dewasa muda.
Gejala Panu
Gejalanya yang khas adalah munculnya bercak pada permukaan kulit dengan ciri:
- Bercak berwarna putih atau lebih gelap dari kulit.
- Bentuk bulat atau tidak beraturan.
- Saat diraba, tekstur kulit pada bercak seperti bersisik.
- Bercak dapat terasa gatal, terutama saat berkeringat.
- Biasanya muncul pada area yang banyak berkeringat, tertutup pakaian dan lembab.
Beberapa kondisi kulit yang serupa gejala panu adalah vitiligo dan pitiriasis rosea. Namun, ada ciri khusus yang membedakan antara kedua kondisi tersebut dengan panu.
Bercak kulit akibat vitiligo biasanya berbentuk simetris dan seringkali muncul di jari, pergelangan tangan, ketiak, mulut, mata, atau selangkangan. Sedangkan pitiriasis rosea ditandai dengan ruam atau bercak yang kemerahan dan bersisik pada kulit.
5 Hal yang Menyebabkan Panu
Panu disebabkan oleh infeksi jamur Malassezia yang normalnya memang ada di permukaan kulit. Jamur ini umumnya tidak menimbulkan gangguan kecuali bila terdapat faktor-faktor yang memicu pertumbuhan jamur secara berlebihan, seperti:
- Cuaca panas dan lembab.
- Keringat berlebihan.
- Kulit berminyak.
- Perubahan hormon.
- Sistem imun yang lemah.
Studi juga menemukan bahwa seseorang lebih berisiko mengalami penyakit panu bila terdapat riwayat keluarga dengan penyakit yang sama.
Untuk mendiagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada kulit Anda. Dokter mungkin menggunakan lampu khusus, yakni lampu Wood untuk melihat kondisi kulit di bawah sinar ultraviolet. Pada pemeriksaan ini, kulit yang terinfeksi jamur akan berwarna kuning atau hijau.
Bila diperlukan, dilakukan pengambilan sampel kerokan atau jaringan kulit (biopsi) untuk dievaluasi di laboratorium guna mendeteksi keberadaan jamur.
Pengobatan yang Bisa Dilakukan
Pengobatan penyakit kulit ini tergantung pada tingkat keparahannya. Bila gejala ringan dan kelainan tidak luas, bisa diatasi dengan antijamur topikal, seperti losion, krim, atau sampo yang dijual bebas dan bisa dibeli di apotek. Beberapa pilihan obatnya, antara lain:
- Ketoconazole (Ketoconazole, Nizoral) krim, gel atau sampo.
- Ciclopirox (Loprox, Penlac) krim, gel atau sampo.
- Tablet flukonazol (Diflucan) atau larutan oral.
- Itrakonazol (Onmel, Sporanox) tablet, kapsul atau larutan oral.
- Selenium sulfida (Selsun) losion atau sampo.
Sebelum menggunakan obat-obatan ini, pastikan untuk membersihkan area kulit yang terinfeksi dan mengeringkannya. Kemudian, oleskan secara tipis 1-2 kali sehari pada kulit selama dua minggu. Jika menggunakan sampo, gosok pada area kulit yang terinfeksi dan bilas setelah 5-10 menit, tergantung pada jenis obat yang Anda gunakan. Apabila tidak ada perbaikan setelah empat minggu, segeralah berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit.
Apabila panu menyebar dan semakin luas, dokter akan meresepkan antijamur oral yang perlu diminum sekali sehari selama 1-4 minggu.
Setelah infeksi berhasil diatasi, warna kulit Anda bisa tetap tidak merata selama beberapa minggu hingga bulan. Infeksi jamur juga dapat kembali saat cuaca panas dan lembab. Bila panu sering terjadi, Anda mungkin perlu minum antijamur 1-2 kali dalam sebulan untuk mencegah infeksi berulang.
Bisakah Penyakit Kulit Ini Dicegah?
Cara terbaik untuk mencegah panu adalah dengan menjaga kebersihan kulit dan menghindari berbagi barang pribadi dengan orang lain (seperti handuk, celana dalam, dan baju). Perlu diketahui bahwa panu termasuk penyakit yang mudah kambuh. Karenanya, lakukan cara-cara berikut untuk mencegahnya muncul kembali:
- Hindari cuaca panas dan lembab.
- Pakai baju longgar dengan bahan yang menyerap keringat.
- Gunakan produk kecantikan yang tidak berminyak atau non-komedogenik.
- Menggunakan obat yang diresepkan dokter untuk mencegah infeksi berulang.
Selain itu, jangan enggan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit bila muncul bercak pada kulit yang tidak diketahui penyebabnya dan disertai dengan rasa gatal. Bercak yang demikian tak selalu menandakan panu. Kalaupun betul panu, tidak perlu malu sebab kondisi ini bisa dialami siapa saja dari berbagai usia.