Penyakit komorbid menjadi istilah yang cukup populer semenjak pandemi melanda. Disebutkan bahwa pengidap penyakit komorbid akan mengalami risiko gejala yang parah jika terinfeksi COVID-19. Benarkah demikian dan sebenarnya apa itu penyakit komorbid?
Namun, perlu dipahami bahwa siapa saja memiliki risiko terpapar Virus Corona jika tidak menjaga kebersihan dan kesehatan. Baik mereka yang mengidap penyakit komorbid maupun tidak, sama-sama harus waspada akan COVID-19. Menjalankan protokol kesehatan seperti rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan menjaga jarak dengan orang lain dapat meminimalisir risiko kita terpapar virus. Jika sedang dalam perjalanan atau hendak bepergian, maka bawalah hand sanitizer dan masker cadangan untuk menggantikan masker yang sudah lebih dari 1 jam digunakan.
Artikel Terkait: Jenis-Jenis Penyakit Autoimun yang Sering Menyerang Wanita
Apa Itu Penyakit Komorbid?
Melansir dari Very Well Health, komorbiditas adalah adanya dua atau lebih kondisi yang terjadi pada seseorang, baik pada saat yang sama, atau secara berurutan. Kondisi yang disebut komorbiditas seringkali merupakan kondisi jangka panjang atau kronis. Dalam kata lain, penyakit komorbid adalah penyakit penyerta.
Ada banyak kemungkinan komorbiditas yang berbeda, dari penyakit mental dan penyalahgunaan obat yang terjadi bersamaan hingga kondisi seperti diabetes dan tekanan darah tinggi. Kondisi ini sendiri dapat mencakup penyakit fisik dan juga penyakit mental.
Beberapa penyakit penyerta cenderung muncul bersamaan karena berbagai alasan. Bisa jadi faktor risikonya sama untuk dua penyakit tertentu hingga seseorang lebih mungkin tertular keduanya.
Komorbid bisa disebabkan oleh tiga jenis kelas. Pertama, ketika satu penyakit secara langsung memengaruhi timbulnya penyakit kedua, misalnya ketika seseorang depresi dan mengobati stres dengan menggunakan alkohol, ia bisa terkena gangguan hati.
Kelas kedua yaitu adanya efek tidak langsung pada sebuah penyakit yang menyebabkan penyakit penyerta, contohnya diagnosis penyakit kronis seperti jantung dapat memengaruhi mental sehingga pasien mengalami gangguan kecemasan.
Pada kelas ketiga, komorbid bisa terjadi karena penyebab yang umum. Sebagai contoh, peristiwa traumatis dapat menyebabkan kecemasan dan juga gangguan suasana hati.
Faktor biologis dapat menjadi penyebab umum penyakit komorbid. Sebuah studi di tahun 1995 menunjukkan bahwa ada faktor genetik umum yang memainkan peran penting dalam membawa komorbiditas kuat yang ditemukan di antara banyak gangguan mental yang umum terjadi.
Artikel Terkait: Penyakit Herpes: Gejala, Faktor Risiko, dan Pencegahannya
Jenis Penyakit Komorbid yang Umum
Berdasarkan penyakit utamanya, dapat berbeda pula penyakit komorbid yang menyertainya.
1. Pasien Obesitas
Menurut penelitian, obesitas diketahui memengaruhi orang untuk banyak penyakit penyerta. Berdasarkan data dari Obesity Medicine Association, faktanya ada sekitar 236 masalah medis termasuk 13 jenis kanker yang terkait dengan obesitas. Komorbiditas yang cenderung dialami mereka yang mengidap obesitas adalah sebagai berikut:
- Resistensi Insulin
- Diabetes tipe 2
- Hipertensi
- Dislipidemia
- Penyakit kardiovaskular
- Stroke
- Radang Sendi
- Sleep Apnea
- Batu Empedu
- Kadar Asam Urat Tinggi
- Osteoarthritis
- Kanker Payudara, Kolorektal, dan Kantung Empedu
- Depresi
2. Diabetes
Komorbiditas yang terkait dengan penyakit diabetes atau kadar gula darah yang tinggi meliputi sebagai berikut:
- Dislipidemia
- Penyakit lemak hati non-alkohol
- Gagal Jantung Kongestif
- Penyakit Arteri Koroner
- Penyakit Ginjal
- Obesitas
3. Gangguan Mental
Salah satu contoh penyakit penyerta yang paling umum di bidang kesehatan mental adalah depresi dan gangguan kecemasan seperti berikut:
- Depresi Mayor
- Dysthymia
- Gangguan Bipolar
- Gangguan Stress Pascatrauma (PTSD)
- Serangan Panik
- Kecemasan Sosial
- Gangguan Kecemasan Umum
- Gangguan Obsesif Kompulsif
- Skizofrenia
Artikel Terkait: Kawasaki Disease; Penyakit Berbahaya yang Dapat Menyerang Jantung Anak
Hubungan Antara COVID-19 dan Penyakit Komorbid
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Nasional, Wiku Adisasmito menyebutkan bahwa pasien positif COVID-19 dapat memiliki gejala yang parah jika memiliki penyakit penyerta bahkan berisiko kematian.
Pasien dengan komorbid penyakit jantung memiliki risiko 9 kali lebih besar terhadap kematian dibandingkan mereka yang tidak memiliki riwayat sakit jantung. Sedangkan, komorbid dengan penyakit diabetes memiliki risiko kematian 8,3 kali lebih besar.
Selain itu, COVID-19 selain menyerang paru juga bisa membuat darah menjadi mudah kental. Jadi, pasien yang sudah punya masalah jantung, terutama masalah jantung koroner, itu bisa mengalami keluhan atau manifestasinya sama seperti orang yang kena serangan jantung karena darahnya yang kental.
Perlu diketahui bahwa semakin banyak penyakit komorbid yang dimiliki, maka risiko kematian akibat Virus Corona akan semakin tinggi. Jika pasien memiliki lebih dari satu komorbiditas, maka dipastikan risiko kematiannya akan lebih tinggi lagi.
Oleh karena itu, jika Parents atau keluarga memiliki penyakit komorbid, maka diharapkan untuk lebih waspada lagi menjaga kesehatan.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr.Gita PermataSari, MD
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca Juga:
Jangan abaikan! 5 Hal ini bisa menjadi tanda penyakit serius
Waspada! Inilah risiko penyakit yang bisa menyerang berdasarkan golongan darah